Active Fund dan Passive Fund, Apa Perbedaannya?
Buat kamu yang baru mulai berinvestasi, istilah Active Funds (Active Investing) dan Passive Funds (Passive Investing), pasti bikin pusing bukan? Kedua istilah ini memiliki arti yang berbeda lho. Untuk itu, kamu harus mengetahui perbedaannya supaya bisa memilih jenis investasi terbaik!
Baca Juga: Pasar Saham Indonesia: Pengertian, Jenis, dan Jam Perdagangan
Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!
Sekilas Tentang Active Funds dan Passive Funds
Active Funds dan Passive Funds dalam Investasi
Dalam konteks reksa dana, Active Funds merupakan jenis reksa dana dimana manajer investasi aktif menganalisa kerja, memproyeksikan harga saham serta obligasi. Bukan hanya itu saja, sang manajer investasi juga aktif dalam memilih obligasi dan saham mana yang harus dibeli dan harus dijual.
Pengelolaannya pun baru akan dibilang sukses apabila berhasil mengalahkan indeks saham maupun obligasi yang jadi acuannya. Reksa dana saham yang menggunakan IHSG sebagai benchmark dikatakan sukses apabila performanya lebih baik dibandingkan IHSG.
IHSG sendiri merupakan singkatan dari istilah Indeks Harga Saham Gabungan.
Sedangkan Passive Funds adalah reksa dana dimana manajer investasi nantinya hanya perlu meniru portofolio saham dan obligasi indeks yang ada di pasar.
Dalam reksa dana jenis ini, manajer investasi tak perlu melakukan proyeksi serta analisa harga dari sebuah saham dan obligasi. Reksa dana passive funds sendiri lebih dikenal sebagai Reksa dana Indeks. Contohnya, reksa dana saham indeks IDX30 merupakan jenis reksa dana yang memiliki portofolio yang terdiri atas saham yang ikut dalam Indeks IDX30.
Sementara itu, daftar saham yang ada dalam IDX30 sendiri tentunya dikelola serta diterbitkan oleh BEI. Jika patokan keberhasilan reksa dana Active Funds sendiri ada di kinerjanya terhadap IHSG. Maka, patokan kesuksesan pengelolaan Passive Funds adalah kinerjanya yang harus persis sama dengan performa indeks yang dipakai.
Tapi realisasinya hal tersebut tidak benar-benar bisa terjadi mengingat ada beberapa biaya lain-lain yang nantinya akan dikenakan. Mulai dari biaya manajer investasi, bank kustodian, hingga biaya transaksi.
Oleh karena itu, patokan keberhasilan yang dipakai adalah gap antara kinerja reksa dana indeks dengan indeks itu sendiri. Kemudian ukuran ini lebih dikenal sebagai Standar Error atau SE, dimana nilai SE yang dipakai umumnya berkisar 1%.
Manajer investasi nantinya akan berupaya agar perbedaan kinerja maksimalnya lebih tinggi 1% atau pun lebih rendah dibandingkan indeks yang dipakai.
Baca Juga:
Kelebihan dan Kelemahan Passive Funds dan Active Funds
Kedua jenis pengelolaan reksa dana oleh manajer investasi ini punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Nah, berikut ini penjelasan lebih lanjut seputar kelebihan dan kekurangan active funds dan passive funds!
-
Active Funds
Keuntungannya manajer investasi punya fleksibilitas lebih untuk memilih saham dan obligasi yang menguntungkan berdasarkan hasil analisa. Kekurangannya, reksa dana yang termasuk dalam kategori ini punya daftar portofolio yang terbatas jumlahnya ketika diumumkan.
Kamu bisa melihatnya dalam Fund Fact Sheet yang dipublikasikan rutin per bulannya. Sheet ini biasanya hanya membuat 10 efek terbesar walaupun jumlah efek yang ada lebih banyak dibandingkan yang dipublikasikan.
-
Passive Funds
Keunggulan utamanya ada di transparansi, apalagi portofolio investasinya terbilang terbatas di saham dan obligasi yang ada di indeks acuan. Sebagai investor, kamu bisa dengan lebih mudah melihat kinerja obligasi dan saham yang ada dalam indeks reksa dananya.
Kekurangannya ada di pilihan investasinya yang memang terbatas. Manajer investasi juma bisa memilih saham yang tercantum di indeks acuannya, apalagi tidak ada analisis dan proyeksi layaknya active funds.
Rekomendasi Passive Funds
Nah, buat kamu yang kebetulan tertarik melakukan investasi pada passive funds berikut ini ada rekomendasi terbaiknya!
-
Manajer Investasi BNP Paribas Asset Management dengan Indeks Acuan SRI-Kehati
Merupakan reksa dana indeks yang melakukan pengukuran kinerja harga dari saham di 25 company tercatat yang punya catatan performa yang baik. Utamanya dalam kegiatan mensupport usaha berkelanjutan.
Company yang tercatat ini biasanya punya kesadaran yang tinggi terhadap environmental, social, dan pengelolaan usaha yang baik. Dalam istilah khususnya perusahaan ini merupakan perusahaan yang Sustainable Responsible Investment atau SRI.
SRI-Kehati sendiri merupakan indeks yang dikelola dan diluncurkan atas kerjasama Yayasan KEHATI (Keanekaragaman Hayati Indonesia).
-
Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund atau Syailendra Capital
Selanjutnya ada Syailendra Capital atau MSCI Indonesia yang terdiri atas saham dengan modal besar serta menengah. Saham ini punya konstruksi indeks dengan 3 variabel. 3 variabel tersebut adalah book value atas harga, pendapatan next 12 month atas harga dan dividen.
MSCI sendiri merupakan singkatan dari Morgan Stanley Capital Index yang merupakan perusahaan riset investasi. MSCI menyediakan beragam indeks saham, analisis risiko serta kinerja portofolio yang dipakai oleh manajer investasi, dan sebagainya.
Perlu diingat ya daftar-daftar diatas hanyalah rekomendasi semata. Kamu tetap harus melakukan berbagai pertimbangan yang matang sebelum memilih instrumen investasi baik active atau passive funds.
-
Principal Index IDX30 dan FWD Asset IDX30 Index Equity Fund atau FWD Asset Management
Kedua jenis reksa dana indeks ini menggunakan indeks acuan IDX30. Indeks ini mengukur kinerja saham dari 30 perusahaan dengan tingkat likuiditas serta kapitalisasi pasar yang besar. Indeks ini sendiri dikelola dan diluncurkan secara langsung oleh BEI.
Pahami Perbedaannya, Pilih Sesuai Profil Sesuai Profil Risiko yang Ada
Active Funds adalah jenis reksa dana dimana manajer investasi aktif menganalisa kerja, memproyeksikan harga saham dan obligasi serta transaksi jual-belinya. Tolok ukur keberhasilannya tercapai ketika melampau kinerja indeks yang jadi acuannya.
Sedangkan Passive Funds adalah reksa dana dimana manajer investasi hanya perlu meniru portofolio saham atau obligasi indeks yang ada di pasar.
Keduanya sama-sama punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga kamu dapat menyesuaikannya dengan profil risiko dan preferensi.
Baca Juga: Daftar Reksadana Pasar Uang Terbaik 2023, Bestie Wajib Punya