Strategi Investasi yang Layak Dicoba, Yuk Bahas Asset Allocation dan Cara Kerjanya
Setiap orang pasti mempunyai kebutuhan dan tujuan investasi yang berbeda. Pun tentang kondisi finansial yang tidak sama antar investor memerlukan strategi dan langkah investasi berbeda yang perlu diaplikasikan saat menanam modal. Salah satu strategi yang menarik untuk dipelajari adalah asset allocation atau bisa juga disebut sebagai alokasi aset.
Secara umum, asset allocation adalah suatu teknik pengelolaan modal investasi dengan tujuan menyeimbangkan risiko. Caranya bisa dengan membagi instrumen investasi yang dipilih ke beberapa kategori berbeda, misalnya, reksa dana, saham, obligasi, pasar uang, emas dan lain sebagainya.
Nah, jika kamu ingin tahu selengkapnya tentang strategi asset allocation untuk diaplikasikan pada portofolio investasi, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!
Apa Itu Asset Allocation?
Secara sederhana, pengertian asset allocation adalah suatu strategi investasi yang dijalankan dengan menentukan bobot atau porsi di instrumen khusus dengan jumlah tertentu. Pembagian bobot portofolio tersebut dilakukan dengan menyesuaikan tujuan dan berusaha untuk menyeimbangkan imbal hasil dengan tingkat risikonya.
Definisi asset allocation lainnya adalah alokasi aset investasi pada sejumlah produk investasi berbeda dengan tujuan mengoptimalkan keuntungan sembari memastikan tingkat risiko bisa ditoleransi. Hal ini dilakukan dengan membeli beberapa instrumen investasi sekaligus.
Seperti yang kita tahu, setiap instrumen investasi mempunyai tingkat risiko dan keuntungan yang berbeda. Misalnya, saham dikenal sebagai instrumen investasi berisiko tinggi, tapi juga mampu memberikan keuntungan yang besar.
Sementara produk pendapatan tetap memiliki fluktuasi harga yang lebih stabil dan minim risiko. Dengan strategi asset allocation, investor berusaha untuk menyeimbangkan tingkat risiko dan keuntungan tersebut sebaik mungkin.
Alasan Asset Allocation Menarik Dijalankan
Kamu tentu memahami jika setiap investor memiliki profil risiko tersendiri yang harus dijadikan acuan dalam menentukan instrumen dan strategi investasi. Pemahaman tersebut membuat strategi asset allocation cukup menarik untuk diaplikasikan, apa pun tujuan ataupun profil risiko yang dimiliki investor.
Dengan mengaplikasikan strategi ini, investor bisa menyesuaikan sekuritas yang dipilihnya dengan keinginan dan kebutuhannya. Kamu bisa menentukan sendiri berapa persentase modal yang dialokasikan pada obligasi, saham, dana tunai, atau produk keuangan lain.
Alasan kenapa strategi ini menarik untuk dijalankan adalah investor bisa menyusun portofolio investasi sesuai tujuan investasi, seperti membeli mobil tahun depan atau dana pensiun sekalipun. Yang penting, ketika mencanangkan strategi ini, investor perlu memahami toleransi risiko yang dimilikinya. Aspek ini begitu penting karena berkaitan dengan kelancaran investasi dan kemampuan investor agar bisa terus aktif serta disiplin menanam modal hingga targetnya tercapai.
Cara Melakukan Strategi Asset Allocation
Sebenarnya, tidak ada rumus khusus terkait mengaplikasikan strategi asset allocation. Intinya, setiap investor mempunyai kebutuhan dan tujuannya sendiri serta yang dijadikan patokan ketika menggunakan cara investasi ini. Tapi, agar bisa menjalankan strategi ini dengan efektif, ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan, antara lain:
1. Memahami Tujuan dan Jangka Waktu Investasi
Dengan tujuan yang berbeda, strategi investasi yang dilakukan setiap orang juga pasti berbeda. Misalnya, jika ingin menyiapkan dana pernikahan 2 tahun mendatang, alokasi portofolio investasi tidak boleh sama dengan persiapan dana pensiun 10 tahun ke depan. Tujuan dan jangka waktu investasi inilah yang menentukan bagaimana caramu melakukan alokasi aset dengan optimal dan maksimal.
2. Menyesuaikan Risiko dan Keuntungan
Tergantung tujuan dan jangka waktu investasi, alokasi aset harus dilakukan dengan penyesuaian risiko serta keuntungan yang berbeda. Sebagai contoh, untuk investasi jangka pendek, usahakan meminimalkan risiko dengan memilih reksa dana pasar uang atau deposito.
Sebaliknya, untuk jangka panjang, investasi di instrumen berisiko tinggi seperti saham dan emas lebih ideal karena mampu memberi potensi imbal hasil yang menjanjikan. Penyesuaian risiko dan keuntungan ini menjadi hal yang wajib dilakukan ketika menggunakan strategi asset allocation.
3. Mulai Investasi Sedini Mungkin
Tips mengaplikasikan asset allocation lainnya adalah memulai investasi sedini mungkin. Dengan begitu, pengalaman dan pemahaman seputar dunia investasi bisa didapatkan guna meningkatkan potensi pengambilan keputusan yang tepat.
Selain itu, semakin cepat kamu berinvestasi, potensi keuntungan yang didapatkan juga semakin menjanjikan. Durasi investasi yang lebih panjang juga bisa membuat tanggungan untuk mencapai target finansial lebih ringan. Jadi, sebisa mungkin mulai investasi sejak dini agar mampu memaksimalkan performanya.
4. Lakukan Evaluasi Tepat Waktu
Selain memulainya sejak dini, kamu juga perlu rutin melakukan evaluasi perjalanan investasi tepat waktu, apalagi jika sudah mendekati waktu jatuh temponya. Sebagai contoh, 5 tahun mendatang kamu perlu menyiapkan dana pensiun. Dalam kondisi tersebut, kurangi alokasi investasi di produk yang tinggi risiko, seperti saham dan emas.
Hal serupa juga perlu dilakukan jika durasi investasi tinggal 1 atau 2 tahun. Memindahkan alokasi dana investasi ke instrumen rendah risiko seperti deposito dan reksa dana pasar uang menjadi pilihan yang lebih bijak. Dengan begitu, risiko investasi bisa disesuaikan guna mengoptimalkan keberhasilannya mencapai tujuan atau target.
5. Disiplin Investasi Sesuai Tujuan
Tips yang terakhir, tetap disiplin berinvestasi menyesuaikan tujuan, jangka waktu, dan alokasi yang optimal. Biarkan portofoliomu bertumbuh dan tak menghiraukan fluktuasi jangka pendek berlebihan. Tetap fokus ke tujuan utama dan terus lakukan evaluasi hingga target investasi tercapai sesuai rencana.
Penerapan Asset Allocation Berdasarkan Jangka Waktu
Tidak sedikit penasihat keuangan yang menganjurkan investor menahan aset sahamnya untuk jangka panjang atau selama paling tidak 5 tahun. Sementara investasi pasar uang lebih pas dipilih jika memiliki tujuan keuangan di bawah 1 tahun. Jika jangka menengah atau antara 1 sampai 5 tahun obligasi kerap dijadikan rekomendasi.
Walaupun begitu, untuk tujuan jangka panjang, ada beberapa siklus asset allocation yang harus dipahami investor. Hal ini biasa ditemukan pada reksa dana yang menggunakan strategi alokasi aset. Melalui reksa dana tersebut, investor akan dibuatkan portofolio investasi menyesuaikan umur, toleransi risiko, dan tujuan investasi lalu menghubungkannya dengan kelas aset berbeda.
Pendekatan tersebut membuat alokasi aset secara berkala menurunkan tingkat risikonya seiring dengan semakin dekatnya tanggal target investasi dicapai. Tujuannya tidak lain untuk mengoptimalkan potensi keuntungan yang didapatkan investor ketika sudah tiba waktu pencairan aset sesuai rencana.
Mengenal Reksa Dana Asset Allocation
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ada produk reksa dana yang dibuat menggunakan strategi alokasi aset ini. Produk ini menawarkan investor portofolio yang terdiversifikasi dan berisikan instrumen dari berbagai kelas aset. Alokasi aset dari reksa dana tersebut bisa ditentukan sejak awal atau divariasikan dengan kombinasi kelas aset tertentu.
Mengenai hal ini, penyesuaian alokasi aset dengan tujuan dan kriteria investor wajib dilakukan. Pasalnya, tidak ada acuan asset allocation yang terbaik selain dengan menyesuaikan kebutuhan dan keinginan investor, serta berlandaskan beberapa faktor tertentu, seperti usia, tujuan finansial, toleransi risiko, dan sebagainya.
Misalnya, jika masih berusia muda, investasi di aset berisiko tinggi lebih dianjurkan karena jangka waktu investasi yang panjang. Sementara untuk usia mendekati masa pensiun, aset dengan fluktuasi lebih stabil dan mampu menjadi pendapatan pasif sudah pasti direkomendasikan. Karena itu, pemahaman tentang strategi alokasi aset ini wajib dipahami oleh investor untuk melancarkan aktivitas investasinya hingga tujuan keuangan berhasil tercapai.
Asset Allocation Adalah Salah Satu Strategi Penting saat Investasi
Dengan perannya untuk memaksimalkan potensi keuntungan dan meminimalkan risiko, asset allocation menjadi salah satu strategi investasi yang wajib dipahami setiap investor. Melalui strategi ini, investor bisa menentukan opsi sekuritas yang terbaik sesuai dengan kebutuhan, tujuan, serta beberapa aspek tertentu lain. Dengan begitu, kemampuan investasi untuk mencapai hasil yang optimal menjadi lebih tinggi.