Boga Group, Salah Satu Perusahaan Kuliner Terbesar di Indonesia
Boga Group, mungkin nama perusahaan yang bergerak di bidang food and beverage ini tidak terdengar familiar bagi sebagian orang. Namun, tanpa disadari Anda pasti pernah makan di salah satu gerai yang dimiliki oleh perusahaan ini.
Perusahaan ini sudah memiliki 13 merek restoran yang berdiri di seluruh Indonesia. Itu baru mereknya saja, terhitung pada awal 2018 lalu Boga Group telah memiliki 154 restoran di seluruh Indonesia. Jumlah tersebut terus bertambah seiring berjalannya waktu.
Gerai restoran pertama yang dimiliki oleh Boga Group berdiri 18 tahun lalu. Tepatnya, pada 2002 lalu mereka menjalin kerjasama dengan Bakerzin, untuk membuka gerai di Indonesia. Gerai pertama mereka, dibuka di Cilandak Town Square (Citos), Jakarta Selatan.
Seperti yang kita tahu, Bakerzin sendiri dikenal sebagai restoran yang memiliki tagline Love Sweets Love Life. Seperti tagline-nya, restoran yang satu ini juga dikenal dengan produk makanan manisnya, alias dessert.
Restoran ini didirikan pertama kali oleh koki asal Singapura, bernama Daniel Tay. Ia merupakan seorang koki yang memiliki spesialisasi di bidang pastry. Tak heran, jika makanan pencuci mulutnya sudah sangat dikenal.
Meskipun terkenal sebagai restoran yang jago menyajikan makanan pencuci mulut, bukan berarti hidangan pembuka dan utamanya tidak banyak dicari. Banyak dari konsumennya yang datang ke Bakerzin karena hidangan utamanya juga.
Mulai Melebarkan Sayapnya
Boga Group (Sumber: jd.id)
Beranjak pada 2005, Boga Group kembali melebarkan sayapnya. Mereka kembali melakukan ekspansi, dengan membuka merek restoran baru. Kali ini, mereka membuka Boga Catering Service.
Di mana, masih sedikit penggiat usaha kuliner mau berpindah untuk melakukan bisnis katering. Boga Group mulai menginisiasi dengan membuka bisnis di bidang katering. Ini merupakan sebuah langkah yang berani sekaligus menginspirasi.
Seperti bisnis katering pada umumnya, Boga Catering Service ini melayani konsumennya yang hendak mengadakan hajatan. Baik itu pernikahan, ulang tahun, atau hanya sekadar meeting yang diadakan oleh sebuah kantor.
Enggan disamakan oleh bisnis katering biasa saja, Boga Catering Service berikan pilihan yang beragam kepada konsumennya. Tidak hanya menyediakan masakan yang berasal dari dalam negeri saja. Boga Catering Service juga hadirkan menu pilihan dari berbagai dunia.
Baca Juga: Kisah Pendiri Haus! Indonesia yang Kini Menjadi Brand Minuman Kekinian Terkemuka
Melahirkan Pepper Lunch di Indonesia
Tiga tahun berselang semenjak membuka merek restoran baru, Boga Group kembali melakukan ekspansi. Mereka melahirkan sebuah merek restoran baru, yang mungkin sudah familiar di telinga masyarakat Indonesia. Restoran tersebut bernama Pepper Lunch.
Restoran yang dibawahi oleh Pepper Service .Co. Ltd, itu menjalin kerjasama dengan Boga Group untuk membuka cabang pertamanya di Indonesia. Jadi semua gerai Pepper Lunch yang ada di Indonesia, berada di bawah naungan Boga Group.
Pepper Lunch sendiri, dikenal sebagai gerai restoran cepat saji yang memiliki konsep do-it-yourself. Artinya setiap pelanggan bisa menikmati rasa yang berbeda-beda. Sekalipun mereka memesan menu yang sama.
Sebab, Pepper Lunch memberikan keleluasaan bagi pelanggan menambahkan berbagai macam bahan makanan tambahan bagi makanan yang dipesan. Pepper Lunch juga memberikan kesempatan pelanggan untuk memasak makanannya sendiri di atas hot pot. Karena makanan yang diberikan hanya dimasak setengah matang atau mentah.
Pada tahun yang sama, Boga Group juga melakukan ekspansi terhadap gerai Pepper Lunch. Hal tersebut dikarenakan rasa percaya diri bahwa restoran ini akan diterima oleh masyarakat. Mereka pun langsung membuka gerai selanjutnya di Bandung dan Surabaya.
Selain Bakerzin, Boga Catering Service, dan Pepper Lunch, Boga Group juga menaungi 10 merek restoran lainnya. Seperti, Nudles, PISH & POSH Cafe, Master Wok, Paradise Inn, Paradise Dynasty, Kimukatsu, Kintan Buffet, Shaburi, Onokabe, dan Putu Made.
Raih Sertifikat Hazard Analysis & Critical Control Point Pertama
Pada 2009, Boga Group berhasil menuai prestasi sebagai perusahaan Indonesia pertama yang mendapatkan sertifikat Hazard Analysis & Critical Control Point (HACCP).
Sertifikat HACCP sendiri dibutuhkan oleh perusahaan yang bergerak di dunia kuliner, yang menjalin kerjasama dengan perusahaan yang ada di luar maupun perusahaan kuliner yang melakukan kegiatan ekspor-impor.
Setiap negara, memiliki regulasi mereka masing-masing dalam menerima barang dari luar negeri. Terutama dalam hal kuliner, karena akan dikonsumsi langsung oleh masyarakat. Produk yang datang dari luar harus melalui serangkaian pengecekan, untuk bisa masuk ke sebuah negara.
Sertifikat HACCP sendiri merupakan sebuah penjamin, bahwa merek dagang yang masuk aman dikonsumsi oleh masyarakat. Karena sebelumnya, telah diuji dan dinyatakan layak untuk dipasarkan.
Standar yang dianut oleh HACCP sendiri, juga diamini oleh standar internasional. Sehingga, bisa dipastikan perusahaan yang memiliki sertifikat HACCP aman untuk dikonsumsi. Karena bahan makanan yang digunakan sudah dinyatakan aman.
Baca Juga: Cimory, Berawal dari Keinginan Membantu Peternak Sapi Hingga Jadi Perusahaan Sukses
Semakin Besar dan Berkembang
Banyaknya gerai dan merek restoran yang dimiliki, sedikit banyak sudah memberikan bayangan kepada Anda berapa banyak untung yang bisa mereka raup. Selama 2016 sendiri saja, Boga Group bisa mendapatkan untung hingga 150 juta US Dollar. Peruntungan tersebut, mengalami kenaikan 10% perbulannya.
Saat itu saja, Boga Group tidak memiliki gerai sebanyak saat ini. Bisa dibayangkan berapa untung yang diraup oleh Boga Group saat ini.
Tetap Berjuang di Tengah Pandemi Covid-19
Sayangnya, pandemi yang saat ini melanda seluruh penduduk dunia juga berefek kepada perusahaan yang bergelut di dunia kuliner ini. Seperti yang dikutip oleh oleh Sindo Mei lalu, Boga Group Jawa Timur (Jatim) harus merumahkan 850 karyawannya.
Namun, hal ini tidak lantas membuat Boga Group diam. Mereka pun datang dengan solusi untuk menanggulangi pandemi ini. Bekerjasama dengan salah satu aplikasi marketplace terkenal di Indonesia, mereka memulai bisnis di dunia daring (online).
Mereka menyediakan produk dengan konsep ready to cook dan ready to eat, yang bisa bertahan lebih lama. Ketimbang makanan siap saji yang hanya diantar secara delivery. Apalagi, jika harus mengalami proses panjang dalam pengiriman.
Menu yang disediakan pun berdasarkan gerai restoran yang ada di Boga Group. Seperti misalnya Pepper Lunch yang menyediakan double hamburg curry, Putu Made yang menyediakan satay platter, atau Paradise Dynasty yang menyiapkan lamian pangsit ayam pedas, dan masih banyak lagi.
Dengan menjajakan produk makanannya di marketplace, kini Boga Group bisa menjangkau pelanggan lebih luas lagi.
Ini merupakan sebuah siasat yang cukup cerdik, untuk menanggulangi pandemi yang membuat keadaan menjadi tidak pasti. Boga Group seolah mengetahui keinginan pasar, yang juga ingin mendapatkan pengalaman makan di restoran walau mereka hanya berdiam diri di rumah.
Banyaknya kantor yang masih memilih untuk work from home (WFH), juga membuat masyarakat membutuhkan persediaan makanan yang melimpah. Karena mereka akan menghabiskan waktunya lebih banyak di rumah.
Tidak Menyerah dengan Keadaan
Keputusan Boga Group ini juga bisa menjadi cerminan bagi para pemilik usaha baru di luar sana. Bahwa, mereka harus siap akan berbagai keadaan yang akan melanda usahanya. Rugi itu pasti, tapi bagaimana pemilik usaha menanggulanginya lah yang membuat usaha sukses.
Baca Juga: Perjalanan Kokumi Menjadi Brand Minuman Kekinian dengan Omzet Miliaran