Punya Potensi dan Risiko untuk Investasi, Ini Arti Booming Property dan Rangkaian Fasenya
Banyak orang memahami jika properti seperti rumah, bangunan, dan tanah akan mengalami kenaikan harga secara menjanjikan seiring berjalannya waktu. Penyebabnya tidak lain karena kebutuhan akan aset tersebut seakan tak pernah sepi dan selalu memiliki peminat. Karena alasan ini pula properti seringkali dijadikan sebagai ladang investasi yang menggiurkan untuk jangka panjang.
Tapi, tahukah kamu jika dalam dunia investasi properti, terdapat berbagai fenomena yang mungkin terjadi dan penting dipahami oleh para pemainnya? Salah satunya adalah booming property, yaitu kondisi dimana ranah properti mengalami peningkatan drastis, khususnya pada konteks investasi.
Kondisi ini sendiri bisa menghadirkan keuntungan sekaligus kerugian tergantung dari posisimu di dunia properti. Nah, agar memahami lebih lanjut tentang apa itu booming property, termasuk keunggulan dan kekurangan, serta fasenya di pasar Indonesia, simak penjelasan berikut ini.
Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!
Pengertian Booming Property
Secara umum, istilah booming property bisa diartikan sebagai suatu kondisi di mana ranah investasi properti mengalami peningkatan yang signifikan dan drastis. Dalam kata lain, booming property adalah istilah yang berkaitan erat dengan aspek bisnis dan ekonomi dalam dunia properti.
Booming sendiri termasuk sebagai salah satu bagian atau fase yang rutin terjadi pada siklus investasi properti. Selain booming, fase lain pada siklus investasi properti adalah resesi yang berarti penurunan, kontraksi atau negatif, dan pulih atau pemulihan.
Pada rekam jejak ekonomi dunia, fenomena booming property paling monumental yang pernah terjadi adalah di Amerika Serikat, tepatnya di awal tahun 2000an. Situasi di mana investasi properti mengalami peningkatan pesat di Negeri Paman Sam tersebut memicu krisis ekonomi dan berdampak ke sejumlah negara lain. Fenomena tersebut kerap disebut sebagai subprime mortgage crisis.
Terjadinya peningkatan signifikan di dunia investasi properti menjadikan tingkat penawaran lebih tinggi ketimbang permintaan. Hal tersebut disebabkan karena terjadi krisis ekonomi di tahun 2006 sampai 2007 silam yang memicu terjadinya booming property.
Keuntungan dan Kerugian Booming Property
Lantas, apa dampak yang ditimbulkan oleh fenomena booming property? Apakah menguntungkan atau malah memicu kerugian?
Pada dasarnya, booming property mampu memberi efek peningkatan harga komoditas pada investasi yang dimiliki investor. Karena gencar dilakukan investasi di sektor properti, akan muncul banyak aset properti baru yang dijual dan ditawarkan ke masyarakat. Namun, apabila tingkat permintaan lebih rendah dibanding ketersediaan produknya, harga jual dari aset ini pasti akan melemah.
Di dunia investasi, salah satu prinsip yang penting dipahami investor adalah tidak gegabah mengambil keputusan ketika terjadi penurunan harga pada komoditas atau aset yang dimilikinya, termasuk properti. Ketika harga properti menurun, tidak ada salahnya untuk menunggu sampai harga kembali naik dan beranjak normal.
Terlebih untuk komoditas seperti properti, potensi harganya kembali naik setelah menurun bisa dibilang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan lahan untuk membuat properti semakin berkurang seiring berjalannya waktu. Belum lagi dengan kebutuhan terhadap aset tersebut yang seakan tak pernah ada habisnya.
Karenanya, jika booming property memicu penurunan harga, maka situasi tersebut perlu disiasati dengan melakukan investasi dan pembelian properti. Jadi, kamu bisa mendapatkan properti di harga yang menguntungkan sebab ROI atau return of investment lebih menjanjikan.
Fase Booming Property pada Pasar Indonesia
Di Indonesia sendiri, fase booming property sempat terjadi beberapa kali. Misalnya, pada tahun 2008, ekonomi Indonesia pernah mengalami krisis moneter. Imbas dari situasi tersebut, tepatnya 2 tahun setelahnya, sektor properti Indonesia mengalami booming walaupun durasi waktunya tak begitu lama.
Di tahun 2012 hingga 2013, investasi properti dalam negeri mengalami pertumbuhan secara drastis. Bahkan, diklaim jika tahun 2012 sampai 2013 merupakan salah satu peak atau puncak penjualan aset properti dan mengalami fase booming.
Pemicunya adalah di tahun tersebut ekonomi masyarakat mengalami pertumbuhan yang tinggi, dan suku bunga KPR atau Kredit Pemilikan Rumah dari bank tergolong rendah. Sehingga, masyarakat mempunyai gairah membeli properti dan juga berinvestasi pada sektor tersebut.
Tapi, fase booming ini tak berlangsung lama sebab Bank Indonesia menerbitkan aturan yang memperketat pengajuan KPR pada tahun 2013. Langkah tersebut dilakukan dengan tujuan menghindari kasus bubble property yang bisa membuat harga properti kacau.
Booming Property Dapat Menjadi Momen Tepat Berinvestasi Properti
Itulah penjelasan tentang booming property yang menjadi salah satu siklus utama pada investasi properti. Terjadi ketika ranah investasi properti meningkat drastis, momen ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk berinvestasi di aset tersebut. Namun, tetap analisis tentang potensi kenaikan harganya di masa depan agar mampu memaksimalkan potensi keuntungan sekaligus menghindari risiko kerugian dari langkah investasi ini.