Cara Memulai Investasi Saham bagi Ibu Rumah Tangga
Investasi saham adalah kegiatan penanaman modal berupa pembelian saham (surat berharga) perusahaan. Dengan membeli saham perusahaan, kamu menjadi pemilik perusahaan tersebut.
Investasi di pasar modal saat ini didominasi generasi milenial, termasuk investasi saham. Namun bukan berarti investasi saham hanya milik anak mudah.
Ibu rumah tangga yang penghasilannya dari suami pun bisa memulai investasi saham. Bagaimana caranya?
Baca Juga: Saham Preferen: Arti, Contoh, dan Bedanya dengan Saham Biasa
Bingung Cari Produk Kredit Tanpa Agunan Terbaik? Cermati punya solusinya!
Cara Memulai Investasi Saham bagi Ibu Rumah Tangga
Cara memulai investasi saham
1. Tetapkan tujuan investasi
Cara memulai investasi saham yang pertama adalah menentukan tujuan investasi saham. Tidak asal taruh duit, selesai.
Tujuan investasi saham untuk apa, apakah untuk mengumpulkan DP rumah, mempersiapkan dana pensiun, biaya menikah, atau tujuan lainnya.
Investasi saham sebaiknya dilakukan jangka panjang agar hasilnya maksimal. Jangka waktunya lebih dari 5 tahun.
Tidak menutup kemungkinan, saham yang kamu beli hari ini naik ribuan persen dalam jangka waktu tersebut, sehingga keuntungan yang didapat besar dan bisa mencapai tujuan investasimu.
2. Tentukan target uang yang ingin dicapai
Selain tujuan investasi, kamu juga harus menentukan target uang yang ingin dikumpulkan dengan investasi. Misalnya buat DP rumah sebesar Rp 200 juta, ditambah inflasi 5% per tahun, sama dengan Rp 210 juta.
Berarti, kamu harus mengumpulkan Rp 210 juta dalam jangka waktu maksimal 5 tahun. Dalam hal ini, target dana tersebut harus dibarengi dengan disiplin menyisihkan anggaran investasi.
Idealnya, anggaran investasi sebesar 10% dari gaji atau penghasilan. Misalnya, kamu dapat uang belanja dari suami sebesar Rp 3 juta per bulan, maka sebesar Rp 300 ribu untuk bujet investasi.
Baca Juga: Rekomendasi Saham Hari Ini dan Jenis Saham Lainnya
3. Beli saham yang dikenal
Beli saham yang kamu kenal dan ketahui. Siapa pemiliknya, bagaimana kredibilitas dan rekam jejaknya, neraca keuangannya seperti laba rugi dan arus kas, valuasinya, prospek dan proyeksinya ke depan.
Dengan cara ini, investasi saham akan memberi hasil seperti yang diharapkan karena kamu tidak membeli saham seperti kucing dalam karung.
4. Pelajari saham dan seluk beluknya
Bursa saham tidak kenal ampun buat orang yang tidak mau belajar. Menggali informasi dan memperdalam wawasan mengenai seluk beluk investasi saham.
Meski emak-emak dengan setumpuk pekerjaan di rumah, sebagai investor saham, kamu juga perlu banyak belajar. Menggali informasi dari berbagai sumber, seperti media, internet, buku, ikut seminar, atau forum diskusi online investor saham.
Tetapi informasi itu jangan ditelan mentah-mentah. Kamu juga harus menyaring dan menelaahnya agar tidak termakan hoaks. Sumber pembelajaran utama calon investor saham adalah situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Informasi tentang emiten atau perusahaan yang tercatat di bursa sangat banyak. Pelajari satu persatu. Mulai dari laporan keuangan perusahaan, memahami indeks saham, rajin cek keterbukaan informasi, pantau kinerja IHSG, dan lainnya.
Ketahui pula bagaimana mekanisme perdagangan saham, serta kondisi dan tren pasar saham saat ini dan ke depan.
Memulai Investasi Saham
5. Pilih sekuritas terpercaya
Saat ini, banyak platform investasi saham online yang bisa ditemukan dengan mudah dari perusahaan sekuritas. Pastikan kamu memilih sekuritas terpercaya yang merupakan anggota BEI dan memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Selanjutnya telusuri rekam jejaknya agar kamu aman dan nyaman berinvestasi. Dengan begitu, kamu tidak terjerat investasi di perusahaan bodong. Tidak mau kan modalmu raib gara-gara mempercayakan uang di sekuritas abal-abal?
Baca Juga: Cara Beli Saham Luar Negeri dan Sekuritas Pilihan
6. Membeli saham dengan mencicil
Cara memulai investasi berikutnya adalah membeli saham dengan cara mencicil. Maksudnya, yaitu beli saham dengan modal kecil terlebih dahulu. Beli saham tidak langsung 10 lot atau 20 lot.
Mulai dari 1 lot saham X, 1 lot saham Y. Jika harga per lembar saham X Rp 1.000, maka 1 lot saham X hanya Rp 100 ribu. Sedangkan saham Y sebesar Rp 2.000 per lembarnya, maka modal yang dikeluarkan Rp 200 ribu.
Kemudian saat harganya turun atau terdiskon, dan berpotensi naik, kamu dapat menambah kepemilikan 1 lot saham lagi. Kalau dapat bonus uang dari suami atau sisa lebih uang belanja, bisa tambah atau beli saham yang lain.
Hindari Ikut-ikutan dalam Memulai Investasi Saham
Memulai investasi saham harus ada niat dan komitmen dalam diri. Bukan sekadar ikut-ikutan teman arisan, karena takut dikucilkan. Akhirnya ikut-ikutan juga beli saham tertentu.
Investasi saham bukan main-main, sebab risiko investasi saham sangat tinggi. Jika tanpa perhitungan, analisis, kamu bisa menderita kerugian.
Baca Juga: Cara Beli Saham BRI Online, Setoran Awal dan Biayanya