Cara Menghitung Bunga Deposito, Seperti Apa Rumusnya?
Deposito merupakan salah satu produk dari lembaga keuangan atau perbankan yang memberikan layanan penyimpanan dana tanpa ditarik dalam jangka waktu tertentu. Sebagai imbalannya akan diberikan suku bunga yang lebih tinggi dari suku bunga tabungan biasa.
Perbedaan deposito dan tabungan adalah pada sifat fleksibilitas dalam penarikan dananya. Dana yang tersimpan dalam tabungan bisa ditarik kapan saja. Sementara, hal itu tidak berlaku pada deposito. Konsep deposito merupakan tabungan dengan tenor atau jangka waktu tertentu. Jadi, selama masa tenor, dana kamu di deposito tidak bisa ditarik atau kamu akan menanggung risiko penalti.
Deposito dikenal sebagai alternatif tabungan yang aman dari godaan penarikan tunai. Hal ini akan membantu para nasabah untuk mengatur keuangan pribadi, terutama untuk kebutuhan jangka menengah dan panjang. Biasanya untuk jenis penyimpanan dana dalam bentuk deposito ini akan diberikan bunga yang lebih tinggi dibanding bunga tabungan.
Bunga tinggi deposito yang sifatnya tidak bisa dicairkan sewaktu-waktu ini menjadikan deposito termasuk dalam golongan investasi, sama halnya dengan saham, reksa dana, dan obligasi. Keuntungan yang diberikan dari deposito relatif lebih baik karena tidak ada risiko kerugian yang mungkin terjadi dan menimpa nasabah. Maka tak heran, bila deposito ini kerap digunakan sebagai portofolio investasi.
Baca juga: 5 Deposito Terbaik di Indonesia
Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!
Kebijakan Deposito
Bunga Deposito
Umumnya, dana minimal yang diperlukan untuk menyimpan di deposito berkisar Rp8-10 juta. Namun, kebijakan setiap bank berbeda-beda. Bahkan ada bank yang menetapkan setoran minimal hanya Rp1 juta saja. Tenor yang ditawarkan, mulai dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan sampai 24 bulan.
Makin lama jangka waktunya, bunga yang diberikan relatif lebih tinggi secara proporsional. Deposito juga merupakan alternatif investasi yang aman dengan minim kerugian. Selain karena tidak ada risiko kerugian atau kehilangan, keamanan deposito yang disediakan oleh bank dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Namun, untuk mendapatkan deposito yang berada dalam lindungan LPS, terdapat beberapa syarat:
- Jumlah uang maksimum yang disimpan dalam tabungan dan deposito suatu bank tidak melebihi batas jaminan LPS, yaitu Rp2 miliar.
- Bunga deposito tidak boleh melebihi suku bunga penjaminan.
Ada 2 jenis deposito yang dikenal, yaitu Deposito Berjangka dan Sertifikat Deposito. Deposito Berjangka merupakan dana simpanan yang penarikannya hanya bisa dilakukan oleh si penyimpan atau nasabah dengan nama yang sama. Jenis deposito ini tidak bisa dipindahtangankan, diperjualbelikan, dan hanya bisa dicairkan dalam waktu jatuh tempo. Sedangkan Sertifikat Deposito adalah surat berharga keluaran bank yang bisa dicairkan siapapun yang memiliki sertifikat tersebut. Jenis ini dapat dipindahtangankan dan diperjualbelikan.
Baca juga: Kiat Sukses Investasi Deposito yang Bisa Ditiru
Kekurangan dan Kelebihan dari Deposito
Deposito menawarkan keamanan modal dan pengembalian yang stabil, namun memiliki keterbatasan likuiditas dan potensi pengembalian lebih rendah dibandingkan investasi berisiko tinggi. Pemahaman akan kelebihan dan kelemahan deposito penting sebelum mempertimbangkannya sebagai pilihan investasi. Berikut kelebihan dan kekurangan dari Deposito yang perlu diketahui
Kelebihan | Kelemahan |
|
|
Perhitungan Bunga Deposito
Sebelum membuka rekening deposito, perlu kamu ketahui cara menghitung bunga deposito yang akan diterima nantinya. Sebagai informasi, walaupun makin besar dana yang didepositokan akan memberi bunga yang tinggi pula, kamu akan dikenai potongan pajak untuk nominal dana tertentu.
Dana di deposito lebih dari Rp7,5 juta kena Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 20%. Kurang dari Rp7,5 juta, bebas dari pajak. Sekarang, bagaimana caranya mengetahui keuntungan yang akan didapatkan dari deposito? Berikut merupakan perhitungan bunga deposit.
-
Bunga Deposito Berdasarkan Total Pendapatan Per Jatuh Tempo
Cara yang satu ini membuat kamu melihat berapa keuntungan yang didapatkan pada saat tanggal jatuh tempo deposito kamu. Dengan menggunakan cara ini, kamu dapat melihat kisaran keuntungan yang didapatkan dari deposito selama periode menabung. Berikut rumus untuk menghitung bunga deposto beserta perhitungan keuntungannya.
Kamu ingin membuka rekening deposito dengan setoran awal sebesar Rp15 juta dan tenor 3 bulan. Bunga yang ditetapkan oleh bank untuk deposito dengan jangka waktu 3 bulan adalah 7,5%. Perhitungannya dapat dilakukan secara sederhana dengan menggunakan rumus berikut:
Keuntungan Bunga Deposito= (Jumlah Setoran x Suku Bunga x Jumlah Tenor) : 12 hari
Keuntungan Bunga Deposito= (Rp15.000.000 x 7,5% x 90) : 365
Keuntungan Bunga Deposito= Rp101.250.000 : 365
Keuntungan Bunga Deposito= Rp277.397
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui bahwa keuntungan setiap bulannya yang akan diterima ialah sebesar Rp281.250. Namun, angka ini tentunya belum dikurangi dengan pajak. Jika ingin menghitung keuntungan bersihnya, gunakan rumus berikut.
Jumlah Pajak Deposito= Keuntungan Bunga Deposito x Persentase Pajak
Jumlah Pajak Depostio= Rp277.397 x 20%
Jumlah Pajak Deposito= Rp55.479
Ketika sudah mengetahui nominal pajak yang perlu dikeluarkan, kamu bisa mendapatkan keuntungan bersih bunga deposito yang didapatkan dengan menggunakan rumus berikut.
Keuntungan Bersih Bunga Deposito= Keuntungan Bunga Deposito - Jumlah Pajak Deposito
Keuntungan Bersih Bunga Deposito= Rp277.397 - Rp55.479
Keuntungan Bersih Bunga Deposito= Rp221.918
Angka keuntungan ini dapat memberikan gambaran tiap jatuh tempo kamu akan mendapatkan bunga deposito sebesar Rp221.918. Maka, tabungan depositomu akan menjadi Rp15.221.918.
-
Bunga Deposito Berdasarkan Pendapatan Per Bulan
Jika cara menghitung bunga deposito sebelumnya digunakan untuk melihat keuntungan yang didapat secara keseluruhan, cara satu ini dapat digunakan untuk melihat keuntungan yang didapat setiap bulannya. Berikut merupakan rumus perhitungan bunga deposito berdasarkan pendapatan per bulan.
Total Bunga= (Jumlah Setoran x Suku Bunga x 80% x 30 hari) : 365 hari
Kamu ingin memasukkan setoran awal sebesar Rp20 juta dan ingin menabung selama 6 bulan dengan suku bunga 6%.
Perlu diingat bahwa kamu akan dikenakan pajak. Oleh karena itu, angka 80% dalam rumus merupakan persentase pendapatan dikurangi persentase pajak, yaitu sekitar 20%. Persentase pendapatan yang kamu terima ialah 100%, sedangkan pajak 20%. Maka, muncullah angka 80% tersebut.
Berikut merupakan perhitungan keuntungan tabungan deposito tiap bulannya.
Total Bunga= (Rp20.000.000 x 6% x 80% x 30 hari) : 365 hari.
Total Bunga= Rp28.800.000 : 365
Total Bunga= Rp78.904
Berdasarkan perhitungan di atas, total bunga yang akan didapat tiap bulannya ialah Rp78.904. Karena sudah dikurangi dengan pajak, maka nominal tersebut merupakan angka bersih.
Jika menabung dalam kurun waktu 6 bulan, keuntungan yang akan didapat akan sebesar Rp473.424.
Baca juga: Deposito Berjangka – Pengertian, Manfaat dan Cara Investasi
Jenis-Jenis Deposito saat Ini
Setiap jenis deposito menawarkan keuntungan dan fleksibilitas yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan tujuan finansial nasabah. Berikut adalah jenis-jenis deposito yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan atau target finansia:
1. Deposito Berjangka
Deposito berjangka adalah simpanan dengan jangka waktu tertentu, mulai dari 1, 3, 6, 12 bulan, atau bahkan lebih lama. Setelah jatuh tempo, nasabah bisa mencairkan dananya. Keuntungan dari deposito ini adalah Bunga lebih tinggi daripada tabungan biasa, cocok untuk perencanaan keuangan jangka menengah hingga panjang. Namun jenis deposito ini juga memiliki kekurangan yaitu, jika dana dicairkan sebelum jatuh tempo, nasabah biasanya akan dikenai penalti, dan bunga bisa hangus.
Penggunaan dari deposito jenis ini biasanya agar individu atau perusahaan yang ingin menyimpan uang dalam jangka waktu tertentu dan menghindari godaan untuk menarik dana.
2. Deposito On-Call
Deposito jenis ini tidak memiliki jatuh tempo tetap dan bisa ditarik kapan saja dengan pemberitahuan sebelumnya, biasanya 1-7 hari. Fleksibilitas tinggi karena dana bisa ditarik kapan pun tanpa penalti merupakan kelebihan utama dari jenis deposito ini. Namun, jenis deposito hanya menawarkan suku bunga lebih rendah dibandingkan dengan deposito berjangka karena sifatnya yang fleksibel.
Penggunaan dari deposito ini biasanya adalah perusahaan yang butuh dana likuid untuk keperluan operasional atau individu dengan dana darurat besar.
3. Deposito Automatic Roll Over (ARO)
Pada produk ini, jika nasabah tidak mencairkan dana saat jatuh tempo, deposito akan otomatis diperpanjang dengan pokok dan bunga bergulir. Dengan deposito ini nasabah tidak perlu memantau jatuh tempo secara aktif karena dana terus berkembang dengan sendirinya. Namun, nasabah harus memastikan bahwa suku bunga saat perpanjangan masih menguntungkan.
Penggunaan dari deposito ini biasanya untuk mereka yang ingin investasi pasif tanpa harus mengingat tanggal jatuh tempo.
4. Deposito Non-ARO
Deposito yang tidak diperpanjang otomatis. Saat jatuh tempo, dana beserta bunga akan langsung ditransfer ke rekening tabungan nasabah. Deposito ini menawarkan kontrol penuh kepada nasabah terhadap pengelolaan dana. Sangat cocok untuk nasabah yang ingin mencairkan dana untuk kebutuhan tertentu setelah jatuh tempo. Namun kekurangan dari deposito ini adalah jika tidak diperpanjang, dana tidak lagi mendapatkan bunga deposito setelah jatuh tempo.
Penggunaan dari deposito ini biasanya untuk nasabah yang ingin menabung untuk liburan mengambil deposito 12 bulan tanpa ARO, dan langsung mencairkannya untuk biaya perjalanan.
5. Deposito Syariah
Deposito ini menggunakan akad mudharabah (bagi hasil), di mana nasabah dan bank berbagi keuntungan dari investasi dana. Imbal hasil dari deposito jenis ini tidak pasti seperti bunga, tetapi sesuai dengan prinsip syariah dan bebas riba. Cocok untuk nasabah yang mengutamakan prinsip keuangan syariah. Tapi kekurangan dari deposito syariah adalah hasil bagi-hasil bisa lebih rendah atau lebih tinggi dibanding deposito konvensional, tergantung kinerja investasi bank.
Penggunaan dari deposito ini umumnya adalah untuk nasabah yang ingin menempatkan dana di deposito syariah dan menerima imbal hasil bulanan yang bervariasi berdasarkan keuntungan investasi bank.
6. Deposito Valas (Valuta Asing)
Simpanan ini menggunakan mata uang asing, seperti USD, EUR, atau SGD, dan bunganya dihitung dalam mata uang tersebut. Deposito valas memberikan keuntungan dari bunga dan potensi apresiasi mata uang. Namun risiko dari deposito valas adalah terdapat risiko fluktuasi nilai tukar, yang bisa berdampak pada nilai dana saat ditukar kembali ke mata uang lokal.
Penggunaan dari deposito ini biasanya adalah pebisnis atau investor yang ingin memitigasi risiko nilai tukar atau bertransaksi dengan mata uang asing.
Pilih sesuai Kebutuhan
Itulah sekilas informasi terkait dengan deposito dan cara menghitung bunga deposito. Kalau mau memulai investasi, deposito bisa menjadi pilihan tepat. kamu dapat memilih produk deposito yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan kamu. Ingat setiap investasi pasti mengandung risiko, meskipun itu kecil sekalipun. Perlu diingatkan pula jangan mudah tergiur jebakan tawaran bunga deposito tinggi maupun penipuan pemalsuan sertifikat deposito.