Menjajaki Karier Jurnalistik dan Politik Dahlan Iskan, Pendiri Jawa Pos Group
Nama Dahlan Iskan dikenal sebagai jurnalis, pengusaha, mantan CEO Jawa Pos dan Jawa Pos Group, serta politisi. Berkat kiprahnya sebagai pebisnis di dunia pers dan media massa Indonesia, Dahlan Iskan pun menjadi sorotan publik.
Selain memajukan Jawa Pos Group, Prof. Dr. Dahlan Iskan juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama PLN (Perusahaan Listrik Negara) pada tahun 2009-2011. Adapun pada tahun 2011 hingga 2014, dirinya pernah menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia.
Nama Dahlan Iskan masuk dalam daftar para politisi terkaya di Republik Indonesia. Pada tahun 2014, total kekayaannya mencapai Rp6 triliun dan menempati peringkat politisi terkaya ke-18. Hingga kini, namanya selalu masuk daftar 100 orang terkaya di Indonesia, dengan perkiraan kekayaan mencapai Rp2-6 triliun.
Baca Juga: Mengulas Kiprah Bisnis Aburizal Bakrie, Pemilik Bakrie Group yang Menaungi tvOne dan ANTV
Profil Dahlan Iskan
Profil Dahlan Iskan (Sumber: metrotimes.news)
Dahlan Iskan lahir di Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Namun sayang, orang tuanya tak ingat tanggal berapa Dahlan lahir. Akhirnya, Dahlan Iskan pun memilih tanggal 17 Agustus 1951 yang sesuai dengan hari kemerdekaan untuk memperingati ulang tahunnya.
Bisa dikatakan, masa kecilnya di Desa Kebon Dalem dulu terbilang tidak berkelimpahan. Dahlan Iskan adalah putra dari pasangan Lisnah dan Mohamad Iskan yang bekerja sebagai buruh serabutan dan pengrajin batik.
Ia memiliki tiga orang saudara kandung yakni Khosyatun, Ahmad Zainuddin Iskan, dan Sofwati. Semasa kecilnya, Dahlan Iskan hidup susah dalam kemiskinan. Untuk membeli alas kaki saja, ia tidak punya uang.
Namun hidup yang serba susah itu membuatnya tumbuh menjadi pribadi tangguh. Meski lahir dari keluarga sederhana dan serba kekurangan, Dahlan Iskan terbukti sanggup mengubah nasibnya. Dan kini ia telah menjadi self-made millionaire yang sukses finansial dalam bisnis media massa.
Dahlan Iskan bahkan sukses mewariskan bisnisnya yang moncer dan menggurita kepada keturunannya. Diketahui, Dahlan mempunyai dua orang anak dari pernikahannya dengan Nafsiah Sabri. Mereka adalah Azrul Ananda dan Isna Fitriani. Kini, Azrul Ananda telah menggantikan kepemimpinan Dahlan Iskan di Jawa Pos Group.
Kisah Inspiratif Dahlan Iskan
Sewaktu kecil, Dahlan bersekolah di SDN Desa Bukur, Jiwan, Madiun. Setelahnya, ia menamatkan pendidikannya di Madrasah Tsanawiyah Pesantren Sabilil Muttaqien dan Madrasah Aliyah Pesantren Sabilil Muttaqien di Magetan.
Selanjutnya, Dahlan pernah menimba ilmu di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Cabang Samarinda, namun tidak sampai tamat. Ia pun sudah harus terbiasa membantu mencari nafkah sejak kecil. Entah itu menyabit rumput, menjadi kuli, hingga menggembala kambing.
Beranjak dewasa, ia memulai pekerjaan sebagai wartawan. Kariernya di ranah jurnalistik bermula sewaktu dirinya bekerja di sebuah surat kabar kecil wilayah Samarinda, Kalimantan Timur, pada tahun 1975. Memasuki tahun 1976, ia kemudian menjadi wartawan untuk Majalah Tempo.
Namanya sempat jadi sorotan setelah Dahlan menjadi satu-satunya reporter yang berhasil meliput kecelakaan Kapal Tampomas. Kariernya di dunia media massa kian melejit. Ia lantas dipercaya untuk memimpin Jawa Pos yang beralih kepemilikan.
Waktu itu, The Chung Shen alias Suseno Tedjo menjual Java Post (didirikan pada 1949) kepada Eric Samola yang saat itu menjabat sebagai Direktur Utama PT Grafiti Pers, penerbit Majalah Tempo. Eric Samola lantas menunjuk Dahlan Iskan untuk membangkitkan kembali surat kabar yang nyaris mati tersebut.
Eric Samola sendiri menunjuk Dahlan bukan tanpa alasan. Menurut penilaiannya, Dahlan menonjol dan berprestasi. Ia juga selalu bersemangat dan dikenal tekun bekerja keras.
Tak pelak, Dahlan pun dipromosikan menjadi pemimpin koran Jawa Pos. Dan ketika itulah Dahlan mulai melakukan sejumlah terobosan dan pembaruan.
Menjadi Game Changer Bersama Jawa Pos Group dan JPNN
Dahlan Iskan menjadi seorang game changer dalam sejarah surat kabar Jawa Pos. Jawa Pos yang nyaris gulung tikar dengan oplah hanya 6.000 eksemplar bisa kembali berdiri dan meraih sukses.
Dalam waktu lima tahun sejak kepemimpinannya, Jawa Pos berkembang pesat menjadi surat kabar yang oplahnya 300.000 eksemplar. Tak hanya itu saja, omzet tahunannya pun berkembang dan naik hingga 20 kali lipat sehingga menyentuh angka Rp10,6 miliar.
Dari tahun 1982 hingga 2018, Dahlan sukses memimpin Jawa Pos. Kerajaan bisnisnya pun melebarkan sayap di berbagai sektor dan semakin menggurita, dengan produk berupa surat kabar, listrik, dan kertas.
Jawa Pos Group membawahi lebih dari 151 surat kabar regional dan nasional Indonesia, belasan tabloid, majalah, dan juga berbagai stasiun televisi lokal, mencakup JTV, STV, PJTV, Betawi TV, Purworejo TV, dan lainnya. Surat kabar daerah yang bernaung di dalam Jawa Pos Group kebanyakan berawalan Radar, termasuk Radar Malang, Radar Surabaya, dan lainnya. Semua media ini juga termasuk ke dalam Jawa Pos News Network.
Dahlan Iskan diketahui menggawangi dua perusahaan pembangkit tenaga listrik swasta, yaitu PT Prima Electric Power di Surabaya dan PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur. Ia mempunyai dua perusahaan ekspedisi, yakni Jawa Pos Express dan JP Mandiri, serta sebuah yayasan bernama Dahlan Iskan Foundation.
Beberapa stasiun radio yang termasuk Jawa Pos Group ialah Lombok Post FM, Fajar FM, Kalteng Pos FM, KPFM, dan Sumeks Radio. Sementara untuk jaringan televisi nasionalnya adalah Jawa Pos Multimedia.
Jawa Pos Group juga menaungi perusahaan ritel JP Books, Fangbian Iskan Corporindo yang bergerak di sektor komunikasi, serta bisnis properti Graha Pena, Gedung Biru Kalteng Pos, Graha Pena Makassar, dan Gedung Biru Kaltim Pos.
Baca Juga: Mengenang Jakob Oetama, Jurnalis Pendiri Kompas dan Gramedia yang Ingin Mencerdaskan Bangsa
Ditunjuk Jadi Direktur Utama PLN hingga Menteri BUMN
Sukses besar dengan bisnis jurnalistik dan media massa, kepiawaian Dahlan Iskan pun ikut dilirik oleh SBY. SBY yang ketika itu masih menjabat sebagai Presiden RI lantas menunjuk Dahlan untuk menjadi Direktur Utama PLN (Perusahaan Listrik Negara) periode 2009-2011 dan melakukan beberapa pembaruan.
Dahlan sukses mencetak sejumlah kemajuan, termasuk membuat PLTS di 100 pulau pada tahun 2011. Keberhasilan tersebut membuat Dahlan Iskan didapuk SBY untuk menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia (2011-2014).
Di tahun 2011, ia menerima penghargaan dari Charta Politika Award III untuk kategori pimpinan kementerian paling berpengaruh.
Pernah Transplantasi Ginjal dan Lever
Dikenal sebagai sosok pekerja keras bahkan gila kerja, Dahlan Iskan pernah menjalani operasi transplantasi ginjal pada tahun 2004 lalu. Kemudian di tahun 2007, ia pun sempat menjalani operasi cangkok hati di Tianjin First Center Hospital, Cina.
Saat itu, Dahlan Iskan harus melakukan transplantasi lantaran menderita kanker lever. Kanker lever tersebut diakibatkan oleh penyakit hepatitis B yang dulu pernah dideritanya, namun terlambat ditangani dan diobati sehingga menjadi semakin parah.
Kendati harus minum obat setiap hari, namun Dahlan Iskan masih panjang umur. Dengan keinginan hidup yang kuat, Dahlan Iskan masih sehat walafiat dengan kondisi ginjal dan hati cangkokan. Pada tahun 2008, Dahlan menulis buku Ganti Hati yang menceritakan pengalamannya operasi transplantasi hati.
Masuk Daftar 100 Orang Terkaya di Indonesia
Sejak kesuksesan bisnis pers dan jurnalistik yang menggurita, nama Dahlan Iskan kerap masuk dalam daftar jajaran 100 orang terkaya di Indonesia. Pada tahun 2013 lalu, nama Dahlan Iskan masuk dalam daftar 150 orang paling kaya di Indonesia versi Majalah Globe Asia.
Saat itu dirinya masih menjabat sebagai Menteri BUMN dan ia menduduki posisi ke-93 orang paling tajir di Indonesia. Kekayaannya ketika itu diperkirakan mencapai 370 juta Dollar AS, yang setara dengan Rp5,5 triliun.
Kilas balik ke tahun 2010, ia dikabarkan pernah berutang Rp102,3 miliar. Namun total kekayaannya saat itu mencapai Rp152 triliun berdasarkan data LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara) KPK.
Per tahun 2018, Majalah Globe Asia menuturkan perkiraan harta kekayaan Dahlan Iskan berada di kisaran 410 juta Dollar AS (sekitar Rp6,1 triliun). Adapun data Forbes 2021 mengungkapkan bahwa harta kekayaan Dahlan Iskan berada di angka 445 juta Dollar AS—setara Rp6,6 triliun. Ia berada di urutan ke-95 orang terkaya Indonesia.
Kisah Hidupnya Diangkat ke Layar Lebar
Kisah Inspiratif Dahlan Iskan (Sumber: www.liputan6.com)
Sewaktu kecil, Dahlan pernah mengalami jalan kaki puluhan meter tanpa alas kaki untuk pergi ke sekolah. Kemiskinan tidak lantas melumpuhkan semangat belajarnya, walaupun telapak kakinya sering kali lecet dan melepuh karena berjalan tanpa sepatu.
Ia pun menginspirasi banyak orang dengan ketekunan, semangat, dan kerja kerasnya untuk terbebas dari belenggu derita kemiskinan. Kini Dahlan Iskan telah sukses bertransformasi menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia dengan perwujudan harta tangible triliunan rupiah.
Kisah hidupnya itu kemudian diangkat menjadi novel dengan judul Sepatu Dahlan. Belakangan novel tersebut diangkat menjadi film layar lebar dengan judul yang sama dan rilis di tahun 2014.
Baca Juga: Menelusuri Rekam Jejak Pengusaha Eddy Sariaatmadja, Pemilik SCTV yang Hartanya Triliunan Rupiah