Pengaruhi Kondisi Pasar, Harga, Serta Produksi, Ini Pengertian Disequilibrium, Jenis, dan Sederet Dampaknya
Di dunia ekonomi, keseimbangan antar segala komponen yang tercakup di dalamnya adalah suatu hal yang sangat penting untuk dijaga. Pasalnya, jika sampai terjadi ketidakseimbangan dalam kondisi ekonomi, risiko terjadinya kekacauan harga, produksi, dan kondisi pasar bisa sangat tinggi.
Pada dunia ekonomi sendiri, ketidakseimbangan tersebut dikenal dengan istilah disequilibrium. Secara sederhana, istilah ini bisa diartikan sebagai kondisi yang mana pasar tak mencapai titik penawaran dan permintaan yang seimbang atau yang biasa dikenal dengan sebutan equilibrium.
Lantas, seperti apa penjelasan lebih lanjut tentang disequilibrium ini? Mulai dari penyebab, jenis, hingga dampak yang diberikannya, inilah ulasan lengkap tentang pengertian disequilibrium yang penting untuk diketahui.
Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!
Apa Itu Disequilibrium?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, disequilibrium adalah suatu kondisi saat pasar tak mencapai keseimbangan terkait tingkat permintaan dan penawaran. Saat pasar dalam kondisi tidak seimbang tersebut, nilai barang ataupun jasa tak mencerminkan nilai yang sebenarnya. Kebalikan dari kondisi disequilibrium ini adalah equilibrium atau keseimbangan.
Terdapat sejumlah faktor yang mampu memicu terjadinya disequilibrium ini, mulai dari faktor internal dan eksternal. Untuk faktor eksternalnya sendiri mencakup perubahan pada kondisi di pasar global. Sementara untuk faktor internal pemicu disequilibrium adalah perubahan pada teknologi produksi serta kebijakan pemerintah.
Penyebab Terjadinya Disequilibrium
Situasi disequilibrium bisa terjadi saat terdapat ketidakcocokan atau ketidakseimbangan antara jumlah jasa atau barang yang ditawarkan oleh pasar dengan jumlah yang diminta konsumen. Apabila tingkat permintaan lebih tinggi dibanding penawaran, artinya harga akan melambung. Sebaliknya, jika tingkat penawaran lebih tinggi dibanding permintaan, maka harga akan melandai.
Disequilibrium juga bisa terjadi saat muncul perubahan pada faktor ekonomi tertentu. Beberapa contohnya adalah perubahan pada tingkat suku bunga serta terjadi inflasi. Saat salah satu atau kedua hal tersebut terjadi, harga barang maupun jasa akan ikut terpengaruh.
Perbedaan Equilibrium dengan Disequilibrium
Pada dasarnya, equilibrium adalah keseimbangan di mana kondisi pasar mencapai harga yang menggambarkan nilai dari produk ataupun jasa yang sebenarnya. Di sisi lain, disequilibrium merupakan kondisi di mana market atau pasar tak mencapai keseimbangan antara tingkat permintaan dan penawaran.
Untuk ketidakseimbangan atau disequilibrium, kondisi tersebut bisa terjadi dengan jangka panjang maupun jangka pendek. Selain itu, situasi ini juga memberi dampak yang cukup signifikan terhadap harga serta aktivitas produksi.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Pertumbuhan Ekonomi dan Bagaimana Cara Mengukurnya
Beragam Jenis Disequilibrium
Tergantung dari dampak dan jangka waktu terjadinya, disequilibrium bisa dibedakan ke dalam beberapa jenis, antara lain:
Jenis Disequilibrium | Keterangan |
Jangka Pendek |
Untuk jenis jangka pendek, disequilibrium terjadi saat pasar tak mencapai keseimbangan pada jangka waktu relatif singkat. Umumnya, ketidakseimbangan jangka pendek bisa diakibatkan oleh sejumlah faktor, seperti, fluktuasi dari harga bahan dasar, permintaan konsumen berubah, serta perubahan pada kebijakan pemerintah. |
Jangka Panjang |
Sementara untuk jangka panjang, disequilibrium terjadi saat pasar tak mencapai keseimbangan di jangka waktu relatif lama. Ketidakseimbangan jenis ini bisa terjadi karena perubahan pada teknologi produksi, struktur pasar, ataupun situasi pasar global. |
Sementara |
Untuk jenis yang ketiga, disequilibrium sementara terjadi saat pasar tidak mencapai keseimbangan dalam jangka waktu yang singkat, sebelum beralih kembali pada kondisi yang seimbang. Berbeda dengan disequilibrium berjangka pendek, ketidakseimbangan jenis ini terjadi karena fluktuasi musiman maupun perubahan pada kondisi pasar. |
Faktor Eksternal |
Selain itu, ada pula jenis disequilibrium yang terjadi karena faktor eksternal. Ketidakseimbangan karena faktor eksternal ini diakibatkan oleh perubahan pada kondisi pasar global, perubahan pada tingkat suku bunga, dan fluktuasi pada nilai tukar uang. Saat sejumlah faktor tersebut terjadi, kondisi disequilibrium pada pasar akan ikut terpicu. |
Faktor Internal |
Jenis yang terakhir, disequilibrium karena faktor internal disebabkan oleh perubahan pada teknologi produksi, struktur pasar yang berganti, ataupun kebijakan pemerintah yang diperbarui. Sehingga, kondisi ketidakseimbangan dalam pasar menjadi lebih rentan terjadi. |
Dampak Disequilibrium Terhadap Pasar, Harga, serta Produksi
Sebagai kondisi di mana tingkat permintaan dengan penawaran pada pasar tidak setara, disequilibrium tentu mampu memberikan sejumlah dampak yang perlu untuk segera diatasi. Tidak hanya terhadap kondisi pasar secara umum, tapi ketidakseimbangan tingkat penawaran dan permintaan ini juga mampu mempengaruhi harga serta aktivitas produksi.
Disequilibrium bisa memberi dampak pada pasar karena menimbulkan kelebihan permintaan atau penawaran. Secara tidak langsung, hal tersebut juga akan mempengaruhi aspek harga serta produksi pada pasar.
Apabila tingkat penawaran mengalami kenaikan hingga terlalu tinggi, maka harga barang dan juga jasa akan ikut menurun. Sedangkan apabila yang terjadi adalah kenaikan permintaan secara berlebih, maka dampak yang timbul adalah harga akan melonjak.
Di sisi lain, disequilibrium atau ketidakseimbangan juga bisa berpengaruh terhadap aktivitas produksi. Hal ini dikarenakan perusahaan atau produsen akan turut menyesuaikan aktivitas produksinya dengan tingkat penawaran dan permintaan dari barang maupun jasa miliknya. Oleh karena itu, baik bagi masyarakat umum maupun pelaku bisnis, memahami tentang pengertian dan pengaruh disequilibrium ini sangat penting untuk dilakukan agar bisa mengambil langkah keuangan dan bisnis yang terbaik.
Baca Juga: Apa Itu Globalisasi Ekonomi? Ini Pengertian, Bentuk, serta Pengaruhnya bagi Bisnis
Peran Pemerintah untuk Atasi Disequilibrium
Sebagai kondisi ekonomi yang memiliki banyak pengaruh yang umumnya negatif pada pasar, harga, produksi, dan semua pihak yang terkait didalamnya, disequilibrium tentu perlu diatasi dengan segera. Dengan begitu, dampaknya mampu diminimalkan dan tak sampai terlalu besar mengganggu kondisi ekonomi secara umum.
Lalu, bagaimana cara efektif untuk bisa membendung dampak dari kondisi ketidakseimbangan tersebut dan mengatasinya segera? Untuk bisa mengatasi situasi disequilibrium, pemerintah memiliki peran yang sangat besar dan harus mampu menyusun kebijakan yang tepat sesuai dengan kondisi yang terjadi.
Secara umum, pemerintah mampu mempengaruhi kondisi disequilibrium pada pasar melalui pengambilan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Tentunya, pengambilan kebijakan tersebut harus didasarkan dengan sejumlah pertimbangan yang menyesuaikan dengan situasi di lapangan.
Sebagai contoh, kebijakan fiskal bisa diambil oleh pemerintah untuk mengatasi terjadinya ketidakseimbangan pada pasar. Kebijakan fiskal yang dipilih bisa berupa menurunkan atau meningkatkan tarif pajak agar mempengaruhi tingkat permintaan barang maupun jasa pada pasar.
Jika dirasa tingkat permintaan terlalu tinggi, pemerintah bisa memutuskan untuk meningkatkan tarif pajak agar masyarakat menahan hasrat belanjanya. Pun sebaliknya, jika dirasa permintaan terlalu tinggi, pemerintah bisa meringankan tarif pajak agar masyarakat memiliki uang lebih untuk berbelanja produk ataupun jasa. Selain itu, kebijakan fiskal yang bisa diambil oleh pemerintah untuk membendung terjadinya disequilibrium adalah dengan mengatur ulang pengeluaran belanja pemerintah.
Di sisi lain, jika ingin mengambil kebijakan moneter, pemerintah bisa melakukan perubahan pada tingkat suku bunga acuan. Apabila menjadikannya lebih tinggi, masyarakat akan lebih cenderung untuk menyimpan dana di perbankan dibanding membelanjakannya karena dirasa menguntungkan. Sebaliknya, jika diturunkan, masyarakat akan lebih tertarik untuk berbelanja sehingga meningkatkan angka permintaan pada pasar.
Selain itu, pemerintah juga bisa melakukan penetapan pada target inflasi. Melalui langkah ini, penawaran uang akan terpengaruh dan bisa menyesuaikan harga barang maupun jasa sesuai dengan nilai yang selaras dengan batas wajarnya.
Disequilibrium pada Pasar Saham, Crypto, dan Forex
Tidak hanya di pasar umum, disequilibrium atau ketidakseimbangan juga bisa terjadi pada pasar saham, crypto, dan juga forex atau foreign exchange. Ketidakseimbangan pada jenis pasar tersebut terjadi saat fluktuasi terhadap harga aset maupun nilai tukar dari mata uang bisa menciptakan tingkat penawaran serta permintaan yang tidak seimbang.
Disequilibrium adalah Salah Satu Kondisi Ekonomi yang Penting Dipahami Segala Pihak
Bisa terjadi secara jangka panjang, pendek, maupun sementara, ketidakseimbangan pasar ini dipicu oleh sejumlah faktor, baik internal maupun eksternal. Karena mampu memberi dampak pada hampir semua sektor perekonomian, pemerintah perlu mengambil langkah sigap untuk menyiasati kondisi disequilibrium ini.
Di samping itu, masyarakat, pebisnis, ataupun investor juga harus bisa memahami tentang potensi terjadinya ketidakseimbangan ini agar mampu mengambil keputusan yang terbaik pada pengelolaan keuangan, bisnis, maupun investasinya.
Baca Juga: Inflasi: Pengertian, Penyebab, Rumus Menghitung, dan Dampaknya ke Ekonomi RI