Tanda Penurunan Harga, Ini Pengertian Downtrend Saham dan Tips Menyikapinya agar Tak Merugi
Dalam dunia investasi, tak terkecuali saham, fluktuasi harga tentu menjadi hal yang wajar terjadi. Bagaikan sebuah bilah bermata dua, fluktuasi harga dalam investasi bisa menjadi peluang bagi investor agar mampu meraih keuntungan atau imbal hasil menjanjikan. Sebaliknya, jika kurang tepat disikapi, fluktuasi harga yang bergerak negatif pada produk investasi berisiko menimbulkan kerugian bagi investor.
Mengetahui hal tersebut, memahami berbagai istilah seputar fluktuasi atau pergerakan harga dalam investasi menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Salah satu istilah dalam dunia investasi, khususnya saham, yang wajib untuk dipahami oleh investor adalah downtrend. Sesuai dari susunan katanya, yaitu down dan trend, istilah ini bisa dengan mudah dipahami sebagai sesuai yang berhubungan dengan kondisi penurunan harga saham selama kurun waktu tertentu.
Tapi, di samping itu, ada berbagai hal penting yang perlu kamu cari tahu agar bisa memahami betul tentang istilah ini. Nah, jika kamu ingin tahu tentang apa pengertian downtrend saham, termasuk penyebab dan beragam tips agar mampu menyikapi kondisi tersebut dengan tepat, simak penjelasan berikut ini.
Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!
Pengertian Downtrend di Dunia Investasi Saham
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, downtrend adalah istilah yang mengacu pada kondisi penurunan harga saham yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Tentunya, kondisi ini perlu disiasati dengan strategi dan langkah yang tepat agar mampu memberikan hasil optimal pada aktivitas investasi investor.
Di samping itu, downtrend juga bisa dipahami sebagai pola pergerakan atau fluktuasi harga saham pada pasar yang secara terus menerus menurun. Tren penurunan harga saham tersebut bisa terus berlangsung selama jangka waktu tertentu yang mungkin sulit untuk bisa diprediksi oleh investor. Meski begitu, pola fluktuasi tersebut dapat dipantau dengan menggunakan trendline.
Apa itu trendline? Pada dasarnya, trendline adalah istilah yang menggambarkan sebuah pola pergerakan atau fluktuasi harga pada pasar saham. Trendline bisa menurun, meningkat, atau stagnan alias mendatar.
Sehingga, tergantung dari pola pergerakan trendline tersebut, kondisi downtrend ini bisa terjadi jika tren penurunan harga saham terus terjadi. Jika yang terjadi adalah tren kenaikan harga, maka kondisi tersebut disebut sebagai uptrend. Di sisi lain, jika pergerakan harga saham stagnan atau mendatar, kondisi dikenal dengan sebutan sideways.
Kondisi downtrend bisa terjadi ketika terlihat titik puncak atau peak serta titik palung atau trough semakin menurun selama rentang waktu yang cukup lama. Tampak titik peak dan titik trough tersebut mengindikasikan tren menurun jika terjadi secara berturut-turut.
Misalnya, terdapat 2 titik puncak atau lower high serta 2 titik palung atau lower low. Masing-masing titik puncak dan titik palung tersebut lebih rendah dibanding titik sebelumnya, serta menjadi tren harganya akan terus menurun.
Walaupun ada beberapa kenaikan kecil, titik puncaknya tak lebih tinggi dibandingkan dengan titik puncak yang sebelumnya. Dalam kata lain, sebenarnya tren yang berlangsung masih downtrend dan akan terus menurun. Kondisi inilah yang menjadi definisi dari istilah downtrend saham.
Baca Juga: Investasi Saham Aktif vs Saham Pasif, Ini Bedanya
Penyebab Downtrend pada Saham
Jika kamu mengamati terjadinya downtrend, hal tersebut berarti harga pasar saham tengah terus menurun. Kondisi tersebut bisa terjadi jika di pasar terdapat lebih banyak penawaran dibanding permintaan.
Artinya, downtrend disebabkan oleh kondisi di mana lebih banyak kuantitas dari sekuritas yang ditawarkan ketimbang pembeli yang ingin atau tertarik untuk membelinya. Jika ada pembeli yang tertarik pada sekuritas tersebut pun jumlah yang dibeli umumnya tidak banyak sehingga tetap tidak mampu menandingi tingkat penawarannya.
Di samping itu, kondisi downtrend juga dapat terjadi mengikuti dari perkembangan berita ataupun informasi yang berhubungan dengan perusahaan penerbit saham. Juga, sentimen dari kondisi ekonomi serta situasi lain yang memberi pengaruh pada perusahaan juga turut bisa menjadi pemicu terjadinya tren penurunan pada harga saham.
Tentu saja, kondisi tertentu dapat memunculkan kecenderungan bagi investor atau pemilik saham untuk melepas sahamnya secara bersamaan. Imbasnya, tingkat penawarannya akan bertambah secara drastis hingga melebihi tingkat permintaan pada pasar.
Jika tren menurun pada sebuah saham berlangsung dengan jangka waktu yang panjang, dampaknya pada perusahaan akan menjadi sangat masif. Bahkan, dalam kondisi yang ekstrim, tren penurunan saham bisa menyebabkan kebangkrutan pada perusahaan. Lebih lanjut, kondisi tersebut juga dapat memicu munculnya angka pengangguran, penurunan pada daya beli, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Cara Investasi Saham bagi Pemula yang Ingin Berinvestasi Saham Online
3 Tips Menyikapi Fenomena Downtrend agar Meminimalkan Kerugian
Sebagai tren pergerakan saham di mana harganya terus menurun selama jangka waktu tertentu, investor tentu perlu mengoptimalkan langkah dan keputusan investasi untuk menanggapinya. Dengan begitu, investor mampu meminimalkan risiko kerugian dari penurunan harga yang terus terjadi tersebut, dan bahkan mampu merencanakan strategi investasi berikutnya pasca terjadinya tren penurunan tersebut.
Pada dasarnya, terdapat 3 tips atau hal yang bisa dilakukan oleh investor untuk menyikapi fenomena downtrend ini agar mampu menekan risiko kerugian. Berikut adalah ketiga tips tersebut.
1. Melakukan Strategi Short Selling
Short selling adalah sebuah strategi di mana investor meminjam saham untuk kemudian langsung menjualnya lagi dalam waktu singkat. Akan tetapi, strategi ini melibatkan perjanjian atau kontrak jika suatu saat nanti investor bakal membeli lagi saham yang telah dijual tersebut sesuai kesepakatan Bersama.
Meski begitu, perlu dipahami jika strategi short selling umumnya dilakukan investor dengan pengalaman yang cukup banyak di dunia trading. Sehingga, dibutuhkan pengambilan keputusan yang tepat sebelum memutuskan untuk melakukan langkah short selling ini sebagai langkah antisipasi dari kondisi downtrend.
Jika tren penurunan harga terus terjadi, kamu juga bakal mendapatkan keuntungan dari selisih nilai jual saham dan harga belinya. Jadi, strategi ini jika tepat diterapkan mampu memberi imbal hasil yang menjanjikan di kemudian hari.
2. Segera Menjual Saham Sebelum Nilainya Terus Menurun
Tips lainnya untuk menanggapi kondisi penurunan harga atau downtrend adalah segera melakukan pesanan penjualan saham sebelum nilainya terus menurun. Tentunya, sebelum mengambil langkah ini, kamu harus lebih dulu menganalisis tren pergerakan harga saham secara teknikal untuk beberapa waktu ke depan.
Analisis teknikal ini bisa dilakukan dengan menghitung nilai dari moving average nilai saham. Jika diamati dan dianalisis, kamu bisa memperkirakan kondisi pergerakan harga saham di waktu mendatang dari penghitungan moving average. Jika diprediksi tren menurun masih akan terus berlanjut, kamu dapat mengambil langkah untuk mengajukan penjualan saham sebelum nilainya merosot terlalu tajam.
Dalam kata lain, tren ini bisa dibilang sebagai strategi stop loss dan bisa membuat investor terhindar dari risiko kerugian lebih dalam lagi. Meski begitu, bisa jadi hal ini harus memaksa investor untuk menerima potensi kerugian dan merencanakan kembali strategi untuk mengambil keuntungan di waktu mendatang.
3. Memprediksi Kapan Datangnya Uptrend
Tips yang terakhir, jika kamu mempunyai saham yang saat ini sedang terus menurun dan mengalami downtrend, cobalah untuk melakukan analisis terhadapnya secara mendalam. Cari tahu apakah terdapat peluang jika harga saham akan bounce back dan kembali naik dalam waktu dekat dari hasil analisis tersebut.
Jika melihat adanya potensi untuk terjadi uptrend dalam waktu dekat, kamu dapat menahan dulu langkah investasi hingga trend pergerakan harga tersebut terjadi. Jika kondisi uptrend benar terjadi dalam waktu dekat, tentu kamu bisa mendapatkan kembali kerugian dari tren penurunan yang telah terjadi sebelumnya.
Yang penting, terlepas dari apapun keputusan yang kamu ambil, bersiaplah dengan segala kemungkinan yang terjadi. Jika ternyata prediksi uptrend tak terjadi sesuai hasil analisis, jangan ragu untuk melakukan langkah stop loss. Karenanya, jadikan hasil analisis yang jelas sebagai dasar untuk mengambil langkah mengantisipasi kondisi downtrend agar mampu meminimalkan risiko kerugian seoptimal mungkin.
Dengan Strategi yang Tepat, Risiko Downtrend Bisa Diminimalkan
Sebagai salah satu trend pergerakan harga yang kerap terjadi pada harga sebuah saham, downtrend tentu menjadi kondisi yang penting untuk dipahami oleh investor. Strategi dan cara untuk mengantisipasi risiko dari kondisi tersebut pun perlu diterapkan dengan tepat. Dengan begitu, risiko kerugian dari kondisi downtrend ini bisa diminimalkan dan mampu menjaga modal investasi investor.
Baca Juga: Perbedaan Saham dan Reksa Dana Saham juga Masing-masing Keuntungannya