Biar Andal Investasi Saham, Cermati 10 Istilah dalam Analisis Teknikal Grafik Ini
Sebagai investor saham, kamu pasti pernah dihadapkan dengan kondisi bingung memilih saham perusahaan mana yang menjanjikan dan mampu memberi potensi keuntungan besar. Jika demikian, artinya kamu belum memahami tentang melakukan analisis teknikal agar bisa mengetahui potensi dan tren pergerakan harga saham pada grafiknya.
Analisis teknikal sendiri merupakan salah satu metode analisis saham yang wajib dipahami investor selain analisis fundamental. Pada dasarnya, analisis teknikal saham dilakukan dengan memantau grafik pergerakan harga saham selama periode tertentu dan memperkirakan arah fluktuasinya mendatang. Tujuannya tidak lain untuk mengetahui kapan waktu terbaik melakukan buy, sell, atau hold pada saham yang telah dianalisis grafiknya.
Tentunya, dalam melakukan analisis teknikal, ada sederet istilah yang penting dipahami oleh investor. Apa saja? Berikut 10 istilah dalam analisis teknikal grafik yang wajib kamu ketahui agar lebih andal dalam investasi saham.
Istilah-Istilah dalam Analisis Teknikal Grafik
1. Support
Support adalah salah satu istilah dalam analisis teknikal grafik mendasar yang berguna untuk membantu investor dalam mengidentifikasi harga pada grafik saham. Istilah ini merujuk pada batas paling rendah dari grafik harga saham yang tidak dapat ditembus saat pergerakan harga saham menurun.
Investor bisa memahami garis support yang menjanjikan jika harga saham bergerak mendekatinya, tapi tidak sampai menembusnya. Melainkan, harga saham kembali naik dan memicu munculnya kondisi uptrend. Karena itulah investor sering kali melakukan pembelian atau demand pada saham untuk mengeruk potensi keuntungan dari potensi uptrend tersebut.
2. Resistance
Kebalikan dari support, resistance adalah istilah dalam analisis teknikal grafik yang berarti titik atas atau titik tertinggi yang tidak bisa ditembus saat pergerakan harga saham meningkat. Sehingga, tren yang mengikuti biasanya adalah penurunan harga dan memicu terjadinya penjualan atau meningkatkan supply saham oleh investor. Alasannya agar investor bisa merealisasikan potensi keuntungan tertinggi sebelum harga saham menurun setelah meningkat tapi tak sampai menembus titik resistance.
3. Bullish
Bullish merupakan kondisi di mana pasar sedang berada pada tren penguatan atau uptrend. Di kondisi bullish, mayoritas investor merasa optimis dengan potensi saham atau indeks pasar secara keseluruhan hingga memicu penguatan pada titik support sebesar 20 persen.
4. Bearish
Jika ada tren penguatan pada grafik harga saham, pasti ada pula tren penurunan. Nah, kondisi tersebut biasa disebut dengan bearish yang menggambarkan kondisi bursa saham yang sedang melemah.
Di kondisi ini, mayoritas investor sedang waspada dan pesimis dengan fluktuasi harga saham yang cenderung akan menurun di masa depan. Alhasil, kondisi bearish akan memicu penurunan pada titik resistance sebesar 20 persen.
5. Overbought
Istilah dalam analisis teknikal grafik lainnya adalah overbought. Bisa juga disebut sebagai jenuh beli, overbought adalah kondisi di mana harga saham telah mencapai titik tertinggi dari kenaikannya.
Biasanya, fenomena ini ditandai dengan pergerakan tren penguatan secara signifikan. Pada titik ini, investor akan melepas atau menjual saham miliknya agar bisa mendapatkan profit terbaik dari aktivitas investasinya.
6. Oversold
Oversold adalah sebutan untuk kondisi harga saham yang sudah mencapai batas penurunan atau bisa juga disebut jenuh jual. Sama halnya dengan overbought, fenomena oversold juga memiliki tanda khusus, yaitu pergerakan tren penurunan harga saham secara signifikan karena dorongan jual yang deras dari investor.
Berbeda dengan kondisi jenuh beli, investor tidak langsung melakukan pembelian pada saham dan menghabiskan seluruh modalnya. Melainkan, mereka hanya menggunakan sebagian modal untuk melakukan order pembelian pertama, sembari memantau pergerakan lanjutan dari tren grafik harga saham. Hal ini dilakukan dengan tujuan memastikan fluktuasi harga saham benar mengalami uptrend dan meminimalkan risiko kerugian.
7. Trend Line
Arti dari trend line adalah garis batas tren saham yang menuju ke arah tertentu. Garis batas tren ini menggambarkan arah dari fluktuasi harga saham di waktu mendatang.
8. Uptrend Line
Salah satu jenis trend line yang umum terjadi adalah uptrend line. Istilah ini mengacu pada garis tren yang mengarah ke atas kanan grafik dan menggambarkan arah fluktuasi harga saham yang meningkat. Garis uptrend ini biasanya terbentuk dari menghubungkan paling tidak 2 titik support.
9. Downtrend Line
Selanjutnya ada downtrend line yang merupakan antonim dari uptrend line. Garis downtrend menunjukkan pergerakan arah grafik ke bawah kanan dan mengindikasikan fluktuasi harga saham yang melemah. Garis ini umumnya dibentuk dengan menghubungkan setidaknya 2 titik resistance.
10. Sideways Trend
Terakhir ada sideways trend, yaitu istilah dalam analisis teknikal grafik yang menunjukkan harga saham tak menunjukkan pergerakan yang signifikan dan cenderung stagnan. Tren sideways ini mengindikasikan saham tak mengalami uptrend ataupun downtrend karena pergerakan harga saham terbatas di antara resistance dan support yang telah terjadi sebelumnya.
Pelajari Istilah dalam Analisis Teknikal Grafik agar Mampu Pilih Produk Saham Terbaik
Sebagai metode analisis krusial yang mampu membantumu memilih produk saham terbaik, 10 istilah dalam analisis teknikal grafik di atas tak boleh sampai luput dari perhatian. Dengan memahami istilah-istilah di atas, kamu mampu melakukan analisis teknikal grafik ini secara akurat dan tepat. Jadi, potensi untuk memilih produk saham terbaik dengan potensi menjanjikan akan bisa kamu lakukan.