Jangan Gegabah! Ini Dampak Buruk Gunakan KTA untuk Menikah
Pernikahan merupakan momen sakral yang harapannya hanya terjadi sekali seumur hidup. Oleh karena itu, tak sedikit orang yang mendambakan prosesi resepsi pernikahan yang mewah, memorable, dan turut memberi kebahagiaan kepada siapa saja yang menghadiri perhelatan tersebut.
Akan tetapi, untuk bisa menyiapkan pesta pernikahan impian, biaya yang dibutuhkan tentu tidak sedikit. Butuh waktu yang cukup lama untuk menabung agar momen menyatukan dua insan menjadi satu tersebut dapat disiapkan sebaik mungkin. Bahkan, tak sedikit orang yang rela mengajukan kredit tanpa agunan atau KTA guna menambah modal acara pernikahan yang didambakan tersebut.
Pada dasarnya, tidak ada yang salah merogoh kocek cukup dalam untuk merealisasikan acara pernikahan mewah. Mengingat banyaknya tamu yang diundang dan budaya di Indonesia, tak mengherankan jika resepsi pernikahan bisa memakan biaya puluhan, bahkan ratusan juta Rupiah untuk acara yang hanya berlangsung selama beberapa jam tersebut.
Namun, bijakkah menggunakan layanan KTA untuk memenuhi kebutuhan momen sakral nan bergengsi tersebut? Bukankah jika keuangan terpuruk karena membiayai resepsi pernikahan malah akan menimbulkan masalah yang besar di kehidupan berumah tangga? Oleh karena itu, agar tidak diterpa percikan api di kehidupan yang baru, pertimbangkan dulu dampak buruk menggunakan KTA untuk membiayai acara pernikahan berikut ini.
Baca juga: Cek Kembali Kreditur KTA agar Tak Salah Langkah!
Bingung Cari Produk Kredit Tanpa Agunan Terbaik? Cermati punya solusinya!
Dampak Buruk Menggunakan KTA untuk Biaya Nikah
Pinjaman KTA untuk Biaya Nikah
-
Beban KTA Dapat Menjadi Ranjau dalam Rumah Tangga
KTA adalah salah satu jenis produk pinjaman dengan fasilitas kredit yang menghilangkan syarat pemberian agunan pada setiap calon nasabahnya. Karena hal inilah mengapa KTA seringkali dijadikan sebagai solusi untuk menyelesaikan berbagai masalah keuangan dengan mudah dan praktis, tak terkecuali menambah biaya pernikahan.
Padahal, memanfaatkan layanan KTA untuk membiayai acara pernikahan bukanlah hal yang bijak untuk dilakukan. Alasannya karena momen sakral tersebut hanya terjadi dalam satu waktu dan berlangsung selama hitungan jam saja. Sedangkan, beban cicilan KTA akan terus terbawa oleh pengantin baru di kehidupan setelah berumah tangga hingga beberapa bulan ke depan.
Jika tidak dipersiapkan dengan baik dan melalui berbagai pertimbangan yang matang, bukan tidak mungkin beban keuangan cicilan KTA dapat menjadi ranjau dalam rumah tangga. Seperti yang kita tahu, pernikahan merupakan proses bersatunya dua insan. Di awal pernikahan, pasti membutuhkan banyak penyesuaian terhadap sikap dan perilaku dari masing-masing pihak.
Dengan adanya beban keuangan, seperti cicilan KTA, tidak jarang hal itu dapat menjadi trigger pada masalah rumah tangga yang rumit. Jadi, pertimbangkan dulu risiko ini sebelum memanfaatkan KTA untuk menambah biaya acara pernikahan.
-
Bunga KTA Tergolong Tinggi
Memang, syarat pengajuan yang mudah membuat KTA menjadi primadona masyarakat dalam menyelesaikan masalah keuangan. Hal tersebut juga dapat menjadi tawaran menggiurkan bagi calon pengantin yang ingin menghelat pernikahan mewah tetapi terkendala biaya. Selain itu, tak jarang pula penyedia KTA akan menawarkan limit pinjaman sesuai kebutuhan pasangan guna lebih menarik lagi minat mengajukan pinjaman tersebut.
Namun, sesuai peribahasa “ada udang di balik batu” tawaran menarik dan menggiurkan dari layanan KTA tersebut menyimpan risiko buruk di dalamnya. Risiko tersebut adalah beban bunga yang tergolong tinggi jika dibandingkan dengan produk pinjaman serupa.
Jika tidak berhati-hati, kamu akan memiliki beban kredit dengan cicilan yang ternyata terlalu berat bagi keuangan. Alhasil, acara pernikahan yang seharusnya diingat sebagai momen paling membahagiakan dalam hidup malah menjadi momen yang mengingatkan kamu pada cicilan KTA. Seram, bukan?
-
Tenor Peminjaman Singkat dan Tidak Variatif
Selain bunga yang tinggi, KTA juga kebanyakan memiliki tenor peminjaman yang singkat dan tidak variatif. Tenor KTA biasanya hanya berkisar antara 1 sampai 2 tahun saja. Kakunya pilihan tenor KTA tentu akan membuat kamu kesulitan mendapatkan nominal cicilan yang sesuai kondisi keuangan.
Saat cicilannya terlalu kecil, jangka waktu pelunasan akan menjadi makin lama. Jika terlalu besar, sudah pasti keuangan kamu akan menjadi berantakan. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk mengambil KTA, pertimbangkan dulu tenor dan nominal cicilan yang bisa dipilih.
-
Keuangan Tidak Siap Menjalani Kehidupan Pasca Pernikahan
Tujuan dari melakukan pesta atau resepsi pernikahan adalah untuk merayakan kebahagiaan dari pernikahan itu sendiri. Jangan sampai karena ingin mengejar gengsi, acara tersebut malah menjadi awal yang buruk bagi kehidupan pasca pernikahan kamu.
Untuk itu, sebaiknya acara pernikahan dihelat sesuai dengan budget dan kondisi keuangan kedua mempelai saja. Dengan begitu, keuangan setelah menikah tidak akan tergerus untuk membayar cicilan KTA yang terlalu besar dan memberatkan. Melainkan, kamu bisa memanfaatkan KTA untuk memenuhi kebutuhan penting lain yang biasanya baru muncul ketika sudah menjadi hidup baru sebagai sepasang suami istri.
Baca juga: 5 Kebutuhan yang Pantang Dipenuhi dengan Kredit Tanpa Agunan
Jangan Jadikan Momen Sakral Pernikahan sebagai Jurang bagi Keuangan Rumah Tangga
Kemudahan pengajuan KTA memang dapat menjadi godaan untuk menambah biaya acara pernikahan yang hanya terjadi sekali seumur hidup. Namun, perlu diingat jika beban keuangan akibat penggunaan produk keuangan tersebut akan terus terbawa hingga ke kehidupan setelah pernikahan. Jadi, jika memang memutuskan untuk memanfaatkan KTA untuk menambah modal menikah, pastikan dengan jumlah yang wajar dan cicilan terjangkau agar keuangan tetap terjaga.
Baca juga: Modus Penipuan KTA yang Wajib Diwaspadai