Kisah Perjalanan Garuda Indonesia Menjadi Maskapai Nasional dan Terkemuka di Indonesia
Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan salah satu maskapai penerbangan terkemuka yang beroperasi di Indonesia, Garuda Indonesia. Ya, Garuda Indonesia banyak dikenal sebagai maskapai penerbangan nasional yang memiliki riwayat pelayanan terdepan di antara para pesaingnya di dalam negeri.
Garuda Indonesia juga identik sebagai perusahaan penerbangan yang berasal dan dimiliki oleh Indonesia. Saat wisatawan asal luar negeri menggunakan layanannya, mereka pasti mengetahui jika maskapai penerbangan tersebut merupakan milik Indonesia. Jadi, secara tidak langsung, Garuda Indonesia menjadi refleksi dari industri maskapai penerbangan di Indonesia.
Namun, jauh sebelum dinobatkan sebagai maskapai penerbangan nasional, Garuda Indonesia ternyata memiliki kisah perjalanan yang panjang. Berawal dari pidato Presiden Soekarno yang menyampaikan kebutuhan Bangsa Indonesia yang berbentuk kepulauan akan pesawat, hingga pembentukan kerjasama dengan maskapai asal Belanda.
Nah, dari sejarah tersebutlah cikal bakal Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan terbentuk. Untuk lebih jelasnya mengenai perjalanan terlahirnya Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan nasional dan terkemuka di Indonesia, simak kisahnya berikut ini.
Kisah Singkat Garuda Indonesia Terlahir
Sebelum membicarakan kapan Garuda Indonesia terbentuk, akan jauh lebih baik jika memahami sejarah yang melatarbelakangi dibuatnya maskapai penerbangan pertama di Indonesia. Pada awal tahun 1949, pertama kali maskapai Indonesia menerbangkan pesawat komersialnya. Pesawat tersebut bernama Seulawah, memiliki nomor RI-001, dan mengudara dengan rute Kalkuta-Rangon.
Diterbangkannya Seulawah tersebut bermula dari pidato Presiden pertama Indonesia, Soekarno yang menyebutkan kebutuhan Indonesia akan pesawat sebagai media pertahanan udara serta penghubung antarpulau. Untuk bisa membeli pesawat pertama, Komodor Udara Suryadi Suryadarma melakukan penggalangan dana ke sejumlah daerah di Pulau Sumatera bersamaan agenda safari Presiden Soekarno.
Melalui agenda safari tersebut, Presiden Soekarno berhasil menggugah masyarakat Aceh untuk menyumbang. Tidak butuh waktu lama, terkumpul dana sejumlah 130.000 straits-dollar serta 5 kilogram emas. Dengan dana sebesar itu, Indonesia sebenarnya mampu membeli 2 buah pesawat Dakota.
Opsir Wiweko ditugasi untuk membeli pesawat tersebut dan berangkat menuju Filipina. Di negara tersebut, Opsir Wiweko membeli satu pesawat Dakota yang diantar menuju Hongkong, Yogyakarta, dan kemudian sampai di Aceh pada Oktober 1948. Pesawat Dakota inilah yang diberi nama Seulawah dan RI-001 sebagai nomor registrasinya.
Seulawah tersebut sejak awal hanya dioperasikan sebagai alat transportasi untuk pejabat negara. Hal inilah yang juga menjadi alasan mengapa pesawat tersebut memiliki kode RI di nomor registrasinya. Tugas pertama dari Seulawah adalah menerbangkan Hatta ke Sumatera untuk kunjungan kerja.
Kemudian, setelah mendapatkan servis dan ditambahkannya kapasitas tangki bahan bakarnya, Seulawah kembali mengudara ke Kalkuta untuk kebutuhan overhaul serta pemasangan tangki. Namun, karena terjadi Agresi Militer ll, Seulawah tidak dapat dipulangkan lagi ke Indonesia untuk sementara waktu.
Baca Juga: Ingin Bisnis Ekspor? Ikuti Tips ini
Terbentuknya Indonesian Airways
Kemudian, daripada tidak digunakan, Seulawah dikomersialkan untuk melakukan penerbangan di luar negeri dan menjadi sumber penghasilan bagi para awaknya. Di sisi lain, kalangan militer memiliki rencana lain yang lebih heroik untuk membangun maskapai penerbangan komersial sekaligus menggalang dana untuk Indonesia.
Melalui bantuan dana dari Dubes Indonesia di India, Indonesian Airways terbentuk dan disewa oleh pemerintah Myanmar. Melalui maskapai baru tersebut, Seulawah kembali mengudara untuk tujuan komersial pertama kali dengan rute Kalkuta-Rangon pada akhir Januari 1949.
Tidak disangka, upaya Indonesian Airways tersebut ternyata sukses dan mengalirkan laba yang besar. Selang beberapa bulan beroperasi, keuntungan dari maskapai tersebut dapat digunakan untuk membeli sebuah pesawat baru dan menyewa sebuah pesawat asal Hongkong. Namun, selama 19 bulan, Indonesian Airways tidak lagi beroperasi sebagai maskapai komersial karena RI kembali berdaulat dan Seulawah serta awak kembali terbang untuk kebutuhan hubungan militer.
Hampir 30 tahun berselang, tepatnya pada tahun 1979, Wiweko selaku salah satu pionir pendirian Indonesian Airways menjadi Direktur Utama Garuda Indonesia Airways atau GIA. Karena tidak diketahui tanggal pasti kapan GIA didirikan, tanggal 26 Januari yang dijadikan sebagai hari jadi dari maskapai tersebut. Padahal, 26 Januari merupakan tanggal di mana Indonesian Airways pertama kali melakukan penerbangan komersial bersama Seulawah.
Lalu, sejak kapan GIA lahir dan mulai beroperasi di Indonesia? Jawabannya adalah sejak 1928 karena GIA merupakan hasil kerjasama dari Koninklijke NederIandsch Indische Luchtvaart Maatschappij atau KNILM yang terbentuk pada November tahun 1928. KNILM pasca RIS mendapatkan kedaulatan menjadi kekayaan Belanda yang diakuisisi pemerintah.
Perjalanan Pertama GIA
Perjalanan GIA yang pertama adalah untuk mengantar Presiden Soekarno menuju Jakarta pada akhir tahun 1949 menggunakan pesawat Douglas Dakota dengan registrasi PK-DPD. Setelah itu, barulah GIA secara resmi dinobatkan sebagai perusahaan milik negara di tanggal 31 Maret 1950 sesuai Berita Negara RIS No. 136.
HIngga tahun 1953, Garuda Indonesia memiliki 27 pesawat dan juga staf yang profesional. Perkembangan Garuda Indonesia semakin pesat sampai mampu mendatangkan 3 pesawat turboprop dan membuka rute penerbangan menuju Hongkong di tahun 1960-an. Dalam kurun waktu beberapa tahun selanjutnya, Garuda kembali membawa 3 pesawat jenis Convair 990A, pesawat yang dikenal mempunyai kecepatan tinggi dan teknologi canggih.
Bersamaan dengan didatangkannya pesawat baru tersebut pula Garuda Indonesia melebarkan rute komersialnya hingga ke Amsterdam melalui Kolombo, Roma, Bombay, dan Praha. Setelah itu, Garuda Indonesia terus berusaha mengembangkan armadanya di Indonesia dengan membeli pesawat dengan jenis dan model baru, serta meningkatkan layanannya ke lebih banyak negara, seperti Amerika dan Eropa.
Di tahun 2000, Garuda Indonesia mendirikan anak perusahaan dengan nama Citilink untuk menawarkan penerbangan di kota-kota Indonesia berbiaya terjangkau. Sejak mengalami krisis finansial, Garuda Indonesia meletakkan sahamnya pada BEI mulai 11 Februari 2011.
Selain itu, maskapai ini juga melakukan promosi sebagai sponsor pada perhelatan SEA Games tahun 2011 dan kerjasama dengan tim sepak bola, Liverpool FC, asal Inggris. Hingga kini, pesawat Garuda Indonesia masih menjadi primadona bagi pengguna maskapai penerbangan di Indonesia.
Konsep Layanan yang Diberikan oleh Maskapai Garuda Indonesia
Sebagai maskapai penerbangan nasional dan terkemuka di Indonesia, Garuda Indonesia tentu memiliki layanan dengan konsep yang terjamin. Dalam menawarkan layanannya, Garuda Indonesia menganut pada konsep keramahtamahan yang identik dimiliki oleh Indonesia. Tujuannya adalah untuk memanjakan panca indra manusia dan menjadi ikon dari maskapai itu sendiri.
Melalui Garuda Indonesia Experience, maskapai penerbangan tersebut memiliki konsep layanan dengan menyajikan aspek terbaik yang dimiliki oleh Indonesia kepada penumpangnya. Mulai dari tahap reservasi penerbangan sampai berada di bandara destinasi, Garuda Indonesia akan berusaha memberikan pelayanan yang ramah tamah kepada para penumpangnya.
Garuda Indonesia juga menawarkan layanan penerbangan domestik maupun internasional. Dengan menggunakan layanannya, pesawat Garuda Indonesia mampu membawa penumpang menuju lebih dari 100 kota di dunia.
Pelayanan di dalam pesawat Garuda Indonesia juga tidak kalah memuaskannya. Memiliki fitur kabin yang luas dan nyaman, mendapatkan hiburan di kala perjalanan, serta menikmati hidangan istimewa bisa dirasakan oleh Anda. Jadi, Garuda Indonesia benar-benar berusaha memberikan pengalaman penerbangan yang terbaik untuk setiap penumpangnya.
Baca Juga: 'Traveller' Wajib Punya Kartu Kredit ini, Kenapa?
Kesuksesan dan Pencapaian yang Berhasil Diraih Garuda Indonesia
Tak dapat dipungkiri jika Garuda Indonesia menjadi maskapai penerbangan kebanggaan Indonesia. Hal tersebut tercermin karena Garuda Indonesia menjadi maskapai nasional Indonesia dan menjadi ikon dari industri penerbangan Indonesia di mata internasional. Oleh karenanya, penting kiranya bagi maskapai berplat merah ini untuk bisa menunjukkan pencapaian dan prestasinya.
Prestasi membanggakan yang berhasil diraih adalah mendapatkan penghargaan World’s Best Cabin Crew sejak tahun 2014 hingga 2018. Penghargaan tersebut berhasil didapatkan Garuda Indonesia berdasarkan survei kepuasan 18 juta pelanggan dari 245 maskapai internasional. Garuda Indonesia juga dinobatkan sebagai 5-Star Airline.
Di samping itu, maskapai kebanggan Indonesia ini juga pernah masuk ke dalam 10 besar maskapai penerbangan terbaik di dunia. Tidak meragukan, Garuda Indonesia dianugrahi penghargaan bergengsi tersebut selama 2 tahun berturut-turut pada tahun 2018 dan 2017. Maskapai tersebut juga pernah masuk ke dalam 7 besar maskapai dunia pada tahun 2018 dan peringkat ke 8 pada tahun 2013.
Sebagai Maskapai Penerbangan Kebanggan Indonesia, Garuda Indonesia Memiliki Tanggung Jawab yang Besar
Tidak dapat dipungkiri jika Garuda Indonesia menjadi maskapai penerbangan yang menggambarkan kemajuan industri tersebut di Indonesia. Pelayanan yang diberikan menjadi acuan bagi wisatawan dari seluruh dunia mengenai kualitas dan kemajuan industri penerbangan di Indonesia.
Untuk itu, Garuda Indonesia memiliki tanggung jawab yang besar terhadap industri penerbangan di Indonesia dan diharap mampu mencerminkan pelayanan serta kualitas maskapai yang terbaik.
Baca Juga: Cita-Cita Jadi Pramugari? Pahami Dulu Syarat dan Caranya Berikut Ini