Ketahui Perbedaan KPR Subsidi dan KPR Non Subsidi

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sudah menjadi solusi umum bagi masyarakat yang ingin memiliki rumah impian dengan sistem cicilan. Namun, sebelum mengajukan KPR, kamu perlu memahami bahwa ada dua jenis KPR yang tersedia, yaitu KPR subsidi dan KPR non subsidi.

Banyak yang masih bingung, apa bedanya KPR dan KPR subsidi? Mana yang lebih menguntungkan? Memilih jenis KPR yang tepat sangat penting karena akan memengaruhi keuangan kamu dalam jangka panjang. KPR subsidi memang menawarkan harga lebih terjangkau, namun KPR non subsidi cenderung memberi lebih banyak fleksibilitas walaupun dengan harga yang tinggi.

Supaya tidak salah pilih, yuk simak pembahasan lengkap tentang perbedaan, dan hal-hal yang perlu dipertimbangkan sebelum mengajukan KPR. 

Bingung Cari Produk KPR Terbaik? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Produk KPR Terbaik! 

Apa Itu KPR Non Subsidi?

KPR non subsidi adalah fasilitas kredit perumahan yang diberikan oleh bank atau lembaga keuangan tanpa adanya campur tangan atau bantuan dari pemerintah. Dengan kata lain, semua kebijakan terkait KPR ini, mulai dari suku bunga, tenor, hingga persyaratan pengajuan, sepenuhnya ditentukan oleh pihak bank. 

Tidak seperti KPR subsidi, yang memiliki bunga tetap rendah dan berbagai kemudahan dari pemerintah, KPR non subsidi menawarkan fleksibilitas lebih tinggi, baik dalam pemilihan rumah, luas bangunan, maupun lokasinya.

Jika ingin memiliki rumah dengan spesifikasi sesuai keinginan dan tanpa batasan tertentu, maka KPR non subsidi bisa menjadi pilihan yang tepat. Namun, sebelum mengajukan kredit ini, penting untuk memahami segala ketentuannya, termasuk besarnya cicilan dan bunga yang harus dibayar setiap bulan.

Perbedaan KPR Subsidi dan Non Subsidi

Banyak orang masih bingung apa perbedaan non subsidi dan subsidi dalam KPR. Berikut adalah delapan perbedaan utama yang perlu diketahui.

  1. Suku Bunga

    Salah satu perbedaan utama antara KPR subsidi dan non subsidi adalah suku bunga yang ditawarkan. Bunga KPR subsidi ditetapkan oleh pemerintah dengan kisaran sekitar 5% per tahun, sehingga cicilan yang harus dibayarkan lebih ringan dan tidak berubah sepanjang masa kredit. 

    Hal tersebut berbeda dengan KPR non subsidi yang suku bunganya mengikuti pasar atau bersifat floating. Artinya, besaran cicilan bisa naik atau turun tergantung kondisi ekonomi dan kebijakan bank. Bagi sebagian orang, suku bunga yang fluktuatif ini bisa menjadi risiko karena cicilan yang harus dibayarkan berpotensi meningkat di masa depan.

  2. Plafon Pinjaman

    Jika kamu mengajukan KPR subsidi, ada batasan harga rumah yang bisa dibeli, tergantung pada kebijakan pemerintah di masing-masing daerah. Rumah subsidi umumnya memiliki harga maksimal yang sudah ditentukan agar tetap terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Sebaliknya, pada KPR non subsidi, tidak ada batasan harga. Kamu bisa membeli rumah dengan harga berapa pun sesuai dengan kemampuan finansial dan persetujuan dari pihak bank.

  3. Lokasi dan Jenis Rumah

    Perbedaan perumahan subsidi dan non subsidi juga sangat terlihat dari lokasi dan jenis rumah yang bisa dibeli. Rumah subsidi biasanya dibangun di kawasan pinggiran kota dengan spesifikasi standar yang ditentukan oleh pemerintah. Hal ini bertujuan agar rumah subsidi tetap terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah. 

    Sementara itu, KPR non subsidi memungkinkan kamu untuk membeli rumah di lokasi yang lebih strategis, dekat dengan pusat kota, serta memiliki akses transportasi dan fasilitas umum yang lebih baik. Tidak hanya rumah tapak, KPR non subsidi juga bisa digunakan untuk membeli apartemen atau properti lainnya.

  4. Persyaratan Pengajuan

    Bagi yang bertanya KPR subsidi minimal gaji berapa? jawabannya adalah maksimal Rp8 juta per bulan untuk wilayah Jabodetabek dan Rp4 juta untuk daerah lainnya. Hal ini karena KPR subsidi diperuntukkan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), sehingga ada batasan penghasilan yang harus dipenuhi. 

    Sebaliknya, pada KPR non subsidi, tidak ada batasan penghasilan. Siapa pun bisa mengajukan KPR ini, selama memiliki kemampuan finansial yang cukup dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank.

  5. Fasilitas dan Spesifikasi Bangunan

    Dari segi kualitas bangunan, rumah subsidi memiliki spesifikasi standar yang ditentukan oleh pemerintah, seperti luas bangunan maksimal 36m² dengan material dasar. Fasilitas yang disediakan juga umumnya lebih sederhana, seperti hanya tersedia dua kamar tidur, satu kamar mandi, dan dapur kecil. 

    Sedangkan pada rumah non subsidi, spesifikasi bangunan lebih bervariasi, mulai dari luas yang lebih besar, material bangunan yang lebih berkualitas, hingga tambahan fasilitas seperti taman, carport, dan desain interior yang lebih modern.

  6. DP dan Biaya Lainnya

    KPR subsidi memiliki keunggulan berupa uang muka yang sangat ringan, bahkan bisa mulai dari 1% saja. Ini tentu sangat membantu bagi mereka yang memiliki dana terbatas untuk DP rumah. Sedangkan pada KPR non subsidi, DP yang harus dibayarkan biasanya lebih besar, yakni minimal 10–20% dari harga rumah. 

    Selain itu, pada KPR non subsidi, pembeli juga harus mempersiapkan biaya tambahan lainnya, seperti biaya notaris, administrasi, dan pajak properti yang lebih besar dibandingkan rumah subsidi.

  7. Tenor Kredit

    Jika kamu memilih KPR subsidi, maka tenor pinjaman yang bisa dipilih biasanya maksimal 20 tahun. Namun, pada KPR non subsidi, tenor bisa lebih fleksibel dan lebih panjang, bahkan mencapai 25 hingga 30 tahun tergantung kebijakan masing-masing bank dan kesepakatan dengan nasabah. Dengan tenor yang lebih panjang, cicilan bisa lebih ringan, meskipun total bunga yang dibayarkan bisa lebih besar dalam jangka panjang.

  8. Renovasi dan Perubahan Rumah

    Banyak yang bertanya, apakah rumah KPR non subsidi boleh direnovasi? Jawabannya adalah iya! Rumah yang dibeli dengan KPR non subsidi bebas direnovasi sesuai dengan keinginan pemilik. Ini berbeda dengan rumah subsidi, yang memiliki aturan ketat terkait renovasi. 

    Misalnya, pemilik rumah subsidi tidak diperbolehkan mengubah bentuk fasad atau memperluas bangunan dalam beberapa tahun pertama setelah pembelian. Oleh karena itu, jika kamu ingin memiliki rumah yang bisa dimodifikasi sesuai selera, KPR non subsidi bisa menjadi pilihan yang lebih fleksibel.

KPR Subsidi dan Non Subsidi, Mana yang Lebih Untung?

Memilih antara KPR subsidi dan non subsidi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi keuangan masing-masing. Jika kamu ingin memiliki rumah dengan harga lebih terjangkau dan cicilan ringan, KPR subsidi bisa menjadi pilihan. Namun, jika kamu ingin rumah dengan lokasi yang lebih strategis, spesifikasi lebih baik, serta bebas dalam renovasi, KPR non subsidi bisa menjadi solusi yang lebih tepat.

Penting juga untuk mempertimbangkan faktor lain, seperti kemampuan membayar cicilan dalam jangka panjang serta kenaikan suku bunga yang bisa terjadi pada KPR non subsidi. Oleh karena itu, sebelum mengajukan KPR, lakukan perhitungan matang agar tidak mengalami kesulitan keuangan nantinya.