Lika Liku Hidup Fanny Ghassani: Main Sinetron Dibayar Rp 600 Ribu hingga Pernah Gagal Nikah
Kalau lihat wajahnya, pasti langsung pemeran Kayla di sinetron Cinta Fitri yang pernah melambung di tahun 2007? Ya, Fanny Ghassani sering wara wiri membintangi berbagai judul sinetron maupun FTV.
Pemilik nama lengkap Ghassani Prera dan akrab disapa Fanny ini memulai karier di industri hiburan sejak tahun 2007. Saat itu, sinetron pertama yang dibintanginya yakni Cinta Fitri booming. Begitupun dengan nama Fanny yang mulai tenar dikenal publik.
Sejak itu, wajah cantiknya makin sering muncul di layar TV. Aktif menggeluti dunia akting sekaligus presenter. Namun di balik kesuksesannya, terselip kisah perjuangan Fanny dalam meraih popularitas seperti sekarang.
Mau tahu cerita selengkapnya? Simak ulasan berikut ini yang sudah dirangkum Cermati.com dari berbagai sumber.
Baca Juga: Daftar Orang Terkaya Dunia Sumbang Jutaan Dolar Tangani Virus Corona
Bingung Cari Produk Kredit Tanpa Agunan Terbaik? Cermati punya solusinya!
Berawal dari Sesi Pemotretan Tanpa Honor
Fanny Ghassani memulai karier dari nol. Hal tersebut diungkapkan wanita berdarah Palembang-Arab itu dalam sebuah video wawancara yang diunggah di YouTube. Awal karier bermula dari dirinya yang menjadi panitia pensi SMA.
Kala itu, ia bertemu dengan salah satu perwakilan majalah ternama. Dan kemudian meminta Fanny melakukan sesi foto tanpa imbalan atau bayaran. Siapa sangka, dari foto itulah, pihak rumah produksi besar di Indonesia, Soraya Intercine Films menghubunginya untuk ikut casting.
Setelahnya, putri dari pasangan Ramly dan Faizah itu juga mengikuti sesi foto untuk cover majalah remaja yang terkenal di era 90-an. Waktu itu Fanny masih duduk di bangku kelas 2 SMA.
Ternyata sesi pemotretan yang dijalaninya berbuah hasil. Tawaran pekerjaan untuk berakting terus berdatangan. Mulai dari ikut bermain dalam beberapa episode di mini seri Sepatu Kaca hingga membintangi sejumlah judul FTV, sinetron, dan terjun ke layar lebar.
Honor Pertama Rp600 Ribu
View this post on Instagram
Menjajal peruntungan menjadi aktris tidak mudah. Jika ada bintang sinetron yang langsung dibayar tinggi di awal kariernya, mereka beruntung. Tapi tidak dengan Fanny. Wanita kelahiran 19 Februari 1991 itu malahan mengaku menerima honor Rp600 ribu per episode. Tidak sebanding dengan proses syuting yang memakan waktu 3 hari.
Honor sebesar itu, diakuinya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya saat itu. Istilahnya selalu besar pasak daripada tiang, mengingat biaya transportasi per hari saja sudah mencapai Rp200-300 ribu. Perjuangan Fanny lainnya adalah merogoh kocek lebih untuk membeli pakaian guna menunjang penampilan dalam syuting.
Tulang Punggung Keluarga
Meski dibayar Rp600 ribu, Fanny tetap menekuni profesinya. Pekerjaan tersebut dilakoni dengan penuh kesabaran. Apalagi kedua orangtuanya berpisah. Sang ayah tak lagi menanggung biaya hidup Fanny dan ibunya. Jadi, Fanny harus mandiri mencari nafkah agar dapur tetap ngepul.
Seingatnya, waktu itu usia Fanny masih 16 tahun. Tapi menerima tawaran pekerjaan di dunia hiburan demi menyambung hidup. Walaupun dilalui dengan berat, Fanny tak lupa bersyukur kepada Tuhan karena akhirnya perjuangan membuahkan hasil.
Baca Juga: Seru! Ternyata Begini Lika-Liku Perjalanan Karir Vino G. Bastian sebelum Jadi Aktor Besar
Membintangi Puluhan Judul Sinetron dan FTV
Selama 12 tahun berkarier di industri hiburan Tanah Air, terhitung puluhan judul sinetron dan FTV dibintangi Fanny. Jam terbangnya di dunia akting terus bertambah, begitupun dengan pengalamannya.
Dimulai dari judul sinetron Cinta Fitri (2007), Sekar (2008), Laila (2009), Hafizah (2009), serta Rama dan Ramona, Cinta Melody dan Sinar (2010). Selang dua tahun kemudian, 3 judul sinetron dimainkan, yakni Asmara Rama dan Shinta, Si Biang Kerok, dan Ustadz Fotocopy.
Menyusul di tahun 2013, Fanny beradu akting di sinetron Hanyalah Tuhan yang Tahu. Dilanjutkan dengan judul Kisah 9 Wali (2014), Halilintar (2016), D’Hijabers (2016), Istri untuk Papaku dan Surga yang Ke-2 (2016).
Selain sinetron, lulusan Universitas Paramadina jurusan Psikologi itu juga tak pernah sepi dari tawaran bermain FTV. Di antaranya pernah membintangi FTV berjudul Ojekwati Mencari Cinta (2011), Petaka Penipu Kotak Amal (2014), Cintaku Diantar Anjing Pudel (2015), Istriku Tertukar, Akibat Berambisi Jadi Orang Kaya (2016), Aku Menyesal Menunda Punya Anak (2016), dan masih banyak lainnya.
Di layar lebar, Fanny dipercaya memerankan tokoh Lina untuk film bioskop berjudul Kutukan Suster Ngesot (2009). Film bergenre horor ini diproduksi oleh Imagine Pictures. Ia beradu akting dengan aktor dan aktris lain, seperti Randy Pangalila, Beauty Lupita, Seno Setyawan, Celine Evangelista, dan Allysa Rossa.
Merambah Jadi Presenter
Fanny terbilang aktris produktif di dunia akting. Namun ingin menjajal kemampuan menjadi presenter. Tercatat program TV yang pernah dibawakannya, antara lain Cek & Ricek, Insert, 100% Sport, Kuis Siapa Lebih Berani, dan Obsesi hingga menjadi co-host acara Hitam Putih bersama Deddy Corbuzier.
Pernah Stres karena Gagal Menikah, Tapi Akhirnya Bahagia
Sukses di karier, tapi Fanny kurang beruntung dalam urusan asmara. Wanita cantik ini sempat dilanda stres berat lantaran gagal menikah di tahun 2015. Calonnya ketika itu bernama Victor Ramli Kwan. Pernikahan batal 4 hari menjelang hari H, padahal undangan telah disebar.
Namun hal itu dilaluinya dengan besar hati. Ikhlas menerima takdir yang telah digoreskan Tuhan untuk hidupnya. Fanny percaya bahwa ada hikmah di balik kegagalan tersebut, sehingga akhirnya ia bisa kembali bangkit untuk melanjutkan hidup.
Bersyukur setelah berhasil move on, Tuhan mengirimkan jodoh untuknya. Fanny dipersunting pengusaha properti, Erwan Agustian Priyambudi di tahun 2017. Erwan melamar tepat di hari ulang tahun Fanny dan mereka menikah pada Mei 2017.
Buka Bisnis Salon Kecantikan
View this post on Instagram
Menjadi istri pengusaha kaya tak membuat Fanny berhenti mandiri. Sejak 2016 wanita penyuka olahraga ini membuka usaha salon kecantikan dengan harga terjangkau. Ia tertarik merintis bisnis tersebut, mengingat setiap perempuan ingin tetap menjaga dan merawat kecantikannya, bahkan usia tak lagi muda.
Selain itu, menurutnya untuk cantik tidak mesti mahal. Jika ada yang lebih murah, kenapa harus pilih yang mahal? Itulah sebabnya Fanny memilih memasang harga yang ramah di kantong dengan target pasar kelas menengah ke bawah. Walaupun tidak wah, ia menjamin kualitas pelayanan dan hasil yang tak mengecewakan.
Ketekunan akan Membuahkan Hasil
Kesuksesan Fanny selama ini tentu saja berkat kerja keras dan kegigihannya. Mulai berkarier dari nol bukanlah hal yang salah. Justru dengan memulai bisnis atau karier dari nol, kamu akan lebih puas menikmati jerih payah tersebut.
Menghargai setiap perak uang yang dihasilkan, dan melihat kehidupan tidak melulu di atas. Jadi selalu tanamkan rasa ingin belajar dan pantang menyerah dalam menghadapi kerasnya kehidupan ini.
Baca Juga: Ge Pamungkas, Cita-cita Jadi Menteri Malah 'Dijebak' Jadi Selebriti