Standar Deviasi, Rumus, dan Cara Menghitungnya di Excel
Setiap investasi pasti mengandung risiko. Risiko investasi tersebut dapat dihitung dengan menggunakan standar deviasi. Risiko investasi berbanding lurus dengan keuntungan yang diperoleh investor. Maka dari itu, ada istilah high risk high return.
Semakin tinggi risiko investasi, makin besar pula return atau keuntungannya. Pun sebaliknya, semakin rendah risiko investasi, makin kecil imbal hasilnya.
Dalam investasi apapun, termasuk investasi saham dan reksadana, risiko ini bisa diukur. Caranya dengan standar deviasi.
Baca Juga: Alasan Milenial Takut Memulai Investasi, Kamu Termasuk?
Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!
Apa Itu Standar Deviasi?
Standar deviasi adalah...
Standar deviasi adalah ukuran yang menggambarkan simpangan data dari titik pusat atau sebaran dari satu set data, besar kecil nilainya menunjukkan presisi suatu kumpulan data.
Sederhananya, standar deviasi disebut juga simpangan baku adalah rumus ilmu statistika untuk pengukuran pada kelompok data yang tersebar dari nilai rata-rata.
Semakin tinggi nilainya, berarti data-datanya semakin jauh tersebar dari nilai rata-rata atau mean (µ). Dalam dunia investasi, standar deviasi menunjukkan volatilitas atau fluktuasi harga.
Semakin besar standar deviasi pada suatu instrumen investasi, makin besar pula fluktuasi harganya. Itu berarti, risiko di instrumen investasi tersebut juga tinggi. Sedangkan standar deviasi yang kecil menunjukkan fluktuasi dan risiko suatu instrumen investasi rendah.
Fungsi Standar Deviasi untuk Investasi
Fungsi standar deviasi
Fungsi standar deviasi untuk investasi ada tiga, yakni:
1. Mengukur Risiko Investasi
Risiko investasi kerap menjadi momok dalam kegiatan penanaman modal. Bahkan dianggap sebagai ancaman investor untuk mengeruk keuntungan besar.
Investor sering menggunakan standar deviasi untuk mengukur dan mengelola risiko, sehingga membantu mereka dalam membuat keputusan investasi.
2. Cara untuk Menganalisa Saham
Standar deviasi adalah perhitungan variabilitas yang menentukan lebar sebuah kurva distribusi normal. Dalam distribusi normal, sebaran data atau kejadian adalah:
- 68% berada dalam standar deviasi -1σ hingga +1σ
- 95% berada dalam standar deviasi -2σ hingga +2σ
- 99% berada dalam standar deviasi (-3σ hingga +3σ).
Distribusi normal dapat dipakai untuk menganalisa harga saham, apakah harga tersebut sering terjadi atau malah jarang terjadi. Semakin jauh dari standar deviasinya, harga saham dapat dikatakan jarang terjadi atau langka.
Contoh: analisa saham GGRM. Dalam lima tahun terakhir, price to earning ratio (PER) sebesar 7,99 x. Dekat dengan standar deviasi -2, dan berarti PER ini sangat jarang terjadi.
Untuk diketahui, PER maupun PBV (price to book value) menjadi indikator menentukan harga saham murah atau mahal dari sisi valuasi.
3. Memilih dan Mengukur Kinerja Reksadana
Standar deviasi adalah penyimpangan dari nilai rata-rata. Rata-rata yang dimaksud adalah rata-rata kinerja reksadana.
Semakin tinggi standar deviasi suatu produk reksadana, makin besar juga variasi kinerja, risiko, dan keuntungan atau return-nya.
Standar deviasi juga dapat dipakai untuk memilih antara dua produk reksadana. Misalnya standar deviasi reksadana X sebesar 0,8 dan reksadana Z sebesar 0,4.
Ini menunjukkan risiko reksadana X lebih besar ketimbang reksadana Z. Pun dengan potensi cuan. Sehingga kamu dapat memilih reksadana yang sesuai dengan profil risikomu dan tujuan keuangan.
Baca Juga: Rekomendasi Reksa Dana Saham Terbaik Juli 2023 yang Pas Dipilih oleh Investor Pemula
Cara Menggunakan Standar Deviasi dalam Berinvestasi
Standar deviasi adalah alat statistik yang digunakan untuk mengukur variasi atau volatilitas dari nilai investasi. Dalam konteks berinvestasi, standar deviasi membantu investor memahami risiko dan ketidakpastian yang terkait dengan hasil investasi mereka. Berikut adalah cara menggunakan standar deviasi dalam berinvestasi:
1. Memahami Standar Deviasi
Standar deviasi adalah ukuran seberapa jauh nilai data dari rata-ratanya. Dalam investasi, ini mengukur seberapa besar fluktuasi harga saham, obligasi, atau aset lainnya dari rata-rata historisnya. Semakin tinggi standar deviasi, semakin besar fluktuasi harga dan risiko investasi tersebut. Sebaliknya, standar deviasi yang rendah menunjukkan fluktuasi harga yang lebih kecil dan risiko yang lebih rendah.
2. Menggunakan Standar Deviasi untuk Menilai Risiko
Bandingkan standar deviasi antara berbagai investasi. Investasi dengan standar deviasi yang lebih tinggi cenderung lebih berisiko karena menunjukkan fluktuasi harga yang lebih besar. Hitung standar deviasi portofolio untuk memahami keseluruhan risiko investasi yang digabungkan. Ini dapat melibatkan perhitungan standar deviasi gabungan dari berbagai aset dalam portofolio, serta hubungan antara aset-aset tersebut (korelasi).
3. Menggunakan Standar Deviasi untuk Membuat Keputusan Investasi
Gunakan standar deviasi untuk membandingkan risiko antara berbagai investasi. Pilih investasi yang sesuai dengan toleransi risiko dan tujuan keuangan. Sesuaikan alokasi aset dalam portofolio berdasarkan standar deviasi untuk mencapai keseimbangan antara risiko dan imbal hasil. Misalnya, jika kamu lebih nyaman dengan risiko yang lebih rendah, kamu mungkin memilih untuk berinvestasi dalam aset dengan standar deviasi lebih rendah.
4. Menggunakan Standar Deviasi dalam Analisis Risiko
Standar deviasi sering digunakan dalam perhitungan Sharpe Ratio, yang mengukur imbal hasil investasi dibandingkan dengan risikonya. Sharpe Ratio dihitung dengan membagi selisih antara imbal hasil investasi dan tingkat pengembalian bebas risiko dengan standar deviasi investasi. Standar deviasi juga dapat digunakan dalam analisis Value at Risk untuk mengukur potensi kerugian maksimum investasi dalam jangka waktu tertentu dengan tingkat kepercayaan tertentu.
5. Mengikuti Tren dan Menyesuaikan Strategi
Perhatikan tren standar deviasi dari investasi dari waktu ke waktu. Jika standar deviasi meningkat secara signifikan, ini mungkin mengindikasikan peningkatan risiko yang perlu dipertimbangkan. Berdasarkan analisis standar deviasi, sesuaikan strategi investasi untuk mengelola risiko secara efektif. Misalnya, jika volatilitas meningkat, kamu mungkin memilih untuk mengurangi eksposur terhadap aset berisiko tinggi.
Rumus Standar Deviasi
Rumus standar deviasi dapat dilihat di bawah ini:
Rumus standar deviasi
Keterangan:
s = standar deviasi
n = jumlah keseluruhan data
y2 = nilai kuadrat jumlah data (i = 1,2,....,n)
y = nilai keseluruhan data.
Jenis Rumus Standar Deviasi
Rumus standar deviasi dapat dihitung secara manual atau dengan program Excel. Dikutip dalam buku berjudul Pengantar Statistika yang ditulis oleh Romansyah Sahabuddin, rumus standar deviasi untuk data tunggal dan kelompok antara lain:
Rumus Standar Deviasi Data Tunggal | Rumus Standar Deviasi Data Kelompok |
Jenis data tunggal adalah data sederhana yang belum dikelompokkan ke dalam kelas interval. Dengan: s = standar deviasi atau simpangan baku; xi = data ke-i; x= rata-rata (mean); dan ADVERTISEMENT n = banyaknya data sampel. Cara Menghitung Standar Deviasi Data Tunggal Berikut ini langkah-langkah yang bisa diikuti bila data yang terhitung merupakan data tunggal
|
Jenis data yang dikelompokkan adalah data yang biasanya direpresentasikan dalam tabel frekuensi yang telah dikategorikan berdasarkan interval kelas. Dengan: s = standar deviasi atau simpangan baku; xi = data tengah (median dari tiap interval); x= rata-rata (mean); dan n = banyaknya data sampel. Cara Menghitung Standar Deviasi Data Kelompok Berikut ini langkah-langkah yang bisa diikuti bila data yang terhitung merupakan data terkelompok:
|
Rumus Standar Deviasi Excel
Berikut rumus standar deviasi di excel alias dengan menggunakan Microsoft Excel:
=STDEV.S(rentang data) Rentang data adalah kolom pada excel yang memuat data. Misalnya, data yang ingin dihitung dari kolom B2 sampai B50. Maka tinggal hitung menggunakan rumus dan klik pada bagian kolom: =STDEV.S(B2:B100) Lalu tekan enter Maka akan keluar hasil angka standar deviasi. |
Cara Mencari Standar Deviasi di Excel
Cara mencari standar deviasi di excel
Cara mencari standar deviasi di excel sebetulnya dapat menggunakan rumus selain di atas. Rumus ini juga bisa dipakai sebagai cara menghitung standar deviasi di excel:
1. STDEV = rumus menghitung standar deviasi data sampel dengan mengabaikan nilai logika atau teks jika ada
2. STDEVP = rumus menghitung standar deviasi data populasi
3. STDEVP = rumus menghitung standar deviasi data populasi versi terbaru
4. STDEVA dan STDEVPA = rumus menghitung standar deviasi data sampel dengan memproses juga nilai logika atau teks.
Baca Juga: Keputusan Investasi: Dasar, Tujuan, dan Cara Pengambilan Keputusan Investasi
Cara Menghitung Standar Deviasi Manual
Begini cara mencari standar deviasi atau cara menghitung standar deviasi manual:
- Jumlahkan semua data untuk mendapatkan nilai rata-rata atau mean, kemudian dibagi dengan banyaknya data. Varian untuk setiap data dihitung dengan cara mengurangi mean dari nilai data.
- Masing-masing nilai yang dihasilkan, lalu dikuadratkan dan hasilnya dijumlahkan
- Hasilnya kemudian dibagi dengan jumlah titik data dikurangi satu. Akar kuadrat dari varian, hasil dari sebelumnya poin kedua, kemudian digunakan untuk mencari deviasi standar.
Cara Mencari Standar Deviasi di Kalkulator
Menghitung atau cara mencari standar deviasi di kalkulator, langkahnya:
- Pencet Tombol Mode
- Pilih mode Statistik dengan menekan tombol nomor 3 (STAT)
- Pencet tombol nomor 1 (VAR-1)
- Masukkan daya yang ingin dihitung, lalu tekan (=), angka, (=), dan seterusnya
- Pencet tombol (=) jika data yang ingin dihitung telah dimasukkan
- Pencet tombol AC
- Pencet tombol Shift
- Pencet tombol 1 (STAT), 4 (VAR), 3 (σ x) untuk mendapatkan hasil akhir
- Lalu pencet tombol (=).
Tetap Lakukan Analisis Fundamental dan Teknikal
Setelah melakukan perhitungan ataupun mengukur risiko suatu instrumen investasi dengan standar deviasi, lengkapi dengan analisis lain, seperti analisa fundamental dan teknikal.
Tujuannya agar lebih meyakinkan dalam pengambilan keputusan investasi. Sebab, semua upaya tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan untuk memperoleh hasil investasi maksimal.
Baca Juga: Reksadana: Pahami Pengertian, Keuntungan dan Cara Investasinya