Tak Cuma Modal Cantik, Begini Kiprah Meghan Markle Sebagai Aktris Hollywood dan Aktivis Humaniora
Rachel Meghan Markle, sang Duchess of Sussex, masih menjadi sorotan publik setelah keputusannya untuk mundur dari Kerajaan Inggris. Bersama suami tercinta, Pangeran Harry, Meghan telah membulatkan tekadnya untuk hengkang dari keluarga kerajaan.
Sebelumnya, sosok wanita yang sering dipanggil Meg ini dikenal sebagai aktris Hollywood yang populer. Akting yang memukau semakin melambungkan namanya setelah performa epiknya dalam serial Suits di layar kaca.
Namun tak hanya itu saja. Di balik kecantikannya, pribadi Meghan sangatlah tangguh. Betapa tidak, wanita berdarah blasteran Eropa dan Afro-Amerika ini kerap aktif membela kesetaraan gender serta persamaan hak.
Berasal dari Keluarga Broken Home
Meghan Markle (Sumber: vanityfair.com)
Meghan lahir di Los Angeles, California, pada tanggal 4 Agustus 1981. Di kota itu jugalah dirinya tumbuh besar. Ayahnya, Thomas Markle, ialah pria berdarah Inggris, Irlandia, dan Jerman. Sementara itu ibunya, Doria Ragland, merupakan keturunan Afro-Amerika.
Berdarah blasteran membuat kehidupan Meg tak bisa dibilang mudah. Masalahnya, perkara diskriminasi rasis kerap menghantuinya. Bahkan ketika remaja, ia sempat mengalami krisis identitas.
Dengan kulit yang berwarna coklat serta rambut keritingnya, ia sering diperlakukan secara berbeda. Kendati demikian, ayahnya selalu mendukung dan menguatkannya agar ia menghadapi semua itu dengan tangguh.
Belakangan, kedua orang tuanya berpisah. Meskipun begitu, mereka tetap kompak dan akur sehingga Meg tumbuh tanpa kekurangan kasih sayang keluarga.
Baca Juga: 7 Tips Kaya Dari Warren Buffet
Tertarik Menjajal Akting
Sedikit banyaknya, ketertarikan Meghan pada dunia akting dipengaruhi oleh sang ayah. Berprofesi sebagai sinematografer, Thomas kerap membawa Meghan kecil tak hanya ke lokasi shooting, tapi juga theater.
Alhasil, ketertarikan sang putri pada industri hiburan pun terus berkembang. Tapi ketika itu, ia dihadapkan pada fakta perbedaan warna kulit serta isu ras menjadi kendala di kalangan Hollywood. Sehingga kondisi ini tak pelak menyulitkannya untuk berkarier di ranah tersebut.
Berkiprah Sebagai Aktris Hollywood
Setelah beberapa waktu, ia pun akhirnya mendapatkan peluang untuk berkarier sebagai aktris. Sambil kuliah di Northwestern University School of Communication, ia mulai mengambil sejumlah peran kecil, baik untuk film layar lebar maupun serial TV.
Wanita bertinggi tubuh 168 cm ini lantas mulai merintis kariernya dalam seni peran. Setelah lulus kuliah Hubungan Internasional dan Theater di tahun 2003, ia menjadi makin serius menaklukkan Hollywood.
Ia tak segan mengambil peran kecil sebagai cameo, salah satunya seperti penampilannya dalam Century City (2004), serta CSI: NY dan The War at Home yang tayang di tahun 2006.
Ia lantas menerima sejumlah kontrak modeling serta akting lainnya, termasuk di acara game AS Deal or No Deal. Di tahun 2010, Meghan sempat membintangi sejumlah film seperti Remember Me, Him to the Greek, hingga Horrible Bosses yang rilis tahun 2011.
Belakangan, namanya kian melejit setelah membintangi serial drama Suits selama tujuh musim (2011-2017). Berperan sebagai salah satu tokoh utama bernama Rachel Zane membuat Meghan Markle jadi idola dunia. Sejak saat itu, popularitasnya pun terus bertambah di tingkat internasional.
Pernah Alami Pernikahan yang Gagal
Meghan pernah menikah dengan produser dan aktor bernama Trevor Engelson. Saat itu, Trevor memberi banyak dukungan dan membantunya dalam membangun karier sebagai aktris.
Namun pernikahan yang digelar pada tahun 2011 itu tidak bertahan lama. Padatnya kesibukan serta hubungan mereka yang terjalin secara jarak jauh itu tak dapat dipertahankan. Akhirnya, kisah cinta mereka harus kandas di tahun 2013 dan berakhir dengan perceraian.
Aktif Perjuangkan Isu Humaniora
Sudah punya sikap kritis sejak kecil, Meghan Markle memang menaruh concern terhadap isu kesetaraan gender serta persamaan hak orang kulit hitam. Semua ini dikarenakan pengalaman pribadinya sendiri yang kerap mendapat perlakuan diskriminatif.
Sebagai aktivis, Meghan pernah ambil bagian dalam Clean Water Campaign di Rwanda. Ia juga sempat menjadi konselor bagi One Young World yang merupakan lembaga amal.
Selain itu, ia juga menjadi pembicara untuk perbudakan di dunia modern serta kesetaraan gender bagi Annual Summit Dublin tahun 2014. Kontribusinya kian diketahui setelah dirinya menjadi duta global bagi World Vision Canada. Ia diketahui mengampanyekan perihal kesehatan, makanan, serta pendidikan yang lebih baik untuk anak-anak sedunia.
Baca Juga: Hadiah Pernikahan Termahal yang Bikin Kita Ngiri
Dipersunting Pangeran Harry
Meghan Markle dan Pangeran Harry (Sumber: businessinsider.com)
Kisah cinta Meghan Markle dan Pangeran Harry adalah bukti bahwa cinta pada pandangan pertama itu ada. Awalnya, sejumlah teman berinisiatif menjadi mak comblang mereka. Keduanya pun lantas bertemu dalam kencan buta.
Sejak saat itu, semuanya berlangsung cepat dan tak terhentikan. Setelah mereka menjalin kasih selama beberapa lama dan bertunangan, Meghan dan Pangeran Harry mengikat janji suci dalam perkawinan.
Digelar di Kastil Windsor, Inggris, tanggal 19 Mei 2018, pernikahan tersebut menjadi salah satu dari sepuluh pesta termahal dan paling mewah sepanjang sejarah. Pernikahan tersebut memakan budget hingga 46 juta Dollar AS (setara Rp651,64 miliar).
Jika hendak dibandingkan, angka ini lebih besar dari budget pernikahan Kate Middleton dan Pangeran William pada 2011 lalu. Saat itu pernikahan mereka hanya memakan biaya 34 juta Dollar AS (sekitar Rp481,64 miliar).
Putuskan Mundur dari Kerajaan
Pada 6 Mei 2019, pasangan yang berbahagia ini baru saja dikaruniai putra pertama mereka yang bernama Archie Mountbatten-Windsor. Namun tak lama berselang, publik dihebohkan dengan keputusan mereka yang hendak mundur dari Kerajaan Inggris.
Tanggal 31 Maret 2020 menjadi momen resmi Adipati Sussex dan istrinya mundur sebagai anggota senior kerajaan. Di antara beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, salah satunya dikarenakan mereka berkeinginan untuk lebih independen secara finansial.
Di samping itu, beberapa media juga memberitakan bahwa Pangeran Harry ingin menjauh dari sorotan dan popularitas. Sementara Meghan dengan karakternya yang berterus terang kerap mendapat kesulitan dalam menjalankan perannya sebagai bangsawan yang wajib patuh terhadap segala peraturan istana.
Tak Segan Jalani Berbagai Profesi
Dalam buku biografi Meghan: A Hollywood Princess, Andrew Morton selaku penulis memaparkan sosok Meghan yang tangguh. Tak segan mengambil profesi lain, ia tetap bersikap realistis dan jauh dari kata gengsi. Buktinya, Meghan pernah bekerja sebagai pelayan, pembersih meja, pembungkus kado, hingga kaligrafer.
Seluruh pekerjaan tersebut ia lakoni seraya aktif mengikuti sejumlah casting film dan audisi. Sambil menantikan peran yang menjanjikan, ia terus bekerja dan menjalani beraneka profesi selagi bisa. Setelah menjadi aktris pun, ia pernah meluncurkan lini busananya sendiri pada tahun 2016 lalu.
Sebagai aktivis humaniora, ia juga sempat merintis situs lifestyle yang bernama The Tig sejak tahun 2014. Website tersebut memuat beragam topik menarik bagi pemberdayaan wanita serta self-development.
Salah satunya seperti kecantikan, fashion, makanan, perjalanan wisata, dan tentunya pembahasan seputar isu gender. Meghan kerap menyajikan berbagai profile sosok wanita tangguh, hebat, berpengaruh, inspiratif serta dinamis yang menjadi favoritnya.
Belakangan setelah pertunangannya, situs tersebut dinonaktifkan. Demikian juga dengan seluruh jaringan social media Meghan yang sebelumnya sudah diikuti oleh jutaan followers.
Terus Berkarya dan Berdayakan Diri
Nyatanya, diskriminasi yang pernah menimpa Meg telah membuatnya tumbuh menjadi pribadi tangguh yang kritis dan berdaya luar biasa. Tekad bajanya berhasil membuat Meghan menembus kejamnya industri film Hollywood. Ia berhasil membuktikan bahwa warna kulit, ras dan latar belakang seseorang bukanlah halangan jika mau terus berjuang.
Tak hanya itu saja, kiprah Meg juga berhasil membuktikan dirinya bisa sukses dengan menemukan dan menggunakan caranya sendiri. Dengan penuh nyali, ia mendobrak tradisi lalu mundur sebagai anggota kerajaan dan lebih memilih independensi.
Dari kisah Meghan Markle kita bisa belajar untuk menyambut tantangan yang datang dalam kehidupan. Rintangan tak lain merupakan kesempatan untuk bertumbuh dan memberdayakan diri. Karena hanya dengan begitulah seluruh potensi kreatif dan karakter tangguh kita dapat dibangun.
Sadarilah daya yang Anda miliki dan pergunakan semua itu dengan maksimal untuk mencapai tujuan. Gali dan keluarkan potensi terpendam Anda. Jangan ragu untuk mewujudkan impian dan menciptakan perubahan demi kebaikan.
Baca Juga: Patut Ditiru! ini 7 Kebiasaan Hemat Ala Keluarga Kerajaan Inggris