Tips Menghitung Uang Pertanggungan Asuransi

Seperti diketahui, asuransi merupakan produk yang dapat melindungi kondisi finansial ketika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan, seperti kematian, kecelakaan, atau sakit keras. Asuransi jiwa menjadi salah satu produk asuransi yang kerap dibeli masyarakat Indonesia.

Hal tersebut karena asuransi jiwa menanggung risiko kematian seseorang dengan memberikan manfaat finansial pada ahli waris yang ditunjuk.

Dalam dunia asuransi, ada beberapa istilah yang kerap digunakan. Beberapa istilah juga mungkin sudah familiar di telinga, seperti polis, pemegang polis, tertanggung, penanggung, dan premi.

Namun, apakah kamu pernah dengar sum assured dalam istilah asuransi? Ya, benar. Sum assured adalah uang pertanggungan (UP), yaitu sejumlah nilai yang dinyatakan dalam polis sebagai dasar perhitungan manfaat asuransi.

Sum assured sendiri merupakan sejumlah dana yang akan cair dan diberikan pihak penyelenggara asuransi kepada penerima manfaat atau ahli waris yang ditunjuk dalam polis, ketika tertanggung meninggal dunia.

Ada 3 aspek perhitungan untuk menghitung uang pertanggungan, simak dibawah ini untuk penjelasan dan contohnya.

Bingung cari asuransi kesehatan terbaik dan termurah? Cermati punya solusinya!
Pilih Jenis Perlindungan
Pilih Jenis Kelamin
Pilih Tanggal Lahir
Pilih Bulan Lahir
Pilih Tahun Lahir
Pilih Tipe Asuransi

1. Human Life Based

Berfokus pada uang pertanggungan yang dihitung berdasarkan jumlah penghasilan dikalikan dengan berapa lama dana tersedia untuk membiayai hidup. Metode ini mengesampingkan adanya return dari suku bunga bank maupun uang pertanggungan yang disimpan di perbankan.

2. Income Based

Selanjutnya adalah income based, yaitu metode perhitungan uang pertanggungan berdasarkan rata-rata jumlah penghasilan setiap bulan dengan memasukkan estimasi pertumbuhan dana di dalamnya.

 

3. Financial Needs Based

Uang pertanggungan dihitung berdasarkan biaya kebutuhan di masa depan yang disamakan dengan biaya saat ini, lalu dikalikan 150%. Ini persentase present value atau saat ini.

Sedangkan untuk perhitungan future value atau di masa mendatang, maka uang pertanggungan harus dikalikan dengan 80%. Metode ini mengkombinasikan investasi untuk menghitung kebutuhan keuangan pada masa mendatang. Cocok untuk nasabah yang memiliki penghasilan tinggi.

Cara Menghitung Uang Pertanggungan (UP) Asuransi Jiwa

loader

Uang pertanggungan yang merupakan manfaat dari asuransi jiwa dapat digunakan sebagai bekal finansial untuk melanjutkan hidup ketika tiba-tiba tertanggung yang juga sebagai tulang punggung keluarga meninggal dunia.

Maka dari itu, penting untuk mengetahui jumlah uang pertanggungan saat membeli asuransi jiwa. Tentu saja, kamu dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi finansial.

Berikut tiga cara menghitung uang pertanggungan yang bisa kamu gunakan.

  1. Dihitung berdasarkan Human Life Based Value

    Cara ini memperhitungkan uang pertanggungan berdasarkan pendapatan bulanan dikali dengan lama dana tersedia untuk menopang hidup. Metode human life value tidak memperhatikan faktor bunga atau pertumbuhan dana jika uang pertanggungan disimpan dalam bentuk instrumen investasi ataupun produk perbankan lain. 

    Sebagai contoh, Firman, seorang ayah berusia 35 tahun memiliki istri seorang ibu rumah tangga dan 1 orang anak berusia 10 tahun. Setiap bulan, Firman menerima penghasilan bersih sebesar Rp10 juta.

    Asuransi jiwa yang dipilih Firman akan melindungi penghasilannya setidaknya hingga si anak berusia 23 tahun. Pada usia ini, anak tersebut diharapkan sudah dapat mencari pendapatan sendiri.

    Berdasarkan metode human life value, jika suatu hari Firman meninggal dunia, keluarganya akan menerima uang pertanggungan sekitar Rp1,5 miliar.

    Adapun perhitungannya sebagai berikut:

    Rp10.000.000 x 12 x 13 = Rp1.560.000.000

    *Note : perkalian 13 adalah estimasi waktu Dimana gaji sebesar Rp10 juta akan Firman terima selama 13 tahun.

  2. Dihitung berdasarkan Income Based Value

    Melalui perhitungan income based value, uang pertanggungan akan dihitung berdasarkan rata-rata jumlah penghasilan setiap bulan dengan memperhitungkan estimasi besaran bunga atau pertumbuhan dana yang disimpan dalam produk perbankan.

    Jika dihitung menggunakan metode tersebut, keluarga Firman akan menerima uang pertanggungan sebesar Rp1,875 miliar.

    Adapun perhitungannya sebagai berikut:

    Rp10.000.000 x 12 : 6,4% = Rp1.875.000.000

    *Note : angka 6,4% didapat karena mengacu pada kupon imbal hasil Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI 025 sebesar 6,4%.

  3. Dihitung berdasarkan Financial Needs Based Value

    Perhitungan uang pertanggungan menggunakan financial needs based value merupakan cara yang paling kompleks. Pasalnya, metode ini akan memperhitungkan estimasi biaya kebutuhan di masa depan yang disamakan dengan biaya saat ini lalu dikalikan 150%

    Sementara itu, untuk perhitungan future value, uang pertanggungan harus dikalikan 80%. Metode ini adalah kombinasi untuk menghitung kebutuhan keuangan pada masa mendatang.

    Misalnya, dalam kasus Firman, ia ingin melindungi biaya pendidikan anak hingga bangku perkuliahan. Jika saat ini biaya kuliah di universitas negeri sebesar Rp200 juta, maka 9 tahun lagi menjadi Rp550 juta. Angka ini dengan asumsi kenaikan 12% per tahun.

    Pilihan lain, Firman dapat membeli asuransi jiwa dengan premi lebih murah, tetapi uang pertanggungan juga tidak besar, yaitu Rp275 juta. Kemudian, untuk mendapatkan angka kebutuhan Rp550 juta, ia dapat berinvestasi pada reksadana saham sebesar Rp250 ribu setiap bulan. Harapannya, dapat return minimal 18% per tahun.

Gunakan Kalkulator Perhitungan UP

Selain dapat menghitung secara mandiri, kini banyak penyedia layanan asuransi jiwa memiliki fitur kalkulator untuk menghitung uang pertanggungan. Kamu dapat mengunjungi situs web resmi dari perusahaan asuransi yang diinginkan.

Salah satu situs yang bisa dikunjungi adalah situs resmi dari perusahaan asuransi pilihan. 

Setelah itu, ikuti langkah-langkah berikut ini agar UP segera ditampilkan di layar.

  • Masukkan total penghasilan dan pengeluaran setiap bulan. Isilah sejujur mungkin 
  • Masukkan estimasi waktu dimana kamu ingin UP tersebut dapat membiayai keluarga sebagai tanggungan, bisa dalam 10, 15, atau 20 tahun
  • Rata-rata inflasi yang terjadi setiap tahun
  • UP akan ditampilkan

Jika UP dirasa belum cukup, itu artinya kamu perlu meningkatkan pundi-pundi penghasilan. Kemudian, uangnya dialokasikan untuk tabungan maupun investasi jangka panjang sehingga nasib keluarga aman apabila pencari nafkah tidak produktif lagi.

Apakah Uang Pertanggungan Tersebut Cukup?

loader

Besar kecilnya uang pertanggungan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan di masa mendatang. Sebab nantinya, uang ini bukan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi, melainkan ahli waris kalau sesuatu terjadi pada polis.

Berikut ini poin-poin penting untuk menentukan cukup atau tidaknya uang pertanggungan dari asuransi.

  1. Nilai Ekonomis

    Ditentukan berdasarkan jumlah penghasilan nasabah yang disetahunkan, lalu dibagi rata (12 bulan) untuk mengetahui rata-rata penghasilan bulanan. Perhitungan nilai ekonomis menggunakan gaji net atau bersih dari kantor. 

  2. Tanggungan Lain-Lain

    Sebagai nasabah atau tertanggung, kamu mungkin memiliki tanggungan. Misalnya, adik yang sedang bersekolah, orang tua, atau anak. Singkatnya, siapa saja yang secara materi bergantung kepada kamu. 

    Semakin banyak tanggungan lain-lain, sebaiknya semakin besar pula uang pertanggungan. Dengan demikian, tidak ada hambatan dalam memenuhi kebutuhan hidup jika seandainya tertanggung tidak produktif lagi.

  3. Sangkut Paut Dana dengan Pihak Lain dalam Bisnis

    Dapat dimisalkan jika tertanggung memiliki utang maupun piutang di lembaga keuangan yang belum memiliki produk asuransi jiwa. 

Diskusikan Premi untuk Dapatkan UP Optimal

Itu dia tata cara menghitung uang pertanggungan (UP) dari asuransi. Seperti yang diketahui, untuk mendapatkan uang pertanggungan yang besar, premi yang harus dibayarkan juga semakin besar. Dengan demikian, jangan sampai kamu ingin memberikan uang pertanggungan yang besar di masa depan, tetapi mengesampingkan kebutuhan keluarga di masa sekarang.

Sebaiknya, kamu diskusikan terlebih dahulu dengan keluarga dan agen asuransi yang dipilih. Hal ini untuk kelangsungan kondisi finansial kamu di masa sekarang dan masa depan.