Biar Investasi Pertama Berjalan Mulus, Coba 5 Tips Ini
Siapa yang mau investasi, tapi masih maju mundur? Tahun 2020 sudah di penghujung tahun, waktunya merealisasikan resolusi untuk investasi.
Memulai investasi disarankan sejak dini. Semakin cepat implementasinya, makin besar pula jumlah investasimu. Maka peluang mendapatkan cuan gede kian terbuka lebar.
Jika ingin berinvestasi, dimulai saja dari dana kecil atau tergantung kemampuan finansialmu. Kemudian setiap bulan ditambah modalnya. Tetapi mesti konsisten, disiplin menyisihkan uang.
Untuk memulai investasi supaya jalannya mulus dan hasil maksimal, ikuti tips berikut ini:
Baca Juga: Reksadana, Pilihan Investasi yang Cocok di Masa Pandemi
Bingung Cari Produk KPR Terbaik? Cermati punya solusinya!
1. Pastikan kamu terbebas utang dulu ya
Pastikan kamu terbebas utang lebih dulu
Kalau mau investasi, keuanganmu harus sehat dulu. Artinya pemasukan lebih besar daripada pengeluaran. Minimal sama lah. Jangan kebalikannya, lebih besar pasak daripada tiang.
Bagaimana kamu bisa investasi, bila utangmu saja menumpuk. Utang ke teman lah, utang ke bank, atau pinjaman lain, seperti KPR, Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) maupun kredit lainnya.
Prioritaskan gajimu untuk membayar cicilan utang lebih dulu. Jangan memaksakan investasi dalam keadaan kamu banyak tunggakan atau tagihan utang.
Utang adalah kewajiban yang harus dibayar sampai lunas. Jika tidak, risiko dirong-rong debt collector hingga sita aset berharga. Tidak mau kan, bisa investasi, tapi malah harta bendamu disita bank.
Jadi paling penting adalah, bebas dulu dari utang, baru kemudian investasi dengan aman, nyaman, dan tenang.
2. Jangan lupakan dana darurat
Jangan lupakan dana darurat
Begitu utang lunas, jika kamu ingin investasi, pastikan juga punya dana darurat. Dana darurat dan investasi adalah hal yang berbeda.
Dana darurat digunakan untuk keperluan yang sifatnya mendesak sekali, urgent, seperti sakit, kena PHK, dan lainnya. Sedangkan investasi untuk masa depan keuanganmu.
Kalau kamu menerima gaji setiap bulan, sisihkan 10% untuk dana darurat dan 10% lagi untuk investasi. Jika pendapatanmu besar dan sudah keluar dari jerat utang, masing-masing alokasikan 20% akan lebih baik.
Setiap orang, baik yang masih lajang maupun sudah berkeluarga, harus memiliki dana darurat. Idealnya dana darurat sekitar 3-6 bulan dari pengeluaran rutin bagi lajang dan buat yang sudah berkeluarga (memiliki lebih dari 2 anak) sekitar 6-12 bulan pengeluaran.
3. Investasi untuk beli rumah atau dana pendidikan anak
Investasi untuk beli rumah atau dana pendidikan anak
Begitu sudah terjun investasi, fokuskan tujuan investasi untuk membeli rumah maupun dana pendidikan anak. Kedua tujuan ini sangat penting.
Buat yang belum menikah, kamu investasi untuk mengumpulkan DP rumah. Sementara yang sudah menikah dan punya anak, ditujukan untuk dana pendidikan anak.
Kalau tidak investasi, sangat sulit mengumpulkan dana untuk kedua tujuan tersebut. Pasalnya, harga rumah dan biaya pendidikan anak setiap tahun selalu naik, bukan turun.
Untuk investasi pada tujuan tersebut, kamu dapat menaruh modal pada instrumen reksadana, emas, deposito, sehingga memperoleh imbal hasil cukup besar ketimbang disimpan pada produk tabungan berjangka.
Baca Juga: Sudah Bebas dari Blacklist BI Checking? Lakukan Hal Ini agar Hidup Tenang
4. Lirik investasi lain yang juga menguntungkan
Fintech lending jadi alternatif investasi yang menguntungkan
Jangan hanya punya satu investasi saja. Kamu perlu memiliki investasi lain agar dapat saling menopang atau melengkapi.
Kalau sudah investasi di instrumen yang rendah risiko, kamu bisa menjajal investasi di instrumen yang berisiko tinggi, seperti saham.
Atau investasi yang lagi kekinian, yakni pendanaan di fintech p2p lending. Cari perusahaan fintech lending berizin, terdaftar, dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar tidak terjebak pada investasi bodong.
Investasi di fintech lending menawarkan imbal hasil cukup menggiurkan, sampai dengan 16% per tahun. Ada juga yang 18% per tahun.
Soal risiko, investasi di fintech lending pun punya risiko. Namun risiko itu dapat diminimalisir. Perusahaan akan melakukan seleksi ketat terhadap calon peminjam, agar tidak terjadi gagal bayar atau kredit macet yang dapat merugikan investor.
Dengan demikian, investor atau pemberi pinjaman punya risiko yang minim terhadap investasi ini.
5. Terus belajar
Terus belajar
Jika ingin menjadi investor sukses, yang mampu mengelola risiko investasi dengan tepat, kamu mesti banyak belajar.
Tidak puas dengan satu ilmu saja. Perbanyaklah membaca buku dan berita di media massa, mengikuti seminar dari investor sukses lain yang bisa kamu jadikan mentor.
Itu semua dapat kamu jadikan bahan analisis investasi, sehingga bisa mengambil keputusan terbaik untuk investasimu.
Lakukan Sekarang atau Tidak Sama Sekali
Orang yang sukses adalah orang yang berani mengambil risiko. Begitupun di masa pandemi ini. Biarpun ekonomi lagi susah, tetapi investasi harus jalan terus.
Kamu bisa memulainya sekarang ini. Masuk di waktu yang tepat. Jika tidak, kamu akan kehilangan kesempatan untuk selamanya.
Baca Juga: 5 Jurus Rayuan Maut Penipu Investasi Emas Bodong, Hati-hati!