Meninjau Biaya ke Psikolog Serta Tips Mudah Memelihara dan Merawat Kesehatan Mental
Cara seseorang dalam berpikir, merasa dan bertindak sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan mentalnya. Saat seseorang sehat secara mental, ia akan lebih mudah dalam membuat pilihan, berinteraksi dengan orang lain, serta mengelola stresnya.
Biasanya, orang yang kesehatan mentalnya terganggu tak akan sanggup menjalani hidupnya dengan maksimal. Jika sudah begitu, masalah mental perlu diatasi sesegera mungkin, salah satunya dengan berkonsultasi ke para ahli. Lantas, berapakah perkiraan biaya ke psikolog?
Kisaran Biaya Konsultasi Psikolog
Sama pentingnya dengan kesehatan fisik, kesehatan mental pun perlu dijaga. Pasalnya, gangguan mental bisa mengubah objektivitas individu dalam memperlakukan dirinya sendiri, berhubungan dengan sesamanya, menghadapi masalah dan lainnya.
Seseorang bisa berkemungkinan melakukan self-harm akibat mental illness yang dideritanya. Untuk itu, segeralah konsultasikan situasi tersebut jika sudah mengganggu aktivitas sehari-hari.
Konsultasi ke psikolog atau psikiater merupakan salah satu solusi terbaik guna mengatasi gangguan mental dan masalah kejiwaan seseorang. Mengenai dananya, biaya psikolog memang bervariasi. Namun umumnya bisa mencapai kurang lebih Rp300-700 ribu per satu kali konsultasi.
1. Biaya Psikolog di Klinik Umum dan Rumah Sakit
Tergantung kebijakannya, biaya konsultasi psikolog di klinik umum dan rumah sakit berkisar di angka Rp250-700 per sesi. Satu sesi biasanya berdurasi 45-50 menit.
Namun bagi klinik dan Rumah Sakit yang bekerja sama dengan BPJS, konsultasi pasien tidak akan dipungut biaya. Hal ini tergantung dari kebijakan masing-masing klinik atau RS yang bersangkutan.
Ingin bayar BPJS Kesehatan anti ribet? Cermati solusinya!
2. Biaya Psikolog dengan BPJS
Biaya konsultasi psikolog di Puskesmas bisa gratis jika menggunakan BPJS. Pemegang kartu BPJS Kesehatan yang menderita gangguan kesehatan mental bisa mengakses pengobatan tanpa biaya, asalkan iuran perbulannya ditunaikan.
Di antaranya seperti konseling dengan psikolog di fasilitas kesehatan atau rehabilitasi medis sesuai hasil diagnosis dan indikasi medisnya. Meski begitu, tidak semua jenis obat akan mendapat cover walau biaya konsultasinya tidak dipungut biaya.
3. Biaya Psikolog Online
Untuk biaya ke psikolog secara online terbilang lebih terjangkau. Namun konseling dan diagnosanya pun terbatas karena dilakukan melalui chat dan bukan tatap muka. Adapun biaya konsultasinya ada yang mulai dari Rp25 ribu, di situs KlikDokter salah satunya.
Selain itu, ada juga yang berkisar antara Rp50 ribu – Rp650 ribu per sesi. Sementara untuk durasi konsultasinya ialah 30-60 menit lewat fitur chat serta video call.
Kamu bisa memilih psikolog yang cocok dengan lebih fleksibel dan leluasa secara online. Jangan lupa, periksalah terlebih dahulu review dari pasien yang pernah melakukan konsultasi dengan dokter yang bersangkutan.
Mengapa Gangguan Kejiwaan Bisa Terjadi?
Meninjau lebih lanjut, gangguan kejiwaan bisa terjadi akibat berbagai hal. Salah satunya seperti masalah dan peristiwa traumatis yang terjadi dalam hidup.
Kekerasan tertentu hingga masalah berat yang menimpa seseorang dapat menjadi tekanan hidup yang berdampak buruk bagi hidupnya. Akibat tempaan itu, muncullah situasi seperti delusi, halusinasi, paranoia, stress, depresi, gangguan kecemasan, bipolar, psikosis, panic attack, bulimia, anoreksia, ataupun keluhan lainnya.
Namun tak hanya itu saja. Faktor genetik, cedera kepala, kecelakaan serius, ketergantungan terhadap zat adiktif atau kecanduan terhadap sesuatu, kondisi pasca melahirkan dan penyebab lainnya yang juga rumit kerap menimbulkan mental issues.
Kapan Sebaiknya Konsultasi ke Para Ahli?
Masyarakat disarankan untuk konseling ke psikolog jika sudah mengalami gejala gangguan kejiwaan yang mengganggu keseharian hidupnya. Beberapa gejala yang patut diwaspadai seperti:
- Merasa tak berdaya, putus asa, sedih, tak berarti dan tanpa harapan,
- Adanya perubahan drastis dalam kebiasaan makan, seperti tak ingin makan sama sekali ataupun makan terlalu banyak,
- Overwhelmed/ burnout, rasa kewalahan dan kepayahan, mengalami masalah tidur, kelelahan yang signifikan, energi yang menurun,
- Tak sanggup melakukan kegiatan sehari-hari seperti pergi sekolah, kerja, atau merawat anak,
- Minum alkohol, merokok atau menggunakan narkoba lebih daripada biasanya,
- Tak sanggup memahami orang-orang dan situasi,
- Adanya perubahan gairah seks,
- Berkelahi/ berteriak kepada orang-orang sekitar,
- Kehilangan kemampuan konsentrasi,
- Paranoia, delusi dan halusinasi,
- Terus-menerus dihantui rasa bersalah, kekhawatiran dan ketakutan,
- Tak sanggup menghadapi dan mengatasi stres serta masalah sehari-hari,
- Rentan melakukan kekerasan dan marah berlebihan,
- Mempunyai kenangan dan pengalaman buruk yang sulit dilupakan,
- Cenderung ingin menyakiti diri sendiri dan atau orang lain,
- Menarik diri dari kehidupan sosial,
- Mengalami rasa nyeri yang tak bisa dijelaskan,
- Menjadi bingung, pelupa, tersinggung, marah, cemas, takut, khawatir, kesal dan emosi negatif lain yang tak biasa,
- Adanya perubahan mood/ suasana hati yang grafik naik turunnya drastis sehingga menyebabkan masalah dalam berhubungan dengan orang lain.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri ke psikolog jika mengalami gejala mental bermasalah. Tak perlu ragu atau malu, segera tangani dan ambil langkah pemulihan mengingat merawat kesehatan jiwa bukanlah hal yang tabu.
Ingatlah bahwa—sama pentingnya dengan kesehatan jasmani—kesehatan jiwa pun perlu dirawat serta dipelihara sebaik mungkin. Dengan begitu, hidup yang sehat, bahagia dan sejahtera lahir batin pun dapat terselenggara.
Pilih Berobat ke Psikolog atau Psikiater?
Bagi yang masih awam, kedua profesi psikolog dan psikiater seringkali dianggap sama karena menangani masalah kejiwaan. Namun faktanya, psikolog dan psikiater itu berbeda.
Masyarakat bisa mendatangi salah satu atau keduanya, sesuai masalah kejiwaan yang dialaminya. Psikolog akan berfokus kepada aspek sosial dan non medis pasien. Adapun psikiater lebih menitikberatkan pada pemeriksaan dan penanggulangan masalah dari sisi medisnya.
Perbedaan utama antara psikolog dan psikiater terletak pada pendidikan yang ditempuh. Psikiater adalah seorang dokter medis yang telah menjalani pendidikan kedokteran dan pelatihan spesialis kesehatan mental, sementara psikolog merupakan seorang ahli psikologi yang mempelajari perilaku manusia dan memiliki latar belakang pendidikan sarjana Psikologi.
Psikiater memiliki pengetahuan tentang anatomi otak, proses psikologis, dan faktor lingkungan yang memengaruhi kesehatan mental. Mereka mampu mengidentifikasi gangguan mental yang lebih kompleks dan dapat meresepkan obat-obatan guna membantu mengatasi gangguan mental yang dialami pasien. Sementara itu, psikolog memiliki ketrampilan dalam asesmen psikologi, penegakan diagnosis, dan intervensi psikologis seperti psikoterapi individual maupun kelompok.
Dengan demikian, perbedaan mendasar antara psikolog dan psikiater terletak pada latar belakang pendidikan, ruang lingkup tugas, dan kemampuan untuk meresepkan obat-obatan. Psikiater adalah dokter medis yang berspesialisasi dalam bidang kesehatan mental dan gangguan jiwa, sementara psikolog merupakan ahli psikologi yang fokus pada asesmen psikologis dan intervensi psikologis.
Konsultasikan Gangguan Mental dengan Konseling ke Psikolog
Psikolog khususnya berperan untuk melakukan diagnosa, menilai dan mengobati masalah psikologis hingga disfungsi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan jasmani rohani pasien. Adapun metode yang digunakan psikolog untuk mengatasi masalah mental pasiennya ialah melalui konseling.
Konseling dilakukan dengan cara berkomunikasi dua arah guna menemukan solusi terbaik untuk pasien. Tentunya, target utamanya ialah solusi segera untuk sembuh dan keluar dari gangguan mental yang dialaminya—mengidentifikasi masalah, kemudian mencabutnya hingga ke akar, dan pemulihan jiwa.
Tips Mudah Memelihara dan Merawat Kesehatan Mental
Semua orang tentu berharap agar dapat menjalani hidupnya dengan sehat dan sejahtera lahir batin. Jika tak sehat secara mental, seseorang tak mungkin dapat berfungsi maksimal dalam kesehariannya.
Untuk itu, silahkan ikuti tips mudah untuk mencegah mental illness serta memelihara dan merawat kesehatan jiwa berikut ini:
- Senantiasa memelihara pikiran positif dan menuturkan kalimat afirmasi yang positif—atau setidaknya netral,
- Hindari sikap pesimis, negative thinking dan overthinking—sebagai gantinya, psikiater dr. Jiemi Ardian mengungkapkan, usahakan untuk hidup di masa kini, batasi pikiran hanya untuk dua jam ke depan,
- Menolong dan membantu sesama dengan ketulusan dan keikhlasan,
- Proaktif membangun fondasi self-efficacy, resiliensi, ketahanan dan ketegaran yang kuat,
- Perkaya diri dengan self-regulation skill dan manajemen stres yang mumpuni agar sanggup mengatasi masalah/ ujian hidup dengan lebih baik,
- Rajin melakukan kegiatan fisik secara aktif,
- Menjaga hubungan yang baik dengan orang lain,
- Memenuhi waktu istirahat, tidur yang cukup, dan gizi nutrisi yang diperlukan tubuh jasmani,
- Merangsang otak untuk mengeluarkan empat hormon bahagia, yakni serotonin, dopamin, oksitosin, dan endorfin.
- Mendapatkan bantuan profesional yang diperlukan sesegera mungkin.
Agar dapat berbahagia dan terhindar dari gangguan mental, rangsanglah otak untuk mengeluarkan empat hormon bahagia, yakni serotonin, dopamin, oksitosin dan endorfin.
Caranya pun bisa sesederhana. Salah satunya seperti pergi ke luar rumah, memasak makanan favorit dengan orang-orang terkasih, konsumsi comfort food, berolahraga, tertawa dengan teman-teman, mendengarkan musik, membaca buku dan menonton film kesukaan.
Atau bisa juga dengan bermain bersama hewan peliharaan, merawat tanaman kesayangan, bermain alat musik, mewarnai, melukis, menggambar, menyanyi, melakukan hobi, hingga meditasi.
Atur Keuangan Sebaik Mungkin dan Siapkan Dana Kesehatan
Merawat kesehatan mental dan emosional sama pentingnya dengan menjaga tubuh secara fisik. Pasalnya, biaya konsultasi psikolog untuk menanggulangi mental illness atau gangguan kejiwaan tak bisa dibilang murah. Pemulihannya pun akan memakan waktu dan berproses sesuai tahapannya, sehingga mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.
Agar dapat hidup sehat, bahagia dan berfungsi dengan sebagaimana mestinya, adalah penting untuk menjaga kesehatan mental dan jasmani seseorang. Sehingga semakin cepat situasi kejiwaan seseorang ditanggulangi, semakin kecil juga dampak buruk terhadap kehidupannya sehari-hari.
Selain memelihara kesehatan mental dan fisik, kesehatan finansial pun tentunya tak boleh terabaikan. Sejatinya, menyisihkan tabungan untuk dana kesehatan perlu dipersiapkan dengan sebaik mungkin. Karena bisa jadi, biaya pengobatan yang berkelanjutan membutuhkan dana yang tak sedikit.
Untuk itu, sisihkanlah tabungan seperti dana darurat hingga dana kesehatan yang dapat bermanfaat untuk jangka panjang. Selain itu, optimalkan asuransi kantor hingga tunjangan kesehatan, miliki BPJS kesehatan, buatlah asuransi kesehatan sendiri dan lakukan beberapa investasi sedini mungkin.