Instrumen Derivatif, Ini Pengertian, Manfaat, Jenis, dan Dasar Hukumnya
Dalam dunia investasi, terdapat banyak sekali instrumen yang bisa dipilih oleh para investor atau penanam modal sesuai dengan kebutuhan dan profil risikonya. Di antara para investor, instrumen investasi, seperti saham, obligasi, dan reksa dana tentu sudah tidak asing lagi terdengar di telinga. Namun, tahukah kamu jika ada satu lagi produk investasi yang juga penting untuk dipahami dan disebut sebagai derivatif?
Pada dasarnya, yang dimaksud dengan derivatif adalah suatu perjanjian atau kontrak penukaran pembayaran maupun bilateral di mana nilainya didapatkan dari produk turunannya. Hal ini membuat peluang keuntungan dari instrumen tersebut sangat bergantung terhadap kinerja dari aset yang ada pada spot market.
Sebagai produk investasi, derivatif ini sebenarnya cukup banyak dikenal oleh investor dan dipilih sebagai tempat untuk menanam modal. Lantas, apa sih yang sebenarnya dimaksud dengan derivatif ini? Untuk lebih jelasnya, simak ulasan tentang derivatif, pengertian, manfaat, jenis, dan juga dasar hukumnya di Indonesia berikut ini.
Baca juga: Instrumen Investasi – Jenis dan Tips Investasi
Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!
Pengertian Derivatif
Instrumen Derivatif
Secara umum, definisi derivatif adalah perjanjian atau kontrak yang dilakukan dua pihak ataupun lebih. Tujuan dari kontrak tersebut adalah membeli atau menjual komoditas maupun aset. Kemudian, perjanjian tersebut dapat berguna menjadi objek perdagangan.
Nilai dari kontrak tersebut harus disetujui kedua pihak, serta bisa dipengaruhi pula oleh harga atau nilai komoditas produk maupun aset. Derivatif bisa diartikan pula sebagai instrumen investasi dan terdiri atas berbagai produk keuangan yang telah diawasi BEI. Produk keuangan yang terdapat pada derivatif bisa berupa mata uang, saham, obligasi, indeks obligasi, indeks saham, suku bunga, atau lainnya.
Selain itu, apabila produk derivatif berupa komoditas, pengawasannya akan dilakukan oleh pihak BAPPEBTI. Secara sederhana, cara kerja dari derivatif adalah sebuah produk investasi dengan basis kontrak perjanjian perdagangan. Produk ini juga bisa termasuk pula sebagai instrumen investasi dengan tingkat risiko yang tinggi sebab lebih memanfaatkan prediksi harga di waktu mendatang dan mampu memberi peluang imbal hasil atau return yang cukup tinggi.
Dasar Hukum dari Transaksi Derivatif
Perjanjian atau transaksi derivatif adalah aktivitas investasi yang sudah dilandasi dengan dasar hukum. Hal ini membuat keamanannya sudah pasti terjamin dan tak perlu dikhawatirkan oleh investor. Berikut adalah deretan dasar hukum mengenai pelaksanaan derivatif.
- Peraturan Pemerintah Nomor 45 Thn. 1996 mengenai Penyelenggaraan Kegiatan pada Bidang Pasar Modal.
- SK Bapepam 20 Februari tahun 2003 Nomor Kep.07/PM/2003 mengenai Penetapan Kontrak Berjangka pada Indeks Efek sebagai Efek.
- SE Ketua Bapepam 25 Februari tahun 2002 Nomor SE-01/PM/2002 mengenai Kontrak Berjangka Indeks Efek pada Laporan MKBD Perusahaan Efek.
- UU Nomor 8 Thn. 1995 mengenai Pasar Modal.
- Peraturan Bapepam 31 Oktober 2003 Nomor III. E. 1 mengenai Kontrak Berjangka & Opsi pada Efek/Indeks Efek.
- Penyetujuan tertulis dari Bapepam 18 Februari tahun 2004 Nomor S-356/PM/2004 mengenai Penyetujuan KBIE-LN (DJ Japan Titan 100 dan DJIA).
Perlu dipahami kembali bahwa derivatif merupakan opsi instrumen investasi dengan keamanan terjamin. Hal yang terpenting adalah sesuaikan pemilihan instrumen ini dengan kebutuhan dan tujuan investasi yang ingin diraih di masa mendatang.
Baca juga: Optimalkan Cuan Investasi 1 Juta Per Bulan dengan 6 Instrumen Recommended Ini
Implementasi Pajak terhadap Instrumen Derivatif
Selain dasar hukum di atas, kamu juga harus memahami implementasi pajak terhadap instrumen derivatif. Jika mengacu terhadap dasar hukumnya, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 17 Thn. 2009 mengenai Pajak Penghasilan atas Transaksi Derivatif Kontrak Berjangka dan Diperdagangkan pada Bursa, dijelaskan bahwa pajak yang dibebankan terhadap transaksi derivatif tergolong sebagai PPh final. Biaya PPh final itu sendiri sejumlah 2,5 persen dan didasarkan sesuai dengan margin awal.
Manfaat Derivatif
Transaksi derivatif adalah instrumen investasi yang secara umum diciptakan guna melindungi harga atau nilai dari sebuah komoditas pada masa mendatang. Melihat kembali ke belakang dan awal mula kemunculannya, derivatif ada untuk menjaga harga gandum yang ada di Chicago.
Misalnya, di Indonesia, Bank Indonesia di tahun 2017 pernah membantu BUMN untuk mampu memanfaatkan produk derivatif guna mengatasi melemahnya nilai tukar dari Rupiah. Di samping itu, produk derivatif juga mampu meminimalkan risiko terjadinya kerugian serta risiko finansial pada sebuah perusahaan.
Jenis dan Contoh Derivatif
Jenis Intrumen Derivatif
Jenis instrumen derivatif bisa dibedakan ke dalam beberapa bentuk. Secara umum, jenis dari instrumen derivatif dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni derivatif yang ada di luar bursa dan yang dijual pada pasar sekunder. Selain itu, ada beragam jenis dari produk derivatif, antara lain:
-
Kontrak Serah
Jenis derivatif kontrak serah ialah perjanjian antara 2 pihak ataupun lebih guna menyerahkan maupun membeli aset atau komoditas dengan jumlah, harga, serta tanggal pelepasan yang telah ditentukan dan disetujui. Jenis derivatif ini dapat dikatakan selesai jika valuta asing atau komoditas diserahkan secara neto atau secara fisik.
-
Kontrak Berjangka
Sementara itu, kontrak berjangka pada derivatif adalah kontrak atau perjanjian yang dilakukan 2 pihak ataupun lebih untuk membeli atau menyerahkan komoditas maupun aset dengan jumlah, harga, serta tanggal pelepasan yang telah disetujui. Namun, perbedaannya dengan jenis kontrak serah ialah kontrak berjangka diperjualbelikan secara teratur pada bursa berjangka, yakni tempat dilakukannya kegiatan transaksi dari kontrak jenis ini.
-
Kontrak Opsi
Untuk jenis derivatif yang ketiga, kontrak opsi merupakan salah satu yang paling umum digunakan untuk melindungi komoditas atau aset terhadap nilai atau risiko hedging. Ada dua jenis dari kontrak opsi, yakni opsi beli dan opsi jual.
Opsi beli, bisa juga disebut call option, ialah menyerahkan hak kontrak pada pemiliknya guna membeli sebuah aset tertentu. Sementara itu, put option atau opsi jual adalah pemberian hak kontrak pada pemiliknya untuk menjual sebuah aset tertentu. Pihak pemilik opsi mempunyai hak, walaupun tak berkewajiban untuk melakukan transaksi sesuai harga yang telah ditentukan pada kontrak opsi.
-
Swap
Derivatif jenis yang terakhir adalah swap, yakni kontrak atau perjanjian untuk saling bertukar arus kas pada jangka waktu yang telah ditentukan serta dilakukan secara kontinu. Contoh dari transaksi swap adalah interest rate swap.
Contoh tersebut dihubungkan dengan harga atau nilai apa pun yang cenderung berubah-ubah atau fluktuatif. Fungsi swap ini lazimnya dijadikan sebagai pelindungan bisnis atau perusahaan saat menghadapi fluktuasi dari suku bunganya. Swap biasanya bisa dinegosiasikan dengan langsung oleh seluruh pihak, baik 2 atau lebih, yang memiliki kontrak.
Risiko Derivatif
Sebagai instrumen investasi dengan bentuk kontrak pinjaman, derivatif termasuk sebagai instrumen investasi dengan tingkat risiko yang cukup tinggi. Kendati demikian, tingkat keuntungan dari produk tersebut juga tidak kalah menggiurkannya sehingga jumlah peminatnya tidak kalah dengan instrumen investasi lainnya.
Pada kenyataannya, pelaksanaan dari instrumen derivatif sangatlah kompleks dan juga terperinci. Meskipun bertujuan untuk menjaga nilai tukar dari Rupiah, pihak perusahaan yang memakai produk ini tak berarti secara otomatis dapat terbebas terhadap risiko yang mungkin terjadi.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, perhitungan derivatif lebih condong pada penggunaan perkiraan nilai atau harga pada masa depan. Karena itu, wajar saja jika instrumen ini mempunyai tingkat risiko yang terbilang sangat tinggi. Bahkan, tidak sedikit investor yang menganggap bahwa risiko dari derivatif ini melebihi instrumen saham.
Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk memilih instrumen investasi ini, pastikan dulu bahwa kamu telah memahami segala risikonya dan pastikan sebanding dengan tingkat profit yang mungkin didapatkan. Barulah dengan begitu keputusan untuk memilih derivatif tidak menjadi langkah yang salah dan malah menimbulkan kerugian.
Baca juga: Bagaimana Cara Memulai Investasi dari Nol?
Derivatif Sebagai Peluang Meraih Keuntungan Menjanjikan
Itulah penjelasan lengkap mengenai pengertian derivatif, jenis, manfaat, hingga contohnya. Siapa yang menyangka jika suatu kontrak perjanjian dapat dijadikan sebagai peluang mendapatkan keuntungan yang menjanjikan. Yang terpenting, saat akan memutuskan untuk berinvestasi di instrumen derivatif, sesuaikan dulu dengan profil risiko dan lakukan analisis agar mampu memilih produk yang tepat juga terbaik.