KPR Refinancing: Pengertian, Jenis, dan Cara Mengajukan

Pernah tidak merasa beban cicilan rumah semakin berat? ingin rasanya mencari cara agar pembayaran KPR jadi lebih ringan? Atau mungkin butuh dana tambahan tanpa harus mengajukan pinjaman baru? Jika iya, refinancing KPR bisa jadi solusi buat kamu, lho.

Banyak orang belum paham bahwa mereka bisa mengajukan refinancing untuk mendapatkan suku bunga lebih rendah, mengurangi cicilan bulanan, atau bahkan memperoleh dana tambahan dengan menjadikan rumah sebagai jaminan. Tapi, sebelum itu, penting untuk memahami lebih detail tentang KPR refinancing.

Bingung Cari Produk KPR Terbaik? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Produk KPR Terbaik! 

Pengertian KPR Refinancing

Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan KPR refinancing itu? Secara sederhana, refinancing KPR adalah proses mengganti pinjaman KPR lama dengan pinjaman baru, baik di bank yang sama maupun berpindah ke bank lain (take over). Tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan suku bunga lebih rendah, memperpanjang tenor agar cicilan lebih ringan, atau memperoleh tambahan dana dari nilai rumah yang sudah meningkat.

Misalnya, jika memiliki KPR dengan bunga 10% per tahun dan menemukan bank yang menawarkan refinancing dengan bunga hanya 7%, maka kamu bisa mengajukan refinancing untuk mendapatkan cicilan yang lebih terjangkau

Nah, tak sedikit juga yang masih sulit membedakan antara take over dan refinancing. Meskipun mirip, refinancing fokus pada mengganti pinjaman dengan skema lebih baik, baik dengan bank yang sama maupun pindah ke bank lain. Sedangkan take over KPR adalah untuk pemindahan pinjaman ke bank lain, biasanya dengan tujuan mendapatkan limit kredit lebih besar atau dana tambahan. 

Jika hanya ingin memperbaiki bunga dan tenor, refinancing lebih cocok. Tapi kalau ingin mendapatkan dana tambahan dari bank baru, take over bisa menjadi pilihan yang lebih oke.

Jenis Refinancing KPR dan Simulasinya

Sebelum mengajukan refinancing, kamu perlu memahami jenis-jenisnya agar bisa memilih yang paling sesuai dengan kebutuhanmu. Berikut tiga jenis refinancing KPR yang umum digunakan.

  1. Cash-in Refinance

    Jenis refinancing ini memungkinkan untuk menyetor dana tambahan ke dalam pinjaman KPR agar jumlah utang atau rasio pinjaman terhadap nilai aset (loan-to-value ratio/LTV) menjadi lebih rendah. Biasanya, ini dilakukan agar mendapatkan suku bunga lebih rendah atau agar cicilan menjadi lebih ringan.

    Simulasi Cash-in Refinance

    Misalnya, sisa pinjaman KPR-mu saat ini adalah Rp400 juta dengan bunga 9% per tahun. Kamu memutuskan untuk membayar Rp100 juta di muka melalui refinancing, sehingga sisa pinjaman menjadi Rp300 juta. Setelah refinancing, bank memberikan bunga baru sebesar 7% per tahun. Akibatnya, cicilan bulananmu berkurang dan total bunga yang dibayarkan selama masa tenor juga lebih rendah.

  2. Cash-out Refinance

    Refinancing jenis ini memungkinkan nasabah untuk mengajukan pinjaman baru dengan nominal lebih besar dari sisa pinjaman yang ada. Biasanya, ini dilakukan ketika nilai rumah mengalami kenaikan, sehingga selisih nilai tersebut bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan dana segar.

    Simulasi Cash-out Refinance:

    Misalnya, rumahmu awalnya dibeli dengan harga Rp500 juta menggunakan KPR. Setelah beberapa tahun, nilai pasar rumah meningkat menjadi Rp800 juta. Sisa utang KPR yang harus dibayar ke bank adalah Rp300 juta. Dengan cash-out refinance, kamu bisa mengambil pinjaman baru senilai Rp500 juta (lebih besar dari utang awal), lalu menggunakan selisihnya sebesar Rp200 juta untuk kebutuhan lain, seperti renovasi rumah atau modal usaha.

  3. Rate and Term Refinance

    Jenis refinancing ini bertujuan untuk mengganti pinjaman lama dengan pinjaman baru yang memiliki bunga lebih rendah atau tenor yang lebih sesuai dengan kondisi keuanganmu. Ini sering digunakan oleh pemilik rumah yang ingin mengurangi jumlah bunga yang harus dibayarkan dalam jangka panjang.

    Simulasi Rate and Term Refinance:

    Kamu memiliki KPR dengan sisa utang Rp600 juta dan tenor 10 tahun dengan bunga 10% per tahun. Bank baru menawarkan refinancing dengan bunga hanya 7% per tahun. Dengan mengganti pinjaman lama ke pinjaman baru yang memiliki bunga lebih rendah, cicilan bulanannya pun menjadi lebih ringan, dan total pembayaran bunga dalam jangka panjang juga berkurang.

Kelebihan Refinancing KPR

  1. Suku Bunga Lebih Rendah

    Salah satu alasan utama orang melakukan refinancing adalah untuk mendapatkan suku bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan pinjaman sebelumnya. Jika suku bunga KPR sedang mengalami tren penurunan, refinancing bisa menjadi cara efektif untuk menghemat biaya dalam jangka panjang. Dengan bunga yang lebih rendah, cicilan bulanan pun bisa lebih ringan dan total pembayaran bunga selama masa tenor akan lebih kecil.

  2. Cicilan Bulanan Lebih Ringan

    Jika merasa cicilan KPR saat ini terlalu membebani keuangan, refinancing bisa membantu menyesuaikan kembali jumlah cicilan agar lebih sesuai dengan kemampuan finansial. Dengan memperpanjang tenor atau mendapatkan bunga lebih rendah, kamu bisa mengurangi jumlah cicilan per bulan dan memiliki ruang lebih untuk kebutuhan lain.

  3. Mendapatkan Dana Tambahan (Cash-out Refinance)

    Refinancing juga bisa digunakan untuk mendapatkan dana tambahan jika nilai properti yang dijadikan jaminan mengalami kenaikan. Dengan melakukan cash-out refinance, kamu bisa mengajukan pinjaman baru dengan nominal yang lebih besar dibandingkan sisa utang yang ada. Dana ini bisa dimanfaatkan untuk renovasi rumah, biaya pendidikan, investasi, atau kebutuhan mendesak lainnya tanpa harus mengambil pinjaman baru dengan bunga lebih tinggi.

  4. Memperpendek atau Memperpanjang Tenor KPR

    Refinancing memungkinkan untuk mengubah tenor pinjaman sesuai dengan kondisi keuangan. Jika ingin melunasi lebih cepat dan mengurangi total bunga yang dibayarkan, kamu bisa memilih tenor yang lebih pendek. Sebaliknya, jika ingin cicilan lebih ringan setiap bulan, kamu bisa memperpanjang tenor meskipun total bunga yang dibayarkan akan lebih besar.

  5. Menggabungkan Beberapa Pinjaman Menjadi Satu

    Bagi yang memiliki beberapa pinjaman sekaligus, refinancing bisa menjadi cara untuk menyatukan utang ke dalam satu pinjaman yang lebih terjangkau. Misalnya, jika memiliki KPR dan pinjaman renovasi rumah secara terpisah, refinancing bisa membantu menggabungkannya agar lebih mudah dikelola dengan satu pembayaran bulanan.

Kekurangan Refinancing KPR

  1. Biaya Administrasi dan Proses yang Tidak Gratis

    Meskipun refinancing bisa memberikan keuntungan dalam jangka panjang, ada biaya yang harus dikeluarkan di awal proses. Beberapa biaya yang perlu diperhitungkan meliputi biaya notaris, biaya appraisal properti, biaya administrasi bank, hingga denda pelunasan dipercepat dari bank sebelumnya. Jika tidak diperhitungkan dengan baik, biaya-biaya ini justru bahkan bisa merugikan.

  2. Risiko Tenor Lebih Panjang, Total Bunga Lebih Besar

    Memilih tenor yang lebih panjang memang bisa membuat cicilan bulanan lebih ringan, tetapi ada konsekuensinya, yaitu total bunga yang harus dibayarkan menjadi lebih besar. Jika tidak dihitung dengan cermat, refinancing justru bisa membuat kamu membayar lebih mahal dibandingkan tetap menggunakan pinjaman lama.

  3. Proses Pengajuan yang Memakan Waktu

    Refinancing tidak bisa dilakukan dalam satu atau dua hari saja. Prosesnya hampir sama seperti mengajukan KPR baru, yang berarti harus menyiapkan berbagai dokumen, menjalani proses verifikasi, dan menunggu persetujuan dari bank. Tidak direkomendasikan jika sedang membutuhkan dana cepat.

  4. Tidak Semua Bank Menyetujui Refinancing

    Setiap bank memiliki kebijakan yang berbeda terkait refinancing. Ada yang menawarkan bunga kompetitif dan proses cepat, tetapi ada juga yang menerapkan syarat ketat sehingga tidak semua pengajuan bisa disetujui. Jika kondisi keuangan atau riwayat kredit tidak memenuhi syarat, kemungkinan besar refinancing akan ditolak atau hanya disetujui dengan ketentuan yang kurang menguntungkan.

  5. Risiko Nilai Properti yang Tidak Sesuai Harapan

    Refinancing sering dilakukan dengan harapan nilai properti yang dijadikan jaminan sudah meningkat. Namun, ada kemungkinan harga pasar properti stagnan atau bahkan turun, sehingga jumlah pinjaman yang bisa didapatkan dari refinancing menjadi lebih kecil dari yang diharapkan. Ini bisa membuat rencana keuanganmu terganggu, terutama jika tujuan refinancing adalah untuk mendapatkan dana tambahan.

Cara Mengajukan Refinancing KPR

Jika tertarik melakukan refinancing, berikut langkah-langkah yang perlu dilakukan.

  1. Cek Penawaran dari Bank

    Bandingkan penawaran refinancing dari berbagai bank, termasuk dari bank tempat mengambil KPR sebelumnya. Jika ingin pindah ke bank lain, cari tahu apakah mereka memiliki program refinancing dengan bunga kompetitif.

  2. Siapkan Dokumen yang Diperlukan

    Siapkan beberapa dokumen yang umumnya diminta dalam pengajuan refinancing berikut.
    - Fotokopi KTP dan KK
    - Slip gaji atau laporan keuangan (untuk wiraswasta)
    - Rekening koran beberapa bulan terakhir
    - Sertifikat rumah dan IMB
    - Surat pernyataan sisa pinjaman KPR dari bank lama

  3. Ajukan Permohonan ke Bank

    Setelah memilih bank, ajukan permohonan refinancing dengan melampirkan dokumen yang diminta. Bank akan melakukan pengecekan riwayat kredit (BI Checking) sebelum memberikan persetujuan.

  4. Tunggu Proses Evaluasi

    Bank akan menilai kelayakan nasabahnya untuk mendapatkan refinancing berdasarkan riwayat kredit dan nilai rumah. Jika lolos, mereka akan menawarkan skema baru dengan suku bunga dan tenor yang lebih sesuai.

  5. Tanda Tangan Akad Baru

    Jika refinancing disetujui, kamu akan menandatangani perjanjian kredit baru. Pastikan untuk membaca seluruh isi perjanjian dengan teliti agar tidak ada poin yang terlewat.

Refinancing KPR Bisa Menjadi Pilihan yang Tepat!

Adanya cicilan lebih ringan, bunga lebih rendah, atau dana tambahan untuk kebutuhan lain pasti terdengar menarik, kan? Oleh karena itu, refinancing KPR bisa jadi pilihan yang menguntungkan kalau dilakukan di waktu yang tepat dan dengan perhitungan yang matang. Tapi jangan sampai tergiur begitu saja tanpa memahami risikonya.

Penting untuk diingat, refinancing bukan sekadar ganti pinjaman lama dengan yang baru. Ada biaya tambahan, ada syarat yang harus dipenuhi, dan ada risiko jika diambil secara gegabah. Jadi, sebelum mengambil keputusan, pastikan sudah menghitung semuanya dengan detail, ya.