Berpotensi Atasi COVID-19, Ini Deskripsi Remdesivir, Aturan Pakai, Interaksi, Manfaat, dan Efek Sampingnya

Telah terjadi selama lebih dari 2 tahun, pandemi virus Corona tetap menjadi salah satu masalah yang mendapat perhatian khusus oleh banyak kalangan. Khususnya pada sektor medis, upaya untuk mencari obat yang ampuh mengatasi penyakit COVID-19 tak henti-hentinya dilakukan. 

Namun, hingga kini, pengobatan yang diyakini efektif melawan penyakit tersebut masih sebatas spekulasi dan memerlukan pembuktian yang lebih mendalam. Salah satu contoh obat yang ramai diperbincangkan karena berpotensi menjadi obat untuk membantu proses penyembuhan infeksi virus Corona adalah Remdesivir.

Obat ini memang dikenal ampuh untuk menangani infeksi virus. Hanya saja, manfaatnya untuk mengobati infeksi virus Corona masih dalam fase uji coba dan perlu dibuktikan lebih lanjut. Nah, bagi kamu yang penasaran apa itu Remdesivir, aturan pakai, interaksi dengan obat lain, hingga manfaatnya, simak penjelasan berikut ini.

Baca juga: Mengenal Favipiravir, Obat Antivirus yang Ampuh Atasi Berbagai Macam Virus Influenza

Apa Itu Remdesivir?

loader

Obat Remdesivir

Remdesivir adalah jenis obat antivirus yang tengah diteliti serta dianggap mempunyai potensi untuk menangani penyakit COVID-19 atau infeksi virus Corona. Obat tersebut merupakan antivirus yang mempunyai spektrum luas serta sempat diuji khasiatnya dalam mengatasi Ebola, SARS, dan juga MERS.

Hingga saat ini, masih belum ditemukan obat atau bahan medis yang secara efektif mampu mengatasi penyakit yang diakibatkan oleh infeksi virus Corona. Beberapa jenis obat tengah diteliti untuk memastikan manfaat, keamanan, dan efektivitasnya dalam menangani infeksi dari virus tersebut. 

Sebagai obat dari kelas nucleotide analog, Remdesivir adalah obat yang berguna untuk menghentikan perkembangbiakan virus dan juga penyebarannya dalam tubuh. Karena fungsinya tersebut, tubuh mampu melawan infeksi virus dan mempercepat proses penyembuhannya. Di Indonesia sendiri, obat ini telah mendapatkan persetujuan terkait izin edar dari BPOM untuk menangani infeksi virus Corona

Deskripsi Obat Remdesivir

loader

Remdesivir

Remdesivir adalah obat dari golongan antivirus dan termasuk sebagai obat resep. Manfaatnya adalah untuk mengatasi infeksi dari virus yang menyerang tubuh. Namun, penggunaan obat ini untuk menangani COVID-19 belum sepenuhnya teruji dan masih dalam tahap penelitian. 

Jenis obat antivirus ini dapat dikonsumsi oleh orang dewasa dengan usia di atas 18 tahun. Termasuk ke dalam kategori X, obat ini telah terbukti menunjukkan efek abnormalitas pada janin. Obat ini tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil atau yang berencana mengambil program kehamilan. Walaupun masih belum diketahui potensi obat ini bisa terserap ASI, ibu yang sedang menyusui tidak disarankan mengonsumsi Remdesivir tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.  

Penggunaan obat ini hanya boleh dilakukan pada pasien dengan usia 12 tahun ke atas dan memiliki berat badan lebih dari 40 kg. Beberapa merek dagang dari obat ini adalah Remidia, Remeva, Remdac, Cipremi, Cofivor, Desrem, dan Jubi-R.

Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Gunakan Remdesivir

Sebagai jenis obat yang hanya boleh dikonsumsi dengan resep dan pengawasan dokter, ada beragam hal yang harus diperhatikan sebelum memakai obata ini. Berikut adalah sederet peringatan saat akan menggunakan Remdesivir. 

  • Jangan memakai Remdesivir jika mempunyai alergi pada bahan maupun kandungan di dalamnya.
  • Jangan memakai obat ini jika pasien sedang menderita penyakit liver atau penyakit ginjal.
  • Jangan memakai obat ini apabila pasien sedang menjalani pencucian darah.
  • Jangan memakai obat ini jika tengah hamil atau sedang menyusui.
  • Segera hubungi dokter jika muncul gejala alergi obat maupun overdosis pasca mengonsumsi Remdesivir.

Jika kamu mempunyai gangguan pada sistem imun tubuh, dokter mungkin perlu memantau reaksi tubuh dan sistem imun terhadap penggunaan obat ini. Tujuannya tidak lain untuk memastikan pengobatan menggunakan obat ini bisa berjalan efektif dan tidak berbahaya. Sementara terkait cara penyimpanannya, obat ini harus dijauhkan dari sinar matahari langsung serta jangkauan anak-anak. 

Aturan Pakai dan Dosis Remdesivir

loader

Cara Pakai Remdesivir

Untuk penanganan penyakit COVID-19, informasi yang tersedia terkait dosis pemakaian Remdesivir sampai saat ini masih terbatas. Pada sejumlah uji coba dan penelitian yang telah dilakukan, dosis pemakaian untuk mengatasi penyakit tersebut adalah di hari pertama sebanyak 200 mg, lalu dilanjutkan dengan dosis 100 mg di hari kedua serta seterusnya. Lama waktu pengobatan menggunakan obat ini dalam penelitian tersebut adalah berkisar 5 sampai 10 hari, tergantung dari kondisi tubuh pasien.

Penggunaan obat ini dilakukan dengan cara injeksi menggunakan infus pada pembuluh darah. Karenanya, obat ini dibatasi distribusinya pada rumah sakit saja dan tidak dijual di apotek. Pemberian obat ini juga harus dilakukan oleh dokter maupun tenaga medis dengan pengawasan dokter. 

Berdasarkan sebuah studi, obat ini mempunyai efek antiviral pada sejumlah jenis virus Ebola dan beberapa varian virus RNA lainnya, misal, arenavirus dan filovirus. Remdesivir juga dapat diberikan kepada pasien untuk menangkal masalah kesehatan akibat infeksi dari virus Corona, tak terkecuali penyakit MERS dan SARS. Penelitian lainnya juga menguak manfaat obat ini dalam menghambat perkembangan dari virus MERS-CoV dan SARS-CoV yang menginfeksi tubuh seseorang. 

Efek Samping Remdesivir

Selayaknya dengan pemakaian jenis obat pada umumnya, obat ini memiliki risiko menyebabkan efek samping terhadap sebagian orang. Tingkat keparahan gejala dari efek samping yang timbul pun bisa bervariasi. Namun, secara umum, inilah beberapa bahaya dan efek samping penggunaan Remdesivir.

  • Sakit kepala
  • Ruam
  • Mual
  • Nyeri, perdarahan, bengkak, atau memar pada area kulit obat disuntikkan

Umumnya, efek samping dari obat ini mampu sembuh dan hilang dengan sendirinya. Namun, jika gejalanya tidak kunjung reda, atau malah bertambah parah, jangan tunda lagi untuk memberi tahu dokter agar pemeriksaan lebih lanjut bisa segera dilakukan. 

Selain itu, ada pula efek samping lebih serius yang mungkin terjadi pasca menggunakan obat ini, antara lain:

  • Kulit atau mata menguning.
  • Urine menjadi gelap.
  • Rasa sakit dan tidak nyaman pada bagian kanan atas perut.

Ada pula reaksi alergi yang perlu diinformasikan pada dokter maupun tenaga medis saat terjadi pasca menggunakan Remdesivir, antara lain:

  • Detak jantung atau tekanan darah berubah.
  • Rendahnya tingkat oksigen di dalam darah.
  • Demam tinggi.
  • Mengi atau sesak napas.
  • Terjadi pembengkakan di bagian wajah, lidah, bibir, atau tenggorokan.
  • Muncul ruam.
  • Mual.
  • Berkeringat.
  • Menggigil.

Selain gejala di atas, mungkin ada efek samping lain yang belum disebutkan dan dapat terjadi setelah mendapatkan suntikan Remdesivir. Jika memiliki kekhawatiran terhadap efek samping dari obat ini, jangan ragu untuk memberi tahu dokter. Terlebih status obat ini yang masih dalam tahapan uji coba, risiko adanya efek samping lebih berbahaya dan belum diketahui akan selalu ada sehingga penggunaannya perlu diawasi oleh dokter dan tenaga medis khusus. 

Interaksi Remdesivir saat Dikonsumsi Bersama Obat Lain

Saat salah satu obat dikonsumsi bersamaan dengan jenis obat lainnya, risiko munculnya interaksi antar obat menjadi sangat tinggi. Berdasarkan data yang tersedia saat ini, penggunaan dari obat ini tidak boleh digunakan bersamaan dengan jenis obat antivirus lain, khususnya yang juga tengah diuji coba guna menangani penyakit COVID-19. 

Beberapa contoh obat yang tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan Remdesivir adalah ritonavir dan lopinavir. Obat dari golongan antivirus tersebut juga tersedia dengan bentuk suntik, dan pemakaiannya hanya boleh dilakukan oleh dokter maupun petugas medis khusus dengan pengawasan dokter. 

Agar lebih aman, selalu informasikan jenis obat dan suplemen apa saja yang tengah rutin dikonsumsi saat ini. Beberapa jenis obat berisiko membuat potensi efek samping obat ini meningkat, ataupun malah menurunkan efektivitas khasiatnya. Beberapa contoh obat yang bisa memicu efek interaksi saat dikonsumsi dengan Remdesivir adalah sebagai berikut.

  • Hydroxychloroquine atau chloroquine
  • Midazolam
  • Pitavastatin
  • Theophylline
  • Rifampicin

Tentunya, kamu tetap perlu menginformasikan segala jenis obat dan suplemen, termasuk obat herbal yang sedang dikonsumsi saat ini kepada dokter. Dengan begitu, risiko timbulnya interaksi berbahaya dari pemakaian obat tersebut bisa dihindari.

Baca juga: Kenali Penyebab dan Obat Batuk Berdahak atau Batuk Kering

Meskipun Remdesivir Dapat Menjadi Obat, Tetap Lebih Baik Mencegah daripada Mengobati

Walaupun memberi setitik kemungkinan menjadi obat COVID-19, manfaat Remdesivir masih perlu dibuktikan lebih lanjut terkait keamanan dan kebenarannya. Oleh karena itu, pencegahan terhadap infeksi virus Corona masih tetap perlu diprioritaskan agar risiko terburuk saat terkena penyakit tersebut bisa dihindari.