Hindari 3 Masalah Kartu Kredit Ini agar Hidupmu Tenang
Kartu kredit ibarat dua sisi mata pisau. Dapat membawa manfaat atau keuntungan, apabila digunakan secara bijak. Tapi di sisi lain bisa menjerumuskan pengguna dalam jeratan utang jika pemakaiannya berlebihan.
Keuntungan memiliki kartu kredit sangat menggiurkan. Selain bisa dipakai untuk membayar transaksi belanja secara non-tunai, kartu kredit juga memanjakan penggunanya dengan berbagai fasilitas. Di antaranya adalah fasilitas cicilan, promo, dan tarik tunai seperti kartu debit untuk keperluan mendesak.
Di balik manfaatnya, kartu kredit juga dapat menimbulkan masalah yang ujung-ujungnya mengganggu keuanganmu. Apa saja masalah tersebut? Berikut penjelasannya.
1. Boros
Menggenggam kartu kredit bisa membuat penggunanya menjadi lebih boros. Sedikit-sedikit pakai kartu kredit, bahkan untuk transaksi dengan nominal kecil.
Apalagi kalau limit kartu kreditmu cukup besar. Hasrat belanja sulit dibendung. Nominal belanjanya memang kecil, tapi kalau sering digesek, lama-lama jumlahnya mendekati limit atau malah over limit.
Jika sampai over limit, maka risikonya adalah kena denda dan kartu kreditmu bisa diblokir. Oleh sebab itu, bijaklah dalam menggunakan kartu kredit. Pakai seperlunya saja kalau tidak mau dibebani masalah keuangan.
Gunakan kartu kredit hanya untuk keperluan mendesak, seperti biaya rumah sakit bila tidak ada tabungan, dan lainnya. Atau memanfaatkan promo diskon besar untuk membeli tiket pesawat, cicilan nol persen untuk membeli barang-barang yang betul-betul dibutuhkan.
Hindari menggunakan kartu kredit untuk belanja sehari-hari. Pakai saja uang tunai agar lebih terkontrol. Jadi lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang.
2. Kena bunga tinggi dari tarik tunai
Fasilitas tarik tunai kartu kredit memang sangat menggiurkan. Caranya juga mudah, tinggal pergi ke mesin ATM, bisa langsung tarik tunai pakai kartu kredit, atau di mesin EDC merchant.
Jadi tidak perlu syarat macam-macam mengajukan pinjaman ke bank, jika sedang butuh dana mendesak. Bila kamu tarik tunai akan dikenakan bunga dan biaya administrasi cukup besar. Semakin besar nilai tarik tunai, semakin besar pula tagihan akibat biaya dan bunga.
Bunga yang dibebankan untuk tarik tunai jauh lebih tinggi dibanding bunga transaksi belanja. Selisihnya bisa mencapai 0,5 persen sampai 2 persen, tergantung kebijakan bank penerbit kartu kredit. Maksimal bunga tarik tunai sebesar 2,95 persen per bulan.
Sementara biaya tarik tunai kartu kredit biasanya dikenakan sebesar 4 persen, bahkan ada yang mencapai Rp 50.000. Biaya itu dibebankan langsung saat penarikan.
Sebaiknya manfaatkanlah fasilitas tarik tunai kartu kredit secara bijak. Untuk kebutuhan yang sangat urgent, misal dalam keadaan gawat darurat atau untuk modal usaha. Pastikan jumlah penarikan tunai sudah diestimasi atau dikalkulasi terlebih dahulu dengan kemampuan bayar Anda.
Untuk saran, sebaiknya jika kamu masih mempunyai saldo di kartu debit, maka utamakan tarik tunai dengan kartu debit untuk menghindari biaya dan bunga yang besar dan beranak-pinak.
3. Selalu membayar tagihan minimum
Bank penerbit kartu kredit umumnya menetapkan pembayaran minimum sebesar 10 persen dari total tagihan yang harus dibayar. Jadi semisal kamu punya tagihan Rp 5 juta, maka jumlah pembayaran paling sedikit sebesar Rp 500.000.
Akibatnya banyak pengguna tidak bisa lepas dari pembayaran tagihan minimum atau minimum payment ini. Padahal cara pembayaran tersebut punya risiko besar. Utangmu akan semakin menggunung.
Sebab, ketika kamu hanya membayar tagihan minimum, maka di bulan berikutnya kamu harus membayar 10 persen dari total tagihan, ditambah sisa utang kartu kredit sebelumnya.
Kalau tidak dibayar penuh, akan seperti itu terus perhitungannya. Sebaiknya bayar tagihan kartu kredit secara penuh. Kalau mau minim, ya separuhnya, jangan hanya 10 persen saja.
Baca Juga: Tips Milenial Lancar Jaya Bayar Cicilan Utang saat Resesi