Kesalahan yang Harus Dihindari saat Menjual Rumah
Zaman lagi susah seperti ini, menjual rumah tidak semudah ketika kondisi ekonomi sedang baik. Apalagi rumah tersebut bukan rumah baru alias bekas.
Terkadang meski sudah ditawarkan secara offline dan online, belum tentu ada peminatnya. Sebab, orang juga akan berpikir dua kali untuk membeli rumah bekas.
Agar rumah bekas cepat laku, hindari kesalahan berikut ini saat menjual rumah bekas.
Baca Juga: Duit Ngepas, Mending Beli Rumah Baru atau Rumah Bekas?
Bingung Cari Produk KPR Terbaik? Cermati punya solusinya!
Kesalahan Ketika Menjual Rumah
Menjual rumah
-
Tidak Memahami Kebutuhan Menjual Rumah
Bagi kamu yang sudah memiliki rumah baru dan ingin segera pindah ke sana, mungkin keinginan menjual rumah yang lama terbersit di benak kamu. Namun keinginan ini harus didasari dengan pertimbangan yang matang. Untuk apa kamu menjual rumah lama tersebut dan akan kamu kemanakan uang hasil penjualannya kelak? Berbagai pertanyaan seperti ini tentu patut menjadi pertimbangan.
Jika kamu masih bingung dalam mengambil keputusan untuk menjual rumah lama, maka akan sangat baik untuk melibatkan seluruh anggota keluarga dalam mengambil keputusan. Tanyalah pendapat semua orang dan lihat ke arah mana pendapat tersebut lebih condong. Jika sebagian besar anggota keluarga berpendapat untuk menjual, keputusan menjual rumah lama tersebut tentu sudah layak untuk dilakukan.
-
Pasang Harga Terlalu Tinggi
Sebagai pemilik rumah, kamu tentu menginginkan harga jual tertinggi untuk rumah kamu. Hal ini sangat wajar, apalagi jika rumah tersebut merupakan salah satu warisan atau aset yang penting dalam perjalanan hidup kamu. Namun pada kenyataannya, harga jual rumah ini juga akan ditentukan oleh banyak hal, seperti: akses jalan, lokasi, kondisi lingkungan, desain dan material bangunan, dan yang lainnya.
Menetapkan harga jual yang terlalu tinggi merupakan kesalahan yang bisa merugikan kamu dalam penjualan rumah. Pembeli tidak akan berpikir untuk melakukan penawaran, apalagi jika kamu menetapkan harga awal yang tidak masuk akal. Alih-alih mendapatkan keuntungan, sikap seperti ini bisa saja membuat rumah kamu tersebut tidak pernah terjual.
Mungkin juga menurut calon pembeli, dengan harga sebesar itu, lebih baik mereka membeli rumah baru. Risiko perbaikan atau renovasi tidak ada sehingga tidak akan ada biaya tambahan seperti membeli rumah bekas.
Oleh karena itu, tentukan harga jual rumah bekas yang tepat. Kalau bingung menentukan harga jual rumah, coba lihat bukti PBB atau Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (SPPT PBB).
Di surat bukti PBB tersebut, ada yang namanya NJOP (Nilai Jual Objek Pajak). Ada NJOP bumi atau tanah, serta NJOP bangunan. Misalnya, luas tanah dan bangunan masing-masing 104 meter persegi. NJOP tanah sebesar Rp3,3 juta per meter persegi dan NJOP bangunan Rp1,2 juta meter persegi. Berikut perhitungannya.
NJOP Tanah = Rp3,3 juta x 104 = Rp343, 2 juta
NJOP Bangunan = Rp1,2 juta x 104 = Rp124,8 juta
Harga Jual = Rp343,2 juta + Rp124,8 juta = Rp468 juta
Berarti, kamu bisa menawarkan penjualan rumah seharga Rp468 juta.
-
Tidak Melakukan Renovasi
Tidak melakukan renovasi rumahMenjual rumah bekas juga tidak asal. Ditawarkan ke orang lain dalam keadaan kotor dan rusak parah. Sudah pasti tidak akan ada yang beli, kecuali dijual banting harga.
Jika ingin menjual rumah bekas, cepat laku, dan harga tinggi, pastikan kamu melego dalam kondisi bersih dan siap huni. Kerusakan sudah diperbaiki dengan renovasi minor.
Contohnya seperti ‘mendandani’ teras dan halaman rumah sebagai ‘wajah’ rumah sehingga orang tertarik membeli. Mengecat rumah agar seluruh bagian rumah tampak baru dan lebih indah.
Selain itu, cek semua bagian rumah secara detail dan catat bagian mana saja yang membutuhkan perbaikan. Misal, pintu macet, plafon jebol atau bocor, keran air tidak berfungsi, dan sebagainya.
-
Tidak Menata Setiap Ruangan dengan Baik
Bagi kamu yang masih tinggal di rumah selama proses penjualan rumah kamu, maka kamu tentu harus selalu siap untuk menerima kunjungan calon pembeli. Calon pembeli bisa datang kapan saja, sehingga sangat penting untuk selalu memastikan rumah kamu siap untuk semua ini. Namun jika ternyata kamu tidak pernah menata rumah dan ruangan di dalamnya, maka bisa dibayangkan apa yang akan terjadi.
Calon pembeli tentu akan merasa kaget atau bahkan langsung tidak tertarik, jika melihat kondisi rumah kamu yang tidak tertata rapi. Kondisi seperti ini tentu akan memberi kesan yang tidak nyaman, sebab biasanya calon pembeli akan memiliki ekspektasi yang tinggi ketika melakukan survey. Meski calon pembeli tertarik, kondisi rumah yang tidak tertata seperti ini akan membuat harga rumah kamu turun.
-
Membiarkannya Dalam Kondisi Berantakan
kamu mungkin saja memiliki banyak kesibukan, namun niat untuk menjual rumah tentu tidak bisa dilakukan dengan asal-asalan. kamu perlu mempersiapkan rumah tersebut dengan maksimal, agar benar-benar dalam kondisi siap untuk dijual. Meski tidak melakukan renovasi, membiarkan rumah dalam kondisi berantakan tentu kesalahan yang besar.
Jika kamu membiarkan berbagai barang berantakan di area rumah, maka kesan kotor dan tidak nyaman akan segera terlihat. Hal ini akan terasa mengganggu bagi orang lain, terutama calon pembeli rumah tersebut. Bukan hanya pada ruangan atau area rumah yang terbuka (terlihat), berbagai barang yang berantakan di kamar tidur atau kamar mandi juga akan sangat mengganggu. Semua ini bahkan bisa saja membuat kamu kesulitan mendapatkan pembeli, sehingga harga rumah tersebut turun.
-
Menerapkan Selera Kamu pada Beberapa Bagian Rumah
Saat membangun rumah, kamu mungkin benar-benar menginginkan rumah tersebut sesuai dengan selera kamu, sehingga kamu mendesainnya dengan sedemikian rupa. Berbagai hal atau detail yang terlalu sesuai dengan selera kamu tersebut, justru bisa saja tidak disukai orang awam. Ini bahkan akan semakin buruk, jika ternyata detail tersebut tak lagi bisa diubah atau dihilangkan. Akibatnya, harga rumah kamu akan mengalami penurunan, apalagi jika pembelinya sama sekali tidak menyukai detail tersebut.
-
Mengabaikan Tampilan Area Depan Rumah
Area depan rumah akan menjadi pemkamungan pertama yang dilihat oleh calon pembeli. Jika kamu mengabaikan area ini dan membiarkan taman serta halaman dan juga teras berantakan, maka rumah kamu tidak akan menarik. Kondisi area depan rumah yang tidak terawat atau bahkan berantakan, tentu akan membuat orang lain merasa tidak nyaman. Kesan suram akan terlihat jelas di rumah kamu, terutama jika secara keseluruhan bagian tersebut kotor dan tidak tampak “hidup”.
-
Pakai Foto yang Tidak Menarik
Menggunakan foto yang tidak menarik
Mengiklankan rumah merupakan salah satu cara untuk lebih cepat bertemu dengan calon pembeli. Namun, ini tidak akan berhasil dengan baik, jika kamu salah memasang foto rumah untuk iklan. Misalnya, pengambilan angle yang tidak menarik atau menggunakan foto bagian rumah yang belum dibersihkan. Calon pembeli akan menjauh.
Selain memperbaiki rumah secara detail, menggunakan foto yang baik dan menarik merupakan poin penting di dalam proses penjualan rumah bekas. Kamu harus mendapatkan foto yang tepat dan berkualitas baik. Jika perlu, pakai jasa fotografer freelance agar hasilnya memuaskan. Semakin bagus gambar yang kamu pasang di iklan akan menarik minat calon pembeli.
-
Pakai Jasa Agen Properti yang Tidak Profesional
Pakai jasa makelar yang tidak profesionalMenggunakan jasa agen properti agar cepat dapat pembeli memang tepat. Namun, bila salah memilih agen, justru kamu akan dirugikan.
Bukannya untung dapat pembeli, malah tekor karena harus membayar fee meski belum ada pembeli. Maka, pastikan memilih agen properti yang sudah profesional dan memiliki pengalaman di bidang properti.
Biasanya, agen properti akan memberikan kamu kemudahan, termasuk saran di awal persiapan penjualan rumah bekas. Mereka akan membantumu memasang iklan yang menarik, termasuk menentukan harga jual yang paling tepat untuk rumah kamu.
-
Memiliki Prinsip untuk Menolak Tawaran Pertama
Iklan atau penawaran rumah kamu hanya akan mendapatkan perhatian orang-orang selama 1 hingga 2 pekan pertama. Artinya, penawaran mungkin saja akan datang banyak di waktu-waktu tersebut. Namun, jika kamu berprinsip untuk menahan harga dan menolak penawaran yang datang di masa-masa awal ini, kesempatan kamu menjual rumah tersebut dengan harga tinggi akan semakin kecil. Semakin lama rumah terjual, maka harganya juga beresiko semakin menurun.
-
Tidak Menerima Tawaran karena Emosi
Sebagai penjual, kamu tentu akan berusaha untuk menawarkan harga tertinggi pada rumah kamu. Sementara di lain sisi, calon pembeli akan memberikan penawaran yang serendah-rendahnya pada rumah tersebut. Ini merupakan hal yang wajar dan menjadi prinsip dari proses jual beli pada umumnya.
Jika kamu menanggapi penawaran calon pembeli ini dengan emosi, maka kamu tentu akan kehilangan kesempatan untuk membuat kesepakatan. Bukannya terjual, pembeli bisa saja langsung pergi dan meninggalkan pembicaraan. Ini akan merugikan kamu dan membuat penjualan rumah kamu gagal.
-
Berekspektasi Tinggi pada Keuntungan Besar
Saat menjual rumah, sudah jelas kamu akan mengharapkan keuntungan. Namun, jika kamu memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi, maka ini bisa saja menjadi bumerang. Melakukan renovasi sebelum menjual rumah memang dapat memberi kamu harga yang lebih tinggi. Namun jika pada renovasi ini kamu menghabiskan terlalu banyak uang, maka mau tidak mau kamu harus mematok harga jual yang tinggi untuk menutupinya. Hal ini bisa saja berujung pada kerugian, apalagi jika sepi pembeli dan harga rumah justru menjadi turun.
Jual Rumah Bekas dengan Cara yang Tepat
Menjual rumah merupakan keputusan besar, sehingga harus kamu lakukan dengan persiapan yang matang. Hindari berbagai kesalahan yang tidak penting dalam proses ini, agar harga jual rumah kamu tidak rendah. Jangan jual rumah kamu dengan terburu-buru, sehingga kamu bisa menemukan pembeli yang tepat dengan panawaran harga terbaik.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memberi gimmick menarik bagi calon pembeli, seperti harga jual masih bisa dinego, pendampingan saat pengurusan sertifikat atau balik nama, dan lainnya. Selain itu, gunakan media pemasaran yang paling ampuh, yakni media sosial sebagai wadah jualan atau promosi. Contohnya menjual via Facebook, Instagram, Twitter, Youtube, atau media sosial lainnya.
Cara ini lebih mudah, murah, efektif, dan efisien. Iklankan rumah yang ingin kamu jual dengan apik. Foto-foto dan video produk bagus, menarik dari setiap sudut dan angle. Agar calon konsumen terpikat. Tak lupa lengkapi deskripsi produk yang mampu membuat calon konsumen penasaran, dan tertarik membeli.
Baca Juga: Beli Rumah di Pinggir Kota, Kenapa Tidak?