7 Penyebab Laporan Kredit Buruk yang Patut Dihindari

Pernah ngalamin pengajuan pinjaman ditolak atau kena bunga tinggi? Bisa jadi penyebabnya ada di laporan kredit yang buruk. Sayangnya, banyak orang baru sadar kalau laporan kreditnya bermasalah saat sudah terlambat, yaitu saat pengajuan pinjaman atau kartu kredit ditolak. Padahal, menjaga laporan kredit itu penting supaya akses ke berbagai fasilitas keuangan tetap lancar.

Laporan kredit yang buruk sering kali muncul dari kebiasaan sehari-hari yang terlihat sepele, seperti terlambat bayar tagihan atau terlalu sering mengajukan kredit dalam waktu singkat. Tanpa disadari, hal-hal kecil ini bisa menumpuk dan berujung pada penurunan reputasi keuanganmu. Yuk, kenali lima penyebab laporan kredit buruk yang wajib dihindari supaya keuanganmu tetap sehat dan peluang pinjaman tetap terbuka lebar!

7 Alasan Laporan Kredit Jadi Buruk

loader Laporan Kredit Buruk

Laporan kredit adalah catatan resmi yang menunjukkan riwayat keuangan seseorang, khususnya terkait utang dan pembayaran. Di dalam laporan ini tercantum informasi seperti jumlah pinjaman yang pernah atau sedang dimiliki, ketepatan pembayaran cicilan, penggunaan kartu kredit, hingga apakah pernah ada tunggakan atau gagal bayar.

Di Indonesia, laporan kredit ini dikelola oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) melalui layanan bernama SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan)—dulu dikenal sebagai BI Checking. Laporan ini akan menjadi bahan pertimbangan utama bagi bank, leasing, fintech, atau lembaga keuangan lainnya saat kamu mengajukan pinjaman atau fasilitas kredit.

Agar pengajuan pinjaman tak terhambat, kenali berbagai penyebab laporan kredit buruk, yuk!

  1. Pembayaran yang Tidak Tepat Waktu

    Penyebab laporan kredit buruk yang paling umum adalah karena adanya tunggakan atau telat bayar tagihan. Ada berbagai alasan seseorang terlambat melakukan pembayaran tagihan, mulai dari lupa hingga masalah finansial. 

    Namun, apa pun alasannya, terlambat membayar tagihan tetap akan membuat laporan kreditmu buruk. Kalau terlalu sering telat, kamu bisa dianggap berisiko tinggi oleh penyedia pinjaman, bahkan meski jumlah tunggakan kecil. Bahkan, terlalu sering menunggak utang bisa membuatmu masuk dalam blacklist BI Checking.

    Supaya nggak kejadian, biasakan bayar tagihan tepat waktu. Gunakan fitur pengingat otomatis atau aktifkan auto debet agar nggak kelewatan. Sedikit disiplin bisa menyelamatkan reputasi keuanganmu. Kalau kamu ingin tahu seperti apa kondisi laporan kreditmu saat ini, kamu bisa cek laporan kredit melalui aplikasi Cermati.

    Cek Laporan Kreditmu di Sini!  

  2. Rasio Utang yang Tinggi

    Rasio utang menunjukkan seberapa banyak beban utangmu dibandingkan dengan total pendapatan atau limit kredit yang dimiliki. Kalau sudah menggunakan hampir semua limit pinjaman, hal ini bisa memberikan sinyal bahwa nasabah sedang kesulitan finansial. Akibatnya, laporan kreditmu bisa jadi jelek, dan peluang mendapatkan pinjaman baru menjadi semakin kecil. 

    Namun, bagaimana jika walaupun rasio utang tinggi, pembayarannya tetap tepat waktu? Meski selalu bayar tepat waktu, rasio utang yang terlalu tinggi tetap jadi sinyal risiko karena satu kejadian tak terduga—seperti kehilangan pekerjaan atau kebutuhan mendadak—bisa langsung membuatmu kesulitan membayar utang yang menumpuk.

    Oleh karena itu, menjaga agar rasio utang tetap sehat sangat penting. Idealnya, total cicilan bulanan tidak lebih dari 30–40% dari penghasilan bulanan kamu. Ini menunjukkan bahwa kamu masih punya ruang cukup dalam keuangan pribadi untuk menghadapi situasi darurat atau kebutuhan lainnya.

    Baca juga: Jarang Orang Tahu, Ini 8 Faktor yang Memengaruhi Skor Kredit

  3. Tidak Memiliki Riwayat Kredit 

    Nggak punya utang bukan berarti laporan kreditmu bagus, lho, justru bisa dianggap buruk karena datanya kosong. Tanpa riwayat kredit, lembaga keuangan tidak punya acuan untuk menilai apakah kamu bisa mengelola pinjaman dengan baik. Akibatnya, pengajuan kredit pertama kamu bisa saja ditolak karena dianggap belum punya rekam jejak finansial.

    Untuk mengatasinya, kamu perlu mulai membangun laporan kredit dari langkah kecil. Coba ajukan kartu kredit dengan limit rendah, ambil cicilan barang, atau ajukan pinjaman mikro yang bisa dibayar rutin. Pastikan pembayaran dilakukan tepat waktu agar tercatat sebagai laporan kredit positif. Setelah beberapa bulan, laporan kreditmu akan terbentuk dan membuka lebih banyak peluang finansial di masa depan.

  4. Terlalu Sering Mengajukan Kredit

    Mengajukan kredit memang sah-sah saja, tapi kalau terlalu sering, apalagi dalam waktu yang berdekatan, bisa berdampak negatif pada laporan kreditmu. Setiap kali kamu mengajukan kredit, entah disetujui atau tidak, sistem akan mencatatnya sebagai “inquiry” dalam laporan kredit. Jika jumlahnya terlalu banyak, pihak bank bisa menganggap kamu sedang dalam kondisi keuangan terdesak.

    Penilaian seperti ini bisa menurunkan tingkat kepercayaan pemberi pinjaman, meskipun sebenarnya kamu hanya sekadar ingin membandingkan penawaran. Jadi, lebih baik ajukan kredit secara bijak dan terencana.

    Perlu diingat bahwa hal ini berbeda dengan rasio utang tinggi, yang menilai seberapa besar utang yang sudah kamu gunakan dibandingkan penghasilan atau limit kredit. Jadi, meski rasio utangmu rendah, terlalu banyak pengajuan kredit dalam waktu singkat tetap bisa menurunkan laporan kredit karena dianggap risiko finansial yang tinggi.

  5. Kesalahan dalam Laporan Kredit

    Jika kamu selalu membayar tagihan tepat waktu dan menjaga rasio utang dengan baik namun laporan kreditmu tetap buruk, bisa jadi hal ini disebabkan oleh adanya kesalahan dalam laporan kredit. Kesalahan ini bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti kesalahan sistem, kesalahan memasukkan data diri, hingga belum adanya pembaruan data setelah utang terlunasi.

    Masalah seperti ini bisa berakibat fatal. Bayangkan saat ditolak mengajukan pinjaman karena sistem mencatat kamu pernah menunggak pembayaran, padahal kamu merasa tidak pernah melakukannya. Pasti akan membuatmu marah dan emosi, apalagi kalau ternyata pinjaman tersebut sangat dibutuhkan.

    Oleh karena itu, sebaiknya lakukan pengecekan isi laporan kredit secara rutin. Pengecekan laporan kredit kini bisa dilakukan dengan mudah di aplikasi Cermati. Kalau ada yang tidak sesuai, segera buat laporan dengan bukti-bukti pendukung.

  6. Pembayaran Kartu Kredit Hanya Berdasarkan Minimum Payment

    Kamu sering membayar kartu kredit hanya berdasarkan minimum payment? Siapa-siap saja namamu akan masuk daftar pengguna kredit yang tak lancar dan tentunya tingkat bunga yang besar akan dibebankan. Hal tersebut akan mempengaruhi kualitas kredit lantaran pihak bank beranggapan bahwa nasabah tidak dapat melunasi sejumlah dana kredit yang digunakan.

    Solusinya, tentu saja membayar lunas seluruh tagihan agar tidak terlalu menarik perhatian pihak bank. Jika memang keadaan finansial sedang memburuk dan tak mampu membayar tagihan secara penuh, bayarlah tagihan kartu kredit setidaknya di atas minimum payment agar pihak bank pun tak memiliki stigma negatif.

  7. Menutup Rekening dengan Liabilitas

    Jika memutuskan untuk menutup kartu kredit yang dimiliki, pastikan telah melunasi sejumlah tagihan tagihan yang belum terbayarkan. Jika tidak, dapat dipastikan namamu akan tercatat sebagai nasabah pengguna kredit macet.

    Jika selama ini pengajuan kredit ditolak oleh pihak perbankan maupun lembaga pembiayaan perhatikanlah poin poin di atas. Apakah kamu pernah melakukan kesalahan-kesalahan tersebut? Jika ya, segera hubungi pihak bank maupun lembaga keuangan terkait untuk segera melakukan pemutihan setelah melunasi tunggakan. Semoga berguna!

Jaga Laporan Kredit Tetap Bersih

Laporan kredit bukan hanya digunakan sebagai bahan penilaian, tapi juga tentang kepercayaan yang meminjamkan dan yang dipinjamkan. Jika bisa membuktikan bahwa kamu bertanggung jawab dan konsisten dalam mengatur keuangan, lembaga keuangan pun akan lebih percaya untuk meminjamkan uangnya kepadamu.

Agar laporan kredit tetap bersih mulailah dengan membayar tagihan tepat waktu, mengelola utang dengan baik, dan rutin memeriksa laporan kreditmu untuk memastikan tidak ada kesalahan. 

Selain itu, jangan mengajukan banyak pinjaman sekaligus untuk menghindari penilaian bank yang buruk. Jika belum memiliki pinjaman, bangun laporan kredit dari pinjaman kecil. Dengan begitu, kamu akan memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan pinjaman dengan syarat yang lebih baik dan laporan keuanganmu juga lebih stabil.

Yuk, bangun laporan kreditmu dengan baik agar tak menjadi penghambat di kemudian hari.