Kenali Apa Itu Saham Syariah Serta Keuntungan dan Risikonya

Dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, investasi menjadi salah satu cara utama bagi individu dan institusi untuk mengembangkan kekayaan. Di tengah banyaknya pilihan instrumen investasi, saham syariah muncul sebagai alternatif menarik bagi para investor yang ingin mematuhi prinsip-prinsip syariah dalam berinvestasi.

Bahkan, berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia, investor saham syariah di Indonesia mengalami kenaikan yang sebelumnya 44.536 investor pada 2018, kini menjadi 151.560 investor pada Juli 2024, naik 204% sejak 2018. 

Saham syariah termasuk saham istimewa lantaran bukan hanya menawarkan potensi keuntungan finansial, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan moral yang sejalan dengan ajaran Islam. Nah, untuk kamu yang tertarik dengan saham syariah ini. Yuk, simak pembahasan lebih lanjutnya pada ulasan dibawah ini:

Investasi halal dan nyaman dengan Reksadana Syariah hanya di Cermati!

Mulai Berinvestasi Sekarang!  

Tentang Saham Syariah

loader

Saham Syariah

Saham Syariah adalah saham-saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dalam Islam. Dalam saham syariah, dana yang diinvestasikan tidak diperbolehkan ditempatkan dalam bisnis yang dianggap haram menurut hukum Islam. Contohnya saja bisnis yang terkait dengan alkohol, perjudian, narkotika, pornografi, dan lain sebagainya.

Selain itu, perusahaan yang menerbitkan saham syariah juga harus memastikan bahwa bisnis mereka dijalankan dengan cara yang etis dan adil. Seluruh transaksi harus transparan dan terbuka, perusahaan harus menghindari riba, spekulasi, dan penipuan.

Dalam investasi saham syariah, investor juga harus mematuhi aturan-aturan yang diberlakukan dalam investasi syariah. Contohnya dengan tidak memperoleh keuntungan dari bunga dan menghindari perdagangan saham yang dianggap spekulatif.

Kesimpulannya, saham syariah adalah efek berupa saham yang prinsipnya tidak bertolak belakang dengan prinsip syariah yang ada di pasar modal. Beberapa kriteria tentang saham syariah yang harus dipahami adalah:

  • Aktivitas perusahaan yang dijalankan tidak bertolak belakang dengan prinsip-prinsip syariah.
  • Total hutangnya paling banyak 45% dari keseluruhan total aset.
  • Jika ada pendapatan non halal, persentasenya maksimal 10% dari keseluruhan pendapatan usaha.
  • Sahamnya sudah terdaftar di DES atau Daftar Efek Syariah.

Untuk saham syariah yang diakui di pasar modal Indonesia sendiri ada dua. Pertama, saham yang dicatat sebagai saham syariah oleh perusahaan publik syariah/emiten sesuai peraturan OJK nomor 17/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Syariah berupa Saham oleh Emiten Syariah atau Perusahaan Publik Syariah. Kedua, saham yang dinyatakan memenuhi kriteria seleksi saham syariah sesuai Peraturan OJK No.35/POJK.04/2017 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.

Keuntungan Investasi Saham Syariah

Saham syariah semakin populer di kalangan investor yang ingin meraih manfaat finansial sekaligus mematuhi prinsip-prinsip etika Islam. Dengan potensi pertumbuhan yang menarik, tentunya sebagai investor kita perlu memahami kelebihan atau keuntungan apa saja, sih, yang ditawarkan investasi saham syariah ini. Yuk, simak penjelasan berikut ini.

  1. Mengutamakan Prinsip Syariat Islam

    Investasi saham syariah berlandaskan pada ajaran Islam, yang melarang praktik riba (bunga), maysir (perjudian), dan gharar (ketidakpastian). Jadi, bagi kamu yang ingin mengedepankan syariat Islam, tak perlu khawatir lagi karena prinsip ini dipegang teguh dalam investasi syariah.

  2. Pembagian Keuntungan yang Adil

    Salah satu ciri khas investasi syariah adalah mekanisme pembagian risiko dan keuntungan antara investor dan perusahaan (deviden) adil. Dalam konteks saham syariah, keuntungan yang diperoleh akan didistribusikan sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati, mencerminkan prinsip keadilan dalam ekonomi syariah. Saham syariah juga cenderung lebih transparan dalam mengungkapkan informasi keuangan dan operasional perusahaan.

  3. Ketahanan Jangka Panjang

    Karena saham syariah tidak terlibat dalam aktivitas yang tidak etis, mereka cenderung menawarkan ketahanan yang lebih baik dalam jangka panjang. Hal ini berpotensi mengurangi risiko terkait kegagalan bisnis atau skandal, sehingga memberikan lebih banyak keamanan bagi investor yang berkomitmen untuk jangka waktu panjang.

  4. Pertumbuhan yang Menjanjikan

    Dalam beberapa tahun terakhir, saham syariah telah menunjukkan tren pertumbuhan yang menggembirakan. Hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya minat dan permintaan dari para investor yang mencari pilihan investasi sesuai dengan prinsip syariah, yang pada gilirannya memperkuat pasar ini.

  5. Peluang Diversifikasi

    Investasi di saham syariah memberikan kesempatan untuk diversifikasi portofolio. Dengan berinvestasi di berbagai sektor, seperti makanan, minuman, teknologi, dan energi terbarukan, kamu dapat mengurangi risiko keseluruhan sambil tetap mematuhi prinsip investasi yang sesuai dengan syariah.

Risiko Investasi Saham Syariah

Sama seperti instrumen investasi lainnya, ketika berinvestasi dalam syariah ada beberapa resiko yang perlu dipertimbangkan, diantaranya adalah:

  1. Adanya Capital Loss

    Resiko ini terjadi karena investor tersebut menjual saham lebih rendah dibandingkan harga belinya. Hal tersebut bisa diakibatkan karena adanya penurunan nilai saham akibat beberapa kondisi khusus. 

    Sama seperti saham lainnya, saham syariah juga tidak kebal terhadap fluktuasi pasar dan bisa terkena dampak dari perubahan kondisi pasar. Contohnya saja seperti resesi ekonomi, perubahan kebijakan pemerintah, dan perubahan suku bunga.

  2. Risiko Likuiditas

    Saham syariah dapat mengalami risiko likuiditas, yaitu ketidakmampuan untuk menjual saham secara cepat dan dengan harga yang diinginkan. Risiko ini terjadi karena kurangnya minat pembeli, peraturan pasar yang ketat, atau ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan penjualan saham.

    Resiko ini juga bisa terjadi karena perusahaan dinyatakan pailit, bangkrut, atau dibubarkan oleh pengadilan.

  3. Resiko Delisting Bursa dan DES

    Resiko tersebut adalah resiko akibat penghapusan pencatatan saham tersebut dari bursa oleh Bursa Efek Indonesia. Selain itu, ada juga resiko bahwa saham keluar dari daftar efek syariah dan harus diperjualbelikan melalui efek konvensional.

  4. Risiko Spesifik dari Perusahaan

    Saham syariah tidak terhindar dari risiko spesifik perusahaan, seperti risiko operasional, risiko keuangan, atau risiko reputasi perusahaan. Risiko ini dapat terjadi karena kesalahan manajemen, perubahan kondisi pasar, atau masalah internal perusahaan.

  5. Risiko Hukum

    Investasi saham syariah juga memiliki risiko hukum, yaitu ketidakpastian hukum dalam menghadapi perubahan peraturan dan kebijakan pemerintah, serta risiko kontrak yang mungkin terjadi antara investor dan perusahaan.

  6. Risiko Kepatuhan Syariah

    Saham syariah harus memenuhi prinsip-prinsip syariah dalam bisnisnya. Jadi, perusahaan yang menerbitkan saham syariah ini harus selalu mematuhi prinsip syariah. Sebab itulah diperlukan dewan pengawas khusus mengingat adanya resiko adanya ketidakpatuhan perusahaan.

Cara Investasi Saham Syariah

Investasi saham syariah bisa jadi pilihan menarik untuk kamu yang ingin meraih keuntungan sekaligus tetap sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Berikut adalah langkah-langkah mengambil investasi saham syariah. 

  1. Pahami Prinsip Syariah

    Sebelum mulai memilih investasi syariah, penting sekali bagi kamu untuk memahami syariah islam dalam berinvestasi, termasuk larangan riba, maysir, dan gharar. Dengan begitu, kamu bisa memastikan kalau saham yang telah tercatat bebas dari praktik-praktik yang bertentangan dengan ajaran Islam.

  2. Buka Rekening Efek Syariah

    Setelah memahami prinsip syariah dalam berinvestasi, langkah selanjutnya adalah Cari perusahaan sekuritas yang menawarkan investasi saham syariah. Setelah itu, buka rekening efek di sana. Pastikan mereka terpercaya dan terdaftar secara resmi.

    Menurut OJK (Otoritas Jasa Keuangan), ada beberapa syarat emiten dapat dikategorikan sebagai saham syariah, yaitu: 

    • Emiten tidak melakukan usaha perjudian, perdagangan yang dilarang syariat islam, jasa keuangan riba, jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir), memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan barang haram, dan melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah).
    • Emiten memenuhi rasio total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset tidak lebih dari 45% atau total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10%.
  3. Riset Saham yang Ingin Dibeli

    Sebelum beli saham, lakukan riset tentang perusahaan yang kamu minati. Cek kinerja keuangannya, model bisnisnya, dan apakah mereka patuh pada prinsip syariah. Secara berkala, OJK juga selalu memperbarui Daftar Efek Syariah (DES) yang bisa kamu lihat dalam website resmi OJK. Tak hanya saham, daftar efek tersebut juga menawarkan instrumen investasi syariah lainnya seperti reksa dana syariah.

  4. Tentukan Strategi Investasimu

    Tentunya ada berbagai produk saham syariah yang bisa kamu pilih. Oleh karena itu, menentukan startegi investasi sangat penting karena dapat membantumu dalam memilah dan memilih investasi yang cocok dengan kebutuhanmu. Pikirkan apakah kamu mau berinvestasi jangka pendek atau panjang. Sesuaikan strategi dengan tujuan keuangan dan seberapa besar risiko yang siap kamu ambil.

  5. Monitor dan Evaluasi Investasi Syariahmu

    Setelah memilih produk saham syariah yang sesuai, secara rutin cek kinerja portofolio kamu. Pastikan semuanya masih sesuai dengan prinsip syariah dan tujuan keuangan. Jangan ragu untuk melakukan penyesuaian jika diperlukan.

Perhatikan Keuntungan dan Risikonya Sebelum Berinvestasi Saham Syariah

Hadirnya saham syariah bisa jadi angin segar bagi umat muslim yang ingin mulai berinvestasi tapi masih ragu-ragu. Namun, sebelum mulai menginvestasikan aset atau dana yang dimiliki, perhatikan dulu apa saja keuntungan dan risiko yang ada dibaliknya. Agar investasi saham yang dilakukan bisa memberikan return yang benar-benar menguntungkan.