Cara Membuat Laporan Keuangan Sederhana untuk UKM
Laporan keuangan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Tak hanya perusahaan besar saja, tapi membuat laporan keuangan juga diwajibkan untuk usaha yang kecil sekalipun atau seperti UKM. Dengan adanya laporan keuangan, kamu menjadi tahu uang digunakan untuk apa saja hingga kebijakan agar uang terus bertambah.
Namun sayangnya, hingga saat ini masih banyak para pelaku usaha kecil atau UKM yang mengabaikan laporan keuangan. Alhasil, keuangan tidak terkontrol dengan baik, uang bisa habis begitu saja, yang pada akhirnya uang UKM tidak bisa mengembangkan UKMnya lagi, kemudian bangkrut.
Kemungkinan besar, tidak mengerti cara membuat laporan keuangan menjadi alasan kuat kenapa para pelaku UKM mengabaikan laporan keuangan usaha. Oleh karena itu, agar UKM tetap berjalan lancar ulasan ini akan mencoba untuk memberikan gambaran sederhana beserta ilustrasi cara membuat laporan keuangan sederhana. Laporannya cukup mudah dipahami dan dipraktikkan oleh siapa saja.
Bingung Cari Produk Kredit Tanpa Agunan Terbaik? Cermati punya solusinya!
Laporan Keuangan Sederhana dalam Ilmu Akuntansi
Perlu diketahui untuk membuat laporan keuangan tidak bisa terlepas dengan ilmu akuntansi. Karena itu, kamu perlu memahami sedikit tentang siklus akuntansi dan beberapa istilah dalam ilmu akuntansi. Terdengar rumit, tetapi kamuvtidak perlu khawatir. Sebab istilah-istilah tersebut tidak akan membuatmu pusing tujuh keliling kalau hanya untuk membuat laporan keuangan sederhana.
Karena mempelajari siklus akuntansi, waktu yang dibutuhkan tidaklah singkat. Di sini tidak akan dibahas mengenai banyak hal tentang akuntansi, tetapi hanya prinsip akuntansi yang digunakan untuk mensimulasikan laporan keuangan tersebut. Secara sederhana berdasarkan kegiatannya, siklus akuntansi memuat beberapa aktivitas, yaitu pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, dan laporan keuangan.
Sekilas Mengenai SAK ETAP untuk UKM
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) adalah ketetapan yang dihasilkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan diterbitkan pada 17 Juli 2009 yang mulai berlaku secara efektif sejak 1 Januari 2011. Standar tersebut dibuat untuk pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ingin menggunakan prinsip-prinsip laporan keuangan untuk menyediakan informasi tentang posisi keuangan, kinerja keuangan, laporan arus kas, dan sebagainya.
SAK ETAP ini disusun tanpa harus mempertimbangkan akuntabilitas publik. Artinya, laporan keuangan tersebut tidak diterbitkan untuk tujuan umum bagi pengguna di luar usaha/perusahaan/eksternal. Oleh karena itu, para pelaku UKM bisa membatasi diri dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP. Lalu, apa saja yang menjadi bagian atau keseluruhan dari proses pelaporan keuangan untuk UKM ini? Jawabannya mencakup lima hal yang sudah terangkum di bawah ini.
Baca Juga: Pajak UMKM Terbaru, Aturan dan Cara Menghitungnya
Manfaat dan Fungsi Membuat Laporan Keuangan pada UKM
Meski hanya laporan berupa angka-angka saja, akan tetapi sangat berdampak baik pada kemajuan dan perkembangan UKM yang dijalankan. Berikut beberapa manfaat dan fungsi membuat laporan keuangan pada UKM, antara lain:
Manfaat Laporan Keuangan UKM:
- Mengetahui gambaran kondisi UKM terkini
- Memberikan informasi mengenai keuangan UKM
- Dijadikan sebagai salah satu syarat dalam mengajukan pinjaman atau investor, hingga laporan kepada pemerintah.
- Dijadikan sebagai landasan untuk mengambil kebijakan UKM
Fungsi Laporan Keuangan UKM:
- Historis: mencatat keuangan berdasarkan urutan waktu dan tanggan transaksi
- Pencatatan: mencatat keseluruhan transaksi
- Analisis: menentukan nama akun, jumlah uang, bukti transaksi
- Instruksi: debet atau kredit akun sesuai dengan catatan
- Informatif: menunjukan pendapatan, biaya modal barang, pengeluaran operasional, laba kotor dan laba bersih dari suatu UKM.
- Catatan: penjelasan atau rincian pos
Jenis-Jenis Laporan Keuangan Menurut SAK ETAP
Dalam SAK ETAP Tahun 2009 yang ditetapkan IAI, laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan serta laporan keuangan lengkap yang meliputi:
1. Neraca
Pada prinsipnya, neraca keuangan ditujukan untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan atau usaha pada periode tertentu. Neraca merupakan bagian dari laporan keuangan yang dibuat setahun sekali. Neraca sangat diperlukan untuk mengetahui nilai perusahaan setelah menjalankan berbagai aktivitas yang berhubungan dengan keuangan. Intinya, nilai suatu perusahaan bisa saja bertambah atau berkurang setelah adanya berbagai macam transaksi.
Neraca memiliki beberapa unsur yang secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga: harta, kewajiban, dan modal. Harta merupakan seluruh kekayaan yang dimiliki UKM, terdiri dari harta lancar, harta tetap, serta harta tidak berwujud, seperti merek dagang, hak paten, dan lain sebagainya. Sementara kewajiban bisa meliputi utang lancar dan utang jangka panjang. Modal merupakan selisih keduanya yaitu harta setelah dikurangi dengan utang.
2. Laporan Laba Rugi
Sesuai dengan istilahnya, laporan laba/rugi memuat laporan tentang selisih pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya atau beban. Laporan laba/rugi dapat digunakan untuk mengambil kebijakan atau sebagai dasar ukuran seperti untuk mengukur tingkat pengembalian investasi atau laba per saham.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Ekuitas dalam ilmu akuntansi dapat diartikan sebagai modal atau kekayaan entitas. Entitas di sini bisa perusahaan, UKM, dan lain sebagainya. Ekuitas didapat dari selisih jumlah aktiva (aset) setelah dikurangi dengan pasiva (kewajiban). Laporan perubahan ekuitas berarti laporan yang memuat tentang segala perubahan atas ekuitas untuk suatu periode.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas memuat segala informasi yang berhubungan dengan kas masuk dan keluar dalam periode yang ditetapkan. Karena itu berhubungan dengan waktu pencatatan, laporan arus kas juga berlaku sebagai syarat dengan informasti perubahan historis atas kas.
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Buku catatan atas laporan keuangan diperlukan sebagai wadah mencatat informasi tambahan atas laporan keuangan. Penjelasan dalam catatan tersebut bisa bersifat naratif atau rincian jumlah serta informasi lainnya.
Setelah mengetahui beberapa ilmu di atas, langkah berikutnya untuk membuat laporan keuangan sederhana untuk UKM sangat mudah. Cukup membuat laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laba rugi, dan arus kas. Uraian di bawah ini akan membantumu yang ingin segera membuat laporan keuangan sederhana.
Baca Juga: Memahami Pengertian UMKM, Ciri, dan Perannya bagi Ekonomi
Ilustrasi Sederhana Laporan Keuangan untuk UKM
Untuk membuat laporan keuangan, seperti yang sudah diuraikan di awal paragraf, kamu harus mempersiapkan beberapa buku catatan transaksi keuangan, di antaranya:
- Buku Kas
- Buku Persediaan Barang
- Buku Pembelian Barang
- Buku Penjualan
- Buku Biaya
- Buku Piutang
- Buku Utang
Siapkan tujuh buku dengan kegunaannya masing-masing untuk mencatat tujuh poin di atas. Karena pada prinsipnya untuk satu transaksi, kamu akan melibatkan minimal dua buku, seperti saat mencatat pengeluaran biaya maka kamu akan mencatat di buku kas dan buku biaya. Begitu juga saat ada transaksi penjualan atau pembelian, kamu akan melibatkan beberapa buku untuk mencatat transaksi tersebut.
Untuk lebih jelasnya, transaksi penjualan dan pembelian dapat dilihat pada tabel berikut ini.
1. Transaksi Penjualan
BUKU YANG DILIBATKAN SAAT TRANSAKSI PENJUALAN |
|
Penjualan Tunai |
Penjualan Kredit |
1. Buku Penjualan 2. Buku Kas 3. Buku Persediaan Barang |
1. Buku Penjualan 2. Buku Piutang 3. Buku Persediaan Barang |
2. Transaksi Pembelian
BUKU YANG DILIBATKAN SAAT TRANSAKSI PEMBELIAN |
|
Pembelian Secara Tunai |
Pembelian Kredit |
1. Buku Pembelian 2. Buku Kas 3. Buku Persediaan Barang |
1. Buku Pembelian 2. Buku Utang 3. Buku Persediaan Barang |
Setelah memahami gambaran di atas, yang harus dilakukan pertama kali adalah menghitung jumlah modal dan utang. Ini diperlukan untuk membuat neraca awal. Hitung jumlah modal dan utang secara sederhana seperti contoh berikut ini.
- Uang tunai sekarang misalnya Rp6.000.000
- Persediaan barang Rp30.000.000
- Utang total sejumlah Rp10.000.000
- Modal sebesar Rp26.000.000
Setelah itu, kamu baru bisa membuat neraca awal. Dari angka di atas, kamu dapat membuatnya seperti berikut.
Aktiva |
Saldo |
Pasiva |
Saldo |
Kas |
6.000.000 |
Utang |
10.000.000 |
Persediaan Barang |
30.000.000 |
Modal |
26.000.000 |
Saldo Keseluruhan |
36.000.000 |
Saldo Keseluruhan |
36.000.000 |
Dengan begitu, kamu mengetahui bahwa kondisi neraca awal UKM berada pada titik seimbang di angka Rp36.000.000. Lalu isi atau buat buku kas, buku penjualan, buku biaya, dan lain-lain seperti yang telah disebutkan pada tujuh jenis buku di atas. Untuk menyusun tiap-tiap buku laporan, kamu hanya perlu membuat kerangka atau tabel seperti berikut ini.
JUDUL (misalnya, Buku Kas)
Tgl. |
Keterangan |
Debet |
Kredit |
Saldo |
- |
Langsung pada contoh kasus, misalnya kamu adalah pemilik UKM “Mitra X” yang berkonsentrasi pada usaha dagang kebutuhan pokok. Pada tanggal 6 Januari 2010, kamu melakukan transaksi penjualan dengan seorang pelanggan bernama Tn. Yth dan berhasil menjual 1 ton beras, 1 ton gula pasir, dan 100 botol kecap dengan harga keseluruhan Rp17.000.000. Satu hari kemudian membayar tagihan telepon dan rekening listrik sebesar Rp450.000. Dengan transaksi tersebut, buku yang akan dipengaruhi, antara lain:
- Buku Kas
- Buku Penjualan
- Buku Persediaan
- Buku Biaya
Jika ditulis dalam bentuk laporan, akan tergambar seperti berikut.
1. Buku Kas
Tgl. |
Keterangan |
Debet |
Kredit |
Saldo |
5/1/2010 6/1/2010 |
Saldo Kas Awal Penjualan Tunai |
6.000.000 17.000.000 |
6.000.000 23.000.000 |
2. Buku Penjualan
Tgl. |
Keterangan |
Jumlah |
6/1/2010 |
Penjualan Tunai |
17.000.000 |
3. Buku Persediaan
Tgl. |
Nama Barang |
Satuan |
Dibeli |
Dijual |
6/1/2010 |
Beras Gula Kecap |
Kg Kg Botol |
1000 1000 100 |
Setelah satu hari kemudian, kamu mengeluarkan biaya untuk membayar tagihan telepon dan rekening listrik sebesar Rp450.000. Buku yang dipengaruhi adalah sebagai berikut.
1. Buku Kas
Tgl. |
Keterangan |
Debet |
Kredit |
Saldo |
5/1/2010 6/1/2010 7/1/2010 7/1/2010 |
Saldo Kas Awal Penjualan Tunai Bayar Telepon Bayar Listrik |
6.000.000 17.000.000 |
200.000 250.000 |
6.000.000 23.000.000 22.800.000 22.550.000 |
2. Buku Biaya
Tgl. |
Keterangan |
Jumlah |
7/1/2010 7/1/2010 |
Bayar Telepon Bayar Listrik |
200.000 250.000 |
Dari semua laporan tersebut, jika ingin menghitung pendapatan, caranya sangat mudah sekali yaitu dengan menggunakan rumus berikut ini.
- Harga Pokok = Saldo Persediaan Awal + Pembelian – Persediaan Akhir
- Laba Kotor = Penjualan – Harga pokok pembelian
- Laba Bersih = Laba Kotor – Biaya
Cermati Kemudian Lakukan
Dengan mengetahui prinsip dasar laporan keuangan sederhana untuk UKM seperti uraian di atas, setidaknya kamu akan mendapatkan gambaran lebih mudah dan jelas posisi keuangan usaha. Selain itu, kamu juga mengetahui bagaimana harus menjalankan bisnis dalam menghadapi persaingan ke depannya.
Baca Juga: Cara Daftar UMKM Online untuk Mendapatkan Perizinan dan Bantuan Usaha