Cara Tepat Mendidik Anak di Usia Emas, Nomor 1 Paling Penting Nih Bunda
Anak adalah hadiah terindah dari Tuhan kepada pasangan suami istri. Tak ingin rasanya melewatkan waktu sedetik pun untuk melihat tumbuh kembang anak.
Begitu buah hati hadir di tengah-tengah keluarga, Anda sebagai orangtua bukan hanya wajib untuk merawat dan membesarkan sang anak, tapi juga mendidiknya dengan baik.
Tentu saja hal ini bertujuan agar anak-anak Anda menjadi anak yang pintar, cerdas, berakhlak baik, berbudi pekerti luhur, dan bermanfaat bagi banyak orang.
Mendidik anak tidak sembarangan. Orangtua harus mendidik berdasarkan usia si anak. Sejak dilahirkan hingga anak berusia 5 tahun merupakan usia emas atau disebut golden age. Di mana pada umur tersebut, otak anak tumbuh dan berkembang sangat cepat.
Informasi dalam bentuk apapun akan mudah diserap, tanpa melihat baik atau buruk. Tugas orangtua menambah pengetahuan anak. Mengajarkannya berperilaku baik. Sebagai orangtua, Anda tidak cuma mengajar atau mengarahkan, tapi memberi contoh yang baik dan benar. Karena di usia emas ini, si anak suka meniru orang-orang terdekatnya.
Berikut beberapa tips agar Anda sukses mendidik anak di masa-masa usia emas:
Baca Juga: Aturan Baru Nadiem Makarim: Ini Syarat Anak Masuk TK, SD, SMP dan SMA
Bingung cari asuransi kesehatan terbaik dan termurah? Cermati punya solusinya!
1. Mengarahkan anak dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang
Mengarahkan anak dengan penuh cinta dan kasih sayang
Mengajar atau mengarahkan anak bukan dengan kata-kata kasar, melainkan tutur kata lemah lembut, penuh cinta, dan kasih sayang. Dengan begitu, sang anak akan mendengarkan dan menjalankan setiap arahan dari orangtuanya.
Jika dibentak, apalagi sampai melakukan kekerasan, anak justru akan merasa ketakutan dan bisa berdampak buruk bagi perkembangan otak maupun psikologisnya.
2. Jangan memberi contoh sikap buruk yang bisa ditiru anak
Jangan ngasih contoh yang buruk ke anak
Di usia emas, si anak suka meniru orang-orang terdekatnya. Jadi hindari menunjukkan sikap buruk di depan anak dengan alasan apapun, seperti bertengkar, berkata kasar, ‘main tangan’, dan lainnya.
Jangan biasakan menakuti dan berbohong kepada anak agar mereka mendengarkan setiap perkataan Anda. Memori anak akan menyimpan segala hal kebohongan tersebut, dan bisa jadi terbawa sampai dewasa.
3. Selalu dengarkan dan beri dukungan ke anak
Selalu dengarkan dan beri dukungan ke anak
Begitu anak sudah mulai belajar bicara, bersosialisasi dengan sekitar atau teman-teman sebayanya, si anak mungkin saja menceritakan apapun ke Anda. Jadilah orangtua yang mampu mendengar cerita anak.
Dengan mendengarkannya, berarti Anda memberi dukungan kepada anak, sehingga dapat membentuk sifat percaya diri. Bila anak melakukan hal yang benar, apresiasi dengan pujian atau ciuman. Namun jika anak salah, berikan penjelasan secara perlahan. Jangan dimarahi atau dipukul.
Misalnya memukul temannya yang meminjam mainannya. Katakan pada anak bahwa harus saling berbagi dengan teman. Ketika bermain, harus saling meminjamkan.
Baca Juga: Syarat dan Cara Daftar BPJS Kesehatan untuk Bayi Baru Lahir, Bunda Wajib Tahu
4. Berikan rasa nyaman ke anak
Berikan rasa nyaman ke anak
Selain dukungan dan mendengarkan ceritanya, tugas Anda sebagai orangtua adalah memberikan rasa nyaman. Anda harus bisa menjadi teman baik bagi anak, sehingga mereka akan merasa nyaman dan terlindungi saat bersama Anda.
Keterbukaan juga penting. Dengan begitu, Anda akan tahu apa saja kesehariannya dan apa yang sedang dipikirkannya. Apa yang membuatnya sedih, senang, sehingga Anda dapat memberikan perhatian yang tepat.
5. Luangkan waktu untuk bermain bersama anak
Luangkan waktu bermain bersama anak
Anak dalam rentang usia emas memang senang bermain. Dengan bermain, dapat membuatnya mengenal dunia luar, lingkungan sekitar, meningkatkan kecerdasan, hingga bersosialisasi dan beradaptasi.
Oleh sebab itu, Anda harus bisa meluangkan waktu bermain dengan anak. Jika Anda bekerja, bagi waktu untuk dapat berkumpul dan bermain bersama anak. Misalnya setelah pulang kerja atau di hari libur. Biarkan anak bebas bermain dan jangan dikekang dengan berbagai peraturan yang dapat menghalangi kreativitas si anak.
6. Ajari sikap saling menghormati, menghargai, dan berbagi
Ajari sikap saling menghormati, menghargai, dan berbagi
Jadilah orangtua memberi teladan dan panutan bagi si anak. Salah satunya mengajarkan sikap saling menghormati dan menghargai terhadap sesama. Misalnya saat ada anak lain membutuhkan bantuan, seperti baju atau sepatu, ajarkan anak untuk menyumbangkan baju layak pakainya.
Biarkan si anak yang menyerahkan sendiri baju tersebut agar dia senang dan punya pengalaman berkesan. Atau mengajarkan anak untuk bisa menghargai uang, menabung sedari kecil. Sikap saling menghormati, menghargai, dan berbagi akan berguna saat nanti si anak dewasa.
Ganti Kata Jangan dalam Mendidik Anak
Banyak orangtua yang menggunakan kata ‘jangan’ sebagai larangan. Contohnya jangan nakal, jangan berisik, jangan nangis, dan sebagainya. Sebaiknya mulai sekarang ganti kata tersebut dengan kalimat alternatif yang memberi rasa nyaman ke anak. Seperti jangan berantem = harus sayang sama teman ya, atau jangan berebut mainan = mainannya gantian ya.
Bagaimana apakah Anda sudah menerapkan cara mendidik anak seperti di atas?
Baca Juga: Biaya Sekolah Makin Mahal, Begini Loh Caranya Mengatur Dana Pendidikan Anak