Urban Farming Jadi Masa Depan Industri Pertanian

Isu lingkungan menjadi topik hangat yang dibahas oleh masyarakat di seluruh dunia. Perkembangan teknologi dan proses modernisasi serta urbanisasi membuat lahan hijau semakin hari semakin berkurang luasnya. Jika terus dibiarkan terlalu lama, tidak butuh waktu panjang bumi akan kehabisan ruang terbuka hijau untuk bertani dan menanam pohon. 

Untungnya, komunitas pecinta lingkungan mencetuskan sebuah konsep berkebun yang dapat dengan mudah dilakukan di lahan yang terbatas, khususnya area urban seperti perkotaan besar. Konsep berkebun tersebut dikenal dengan nama urban farming yang digadang-gadang menjadi konsep pertanian di masa depan. 

Meski awalnya hanya sebatas inisiasi mandiri dari komunitas pecinta alam sebagai upaya untuk menjaga lingkungan, kini konsep urban farming sudah mulai dipraktikkan oleh masyarakat secara luas. Hingga kini, konsep berkebun tersebut terus menjamur secara masif dan berhasil menjelma sebagai suatu tren kekinian pada masyarakat urban. 

Lantas, apa sih yang sebenarnya dimaksud dengan urban farming? Mengapa konsep bertani menjadi masa depan bagi industri pertanian? Nah, untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut adalah ulasan lengkapnya

Baca Juga: Peluang Usaha Kreatif, Modal Rp500 Ribu. Yuk, Jadi Petani Modern

Apa Itu Urban Farming?

loader

Urban Farming

Urban farming adalah kegiatan bercocok tanam yang dilakukan di lingkungan atau lahan rumah perkotaan. Konsep bertani ini dianggap beriringan dan selaras dengan keinginan masyarakat perkotaan untuk memiliki gaya hidup yang sehat. 

Dalam praktiknya, urban farming memiliki hasil panen yang lebih menyehatkan. Lantaran, mulai dari sistem penanaman, perawatan, dan panen, sepenuhnya dilakukan secara organik. Tidak ada penggunaan pupuk kimia maupun pestisida sintesis dalam menjalani konsep bercocok tanam ini. 

Adanya konsep ini juga dapat menjawab masalah penurunan kualitas hidup masyarakat kota. Melalui aktivitas berkebun dalam rumah ini, masyarakat mampu meningkatkan kualitas hidupnya dengan mendapatkan bahan makanan yang sehat, serta menyegarkan pikiran setelah seharian berhadapan dengan hiruk pikuk kesibukan bekerja. 

Namun, pada skala yang lebih besar, praktik ini dapat memberikan dampak krusial bagi keberlangsungan hidup masyarakat urban secara umum. Dalam sejumlah penelitian, disebutkan bahwa urban farming mampu menjadi konsep pertanian yang ideal dan bermanfaat di masa mendatang. Jadi, tidak mengherankan jika urban farming menjadi konsep bercocok tanam yang kini mulai banyak dilirik oleh masyarakat yang tinggal di pusat kota.

  1. Menjadi Solusi Masalah Krisis Lahan Terbuka Hijau

    Kemajuan teknologi dan industri membuat pembangunan di area perkotaan terjadi secara masif. Hal ini menyebabkan semakin tergusurnya area terbuka hijau dan digantikan dengan gedung tinggi ataupun pabrik. Dalam jangka panjang, masifnya aktivitas pembangunan ini akan mengganggu kestabilan ekosistem dan lingkungan. 

    Dalam jangka pendeknya, masyarakat yang tinggal di area sekitar pasti akan terdampak dengan berbagai macam polusi yang membuat kualitas hidupnya menjadi semakin memburuk. Dengan adanya konsep bertani modern ini seakan menjadi solusi yang sempurna untuk mengatasi permasalahan tersebut. 

    Tidak membutuhkan lahan yang banyak, kegiatan bercocok tanam ini dapat dipraktikkan dengan memanfaatkan lahan terbuka hijau yang terbatas di tengah kepadatan bangunan perkotaan. Melalui urban farming, area perkotaan yang sudah tercemar dapat dikelola dan menjadikan lingkungannya semakin sehat dan nyaman untuk ditinggali. 

    Terdapat berbagai jenis sistem penanaman pada urban farming yang bisa dipraktikkan dengan mudah, seperti: 

    • Hidroponik.
    • Akuaponik.
    • Vertikultur. 

    Bahkan, tak sedikit penggiat konsep bertani ini yang sukses menyulap area tak terpakai di rumahnya, seperti atap dan tembok menjadi kebun atap dan taman vertikal. Jadi, tergantung dari kreativitas Anda memanfaatkan lahan tak terpakai yang ada di rumah, konsep ini pasti bisa diwujudkan dan memberikan manfaat yang diharapkan. 

  2. Membantu Mewujudkan Ketahanan Pangan

    Aktivitas urbanisasi yang pesat membuat keberadaan wilayah pertanian semakin tereliminasi. Khususnya di area perkotaan, lahan hijau hampir mustahil bisa ditemukan untuk ditanami dengan berbagai tumbuhan yang dapat menjadi sumber ketahanan pangan secara mandiri. Saat kondisi ketahanan pangan mandiri tidak dapat terwujud, sudah pasti akan terjadi inflasi harga yang membuat kesejahteraan masyarakat terganggu. 

    Oleh karenanya, penting bagi masyarakat perkotaan untuk mulai mengembangkan konsep pertanian modern ini. Dengan begitu, bahan makanan akan tercukupi ketersediaannya dan mampu meningkatkan ketahanan pangannya sendiri. Selain itu, pemerintah juga perlu menaruh andil cukup besar untuk mempromosikan konsep ini kepada masyarakat agar bisa diterapkan dengan lebih cepat dan merata.

  3. Mampu Menjadi Salah Satu Cara Memberdayakan Masyarakat

    Mempraktikkan konsep urban farming tidak hanya mampu mendekatkan penggiatnya dengan alam. Namun, dengan membuat atau bergabung dengan komunitas urban farming, penggiat aktivitas berkebun ini dapat menambah relasi dan merekatkan hubungan dengan para penggiat lainnya. 

    Tidak harus dalam skala luas, urban farming dapat dimulai dengan membentuk komunitas di lingkungan bertetangga Anda, seperti RT atau RW. Dengan rutin melakukan aktivitas bercocok tanam ini, rasa kebersamaan antar tetangga pasti akan terbangun dan budaya saling membantu serta gotong royong akan tercipta.

    Lambat laun, setelah komunitas mulai berkembang, akan mulai banyak penggiat dari area lain yang ikut bergabung dan mempraktikkan konsep ini. Alhasil, aktivitas ini dapat menjadi salah satu alternatif meningkatkan produktivitas masyarakat perkotaan dan memberdayakan individu maupun komunitas. Dampak positif lainnya, hasil panen dari kegiatan bercocok tanam ini dapat menjadi penunjang kondisi ekonomi dengan cara menjualnya ke pasar ataupun untuk konsumsi pribadi. 

  4. Membawa Angin Segar bagi Industri Pertanian di Masa Depan

    Meski hanya memanfaatkan lahan yang terbatas di area perkotaan, urban farming dapat menjadi solusi menyelesaikan masalah keterbatasan bahan pangan yang mungkin terjadi di masa depan. Menurut sebuah penelitian, jika urban farming dapat diimplementasikan secara menyeluruh di semua kota besar di dunia, produksi dari konsep pertanian ini mampu menghasilkan sekitar 180 juta ton makanan. 

    Jika dibandingkan dengan total produksi makanan dalam skala global, hasil produksi tersebut sudah mencapai angka 10 persen. Jadi, dengan hanya memanfaatkan lahan yang terbatas dan dilakukan di area perkotaan, konsep pertanian modern ini mampu menghasilkan bahan pangan dengan jumlah yang tidak boleh diremehkan. 

    Tidak hanya berhenti sampai di situ, implementasi urban farming juga berpotensi untuk menghemat pemakaian energi di dunia hingga 15 miliar kilowatt setiap jamnya, serta menghasilkan sekitar 170 ribu ton nitrogen di udara. Jika disetarakan, impak konsep bercocok tanam ini mampu menghambat pencemaran sungai dan aliran air bersih yang diakibatkan oleh 57 juta m2 limpasan badai.

    Melihat krusialnya manfaat urban farming tersebut, pemerintah perlu menerapkan strategi agar urban farming dapat menjadi konsep dasar dalam merencanakan tata kota di kemudian hari. Dengan begitu, masalah keterbatasan pangan akibat industri pertanian yang semakin terpuruk tidak akan sampai terjadi. 

Baca Juga: Usaha Agrobisnis, Peluang Usaha Rumahan dengan Keuntungan Berlipat

Beberapa Dampak Buruk Urban Farming

Implementasi urban farming memang mampu memberikan beragam manfaat dan dampak positif. Namun, bukan berarti jika konsep bertani ini tidak berisiko menimbulkan dampak buruk jika tidak dijalankan dengan cara yang tepat dan optimal. 

Beberapa dampak buruk dari urban farming adalah:

  • Mampu memicu risiko polusi udara dan suara.
  • Meningkatkan potensi banjir.
  • Pemborosan energi, khususnya air. 
  • Jika lalai, Anda mampu meningkatkan jumlah spesies nyamuk termasuk jenis malaria. 

Dimulai dari Masyarakat, Penerapan Urban Farming Butuh Support Pemerintah agar Optimal

Tren urban farming sebenarnya dapat muncul dari kesadaran masyarakat sendiri terhadap pentingnya menjaga lingkungan. Namun, agar bisa diterapkan secara luas dan merata, dibutuhkan peran pemerintah untuk turut mengenalkan konsep tersebut kepada masyarakat dan mendukungnya. 

Dengan begitu, manfaat dan dampak positif dari urban farming ini bisa terwujud dan menjadi solusi isu lingkungan yang umum terjadi di area perkotaan.

Baca Juga: Berbagai Tanaman Hias Indoor yang Mudah Dibudidayakan