Bisa Jadi Koleksi Sekaligus Investasi, Apa Perbedaan Dinar dan Dirham?
Di antara beragam jenis instrumen investasi yang populer di kalangan masyarakat, tak dapat dipungkiri jika emas dan perak selalu diminati investor. Tidak hanya dibeli dalam bentuk logam batangan atau perhiasan, emas dan perak juga kerap ditransaksikan menggunakan bentuk khusus yang disebut dinar dan dirham.
Bagi yang belum tahu, dinar dan juga dirham adalah sebutan untuk kepingan emas dan perak yang memiliki ukuran dan berat tertentu. Sejak zaman dahulu kala, kedua kepingan ini kerap dijadikan sebagai alat pembayaran resmi, walaupun saat ini lebih populer jadi instrumen investasi.
Lantas, apa perbedaan dinar dan dirham ini? Juga, bagaimana cara tepat berinvestasi di kedua jenis logam mulia tersebut? Nah, jika kamu tertarik untuk menjadikannya sebagai aset investasi, simak penjelasan tentang perbedaan dinar dan dirham berikut ini.
Definisi Emas Dinar
Dinar adalah istilah yang mengacu pada keping atau koin emas yang telah digunakan sebagai alat tukar sejak berabad-abad lalu, Bahkan penggunaan koin emas ini telah berlaku semenjak zaman Nabi Muhammad SAW. Keping emas ini digunakan sebagai pengganti sistem barter yang biasa dipraktikkan oleh masyarakat Arab di zaman itu.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, penggunaan dinar sebagai alat pembayaran mulai ditinggalkan. Saat ini, keping emas dinar lebih banyak dijadikan sebagai aset investasi karena dibuat menggunakan emas murni. Hal tersebut membuat harga dinar cenderung stabil dan terus meningkat mengikuti harga jual emas murni di pasaran.
Berbeda dengan emas batangan, emas dinar mempunyai berat setara 4,25 gram dan biasanya dibuat dari emas 24 karat atau 22 karat. Selain itu, koin dinar juga ada yang berukuran ½ dinar, ¼ dinar, hingga 4 dinar. Terkait harga dinar sendiri biasanya mengikuti harga emas murni di pasaran dan disesuaikan dengan kadar karat dan ukurannya.
Cara Berinvestasi Emas Dinar
Terkait cara investasi emas dinar sendiri pada dasarnya tak jauh berbeda dengan emas batangan atau emas murni. Jika ingin investasi dinar, kamu perlu membelinya terlebih dulu dan menyimpannya selama beberapa waktu sembari memantau fluktuasi harganya di pasaran. Lalu, jika harga jualnya saat ini telah jauh melampaui harga belinya dulu, artinya emas ini bisa dijual dan memberi keuntungan.
Utamanya, ketika membeli dinar, pastikan untuk memilih toko atau perusahaan tambang yang kredibel dan terpercaya. Untuk di Indonesia, salah satu produsen resmi emas dinar adalah Aneka Tambang atau Antam.
Idealnya, investasi dinar emas dilakukan untuk jangka panjang atau di atas 5 tahun agar mampu memberi imbal hasil yang optimal. Tapi, pahami jika dinar dianggap sebagai emas perhiasan di Indonesia sehingga akan dikenakan pajak 10 persen.
Definisi Dirham Perak
Jika dinar mengacu pada keping emas, dirham adalah sebutan untuk keping atau koin yang dibuat menggunakan bahan perak. Sama halnya dengan dinar, dirham juga populer dijadikan sebagai alat pembayaran di zaman dahulu. Tapi, kini keping logam ini lebih sering dianggap instrumen investasi atau barang koleksi.
Dirham sendiri dibuat dari perak yang memiliki kemurnian 99,5% dan memiliki berat sekitar 2,957 gram. Jika melihat dari potensinya sebagai instrumen investasi, perak memiliki kemiripan dengan emas yang nilainya relatif stabil dan terus meningkat seiring waktu.
Untuk harga dirham sendiri mengacu pada harga perak di pasaran, sesuai dengan berat dan kadar kemurniannya. Sama seperti dinar, dirham juga mempunyai nilai yang berbeda, seperti 1 dirham, 5 dirham, hingga paling besar 50 dirham.
Cara Berinvestasi Dirham Perak
Jika ingin berinvestasi dirham, kamu bisa membelinya di perusahaan tambang seperti Antam atau UBS. Sama halnya dengan membeli dinar, pembelian dirham wajib disertai sertifikat keaslian.
Berbeda dengan dinar, harga dirham cenderung lebih terjangkau sehingga lebih mudah dibeli dalam jumlah yang besar. Tapi, sebelum membelinya, usahakan untuk mengecek fluktuasi harganya terlebih dulu. Usahakan untuk membeli dirham saat harga perak sedang melandai agar meningkatkan potensi keuntungan saat menjualnya kembali di masa depan.
Agar mendapat imbal hasil yang optimal, investasi dirham dianjurkan untuk dilakukan dalam jangka panjang. Selain itu, meski tak membebankan biaya pembuatan ketika menjual dirham, tapi pembelian keping perak ini dikenakan dengan pajak PPN.
Perbedaan Dinar dan Dirham
Setelah membahas pengertiannya, kamu tentu penasaran tentang perbedaan dinar dan dirham. Mengacu dari beberapa aspek, berikut adalah perbedaan dinar dan dirham yang penting untuk kamu ketahui.
Aspek |
Dinar |
Dirham |
Sejarah |
Sudah digunakan dari ribuan tahun lalu sebagai mata uang serta lindung nilai |
Sudah digunakan sebagai alat pembayaran dari zaman kekhalifahan Islam |
Bahan Dasar |
Biasanya emas murni 24 karat atau 22 karat dengan berat 4,25 gram |
Terbuat dari perak murni maupun dicampur dengan tembaga dan memiliki berat sekitar 2,9 gram |
Bentuk |
Biasanya ditemukan dengan bentuk koin atau kepingan yang memiliki ukiran dan desain tertentu |
Biasanya ditemukan dengan bentuk koin, khususnya yang berhubungan dengan dunia Islam |
Harga |
Harga dinar secara umum mengikuti harga emas di pasaran dan menyesuaikan dengan kadar karat serta ukuran gramnya. Sehingga, jika dijadikan sebagai instrumen investasi, dinar mampu memberi potensi imbal hasil setara investasi emas batangan. |
Harga dirham cenderung stabil dan tak selalu meningkat seiring waktu alias stagnan |
Penggunaan |
Dinar dulu lebih populer dijadikan sebagai alat pembayaran saat bertransaksi. Tapi, kini dinar lebih banyak digunakan sebagai aset investasi dan barang koleksi yang memiliki karakteristik mirip emas batangan atau emas murni. |
Koin dirham digunakan sebagai alat pembayaran yang luas berlaku di zaman kekhalifahan Islam. Tapi, saat ini keping perak ini lebih banyak dijadikan sebagai barang koleksi atau aset investasi |
Regulasi |
Di Indonesia, tidak ada regulasi khusus terkait koin dinar selain sebagai instrumen investasi dan produk emas murni. Tapi, kepemilikan dinar dianggap sebagai perhiasan sehingga terdapat pengenaan bunga 10 persen. |
Di Indonesia tidak ada regulasi resmi terkait penggunaan atau adanya dirham sehingga memiliki risiko pemalsuan ataupun penipuan. |
Nilai Tukar |
Nilai tukar dinar menyesuaikan dengan nilai tukar emas di pasaran. Sehingga, pergerakan atau fluktuasi harganya dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang sama dengan emas murni, misalnya tingkat penawaran dan permintaan, dan nilai tukar dari mata uang terhadapnya. |
Nilai tukar dari dirham umumnya tergantung dari kekuatan ekonomi sebuah negara ataupun wilayah yang menjadikannya sebagai mata uang atau alat pembayaran |
Ketahui Dulu Perbedaan Dinar dan Dirham Jika Tertarik Investasi dan Membelinya
Meski dulunya luas digunakan sebagai alat pembayaran menggantikan sistem barter, kini dinar dan dirham lebih populer menjadi aset investasi dan koleksi. Tentunya, kedua aset ini memiliki karakteristik dan keunggulannya tersendiri yang mampu mempengaruhi potensinya saat dijadikan instrumen investasi. Nah, semoga penjelasan di atas mampu membantumu mengetahui perbedaan dinar dan dirham agar lebih tepat menentukan pilihan sesuai kebutuhan investasi dan penggunaan.